Selasa, 22 Mei 2007

Kalbar Jajaki Ekspor Kambing ke Arab Saudi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) kini menjajaki ekspor kambing ke Arab Saudi untuk memenuhi kebutuhan daging di negara Timur Tengah itu yang mencapai angka 600.000 setiap tahunnya.

"Delegasi dari Arab Saudi rencananya akan berkunjung ke Indonesia. Salah seorang pengusaha yang ikut rombongan rencananya juga akan datang ke Kalbar untuk melihat peternakan kambing di perbatasan," ujar Kepala Dinas Kehewanan dan Peternakan (Diswanak) Kalbar, Abdul Manaf Mustafa, di Pontianak, Jumat.

Selama ini, lanjut Abdul Manaf, untuk memenuhi kebutuhan daging kambing, pemerintah Arab Saudi mengimpor dari Australia. Kedatangan delegasi Saudi Arabia merupakan kunjungan balasan dari pihak Departemen Pertanian.

"Peluang ekspor kambing ke Arab Saudi terbuka setelah adanya kunjungan dari Indonesia, selain Kalbar, sejumlah provinsi di Sumatera juga ditawari untuk menjajaki ekspor ke Arab Saudi," katanya.

Ia menambahkan, program pengembangan peternakan kambing di perbatasan Kalbar dan Sarawak (Malaysia Timur) telah berlangsung secara intensif dalam kurun waktu delapan bulan terakhir.

Dinas Hewan Ternak (Diswanak) Kalbar memberikan bantuan sebanyak 400 kambing ke empat desa, yang masing-masing desa mendapatkan bantuan 100 kambing, yakni satu desa di Kecamatan Jagoi Babang, dan tiga desa lainnya di Kecamatan Seluas.

Saat melakukan peninjauan ke desa penerima bantuan pekan lalu, Abdul Manaf cukup senang karena hasilnya menggembirakan. "Sekarang, kambing-kambing itu sudah bertambah 130 ekor. Kambing betina dari bantuan Diswanak, juga telah bunting," katanya.

Pengelolaan kambing bantuan tersebut melalui kelompok-kelompok tani yang tersebar di empat desa.

Jenis kambing bantuan Diswanak Kalbar merupakan Peranakan Etawa (PE), sedangkan untuk program jangka panjang dari peternakan kambing di perbatasan itu jenis kambing yang dikembangkan adalah Burawa. "Ukuran kambing jenis Burawa lebih besar dari PE sesuai permintaan di Timur Tengah," ujarnya.

Terkait dengan rencana tersebut, sebanyak 6,000 peserta siap melaksanakan pengembangan ternak kambing. Pengembangan itu juga akan didukung sektor perkebunan seperti pemberian bibit tanaman coklat dan lada, katanya menambahkan.

Senin, 21 Mei 2007

PERHATIAN MASYARAKAT ARAB SAUDI TERHADAP KORBAN BENCANA ALAM GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI ACEH MAKIN MENINGKAT

Perhatian Pemerintah dan Masyarakat Arab Saudi terhadap korban bencana gempa bumi dan gelombang tsunami sampai saat ini masih tinggi. Hal ini terbukti dari sumbangan-sumbangan mereka melalui KBRI Riyadh, KJRI Jeddah maupun melalui Pemerintah Arab Saudi sendiri sampai saat ini masih terus mengalir.

Berikut adalah catatan kegiatan pengumpulan sumbangan bagi korban bencana gempa bumi dan gelombang tsunami di Aceh:

  1. Pemerintah Arab Saudi telah memberikan bantuan sebesar US$ 10 juta. Dari jumlah tersebut, sebesar US$ 2,5 juta diberikan kepada Indonesia. Untuk meningkatkan jumlah bantuan tersebut, Raja Fahd telah menginstruksikan Televisi Arab Saudi agar mengorganisir telethon untuk mengumpulkan dana bantuan bagi korban bencana gempa bumi dan tsunami di Asia. Telethon tersebut telah diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 6 Januari 2005 dari pagi hingga malam hari. Dalam telethon tersebut, para keluarga raja, para pejabat, pengusaha dan masyarakat Arab Saudi secara sukarela memberikan sumbangannya. Dari kegiatan tersebut terkumpul lebih SR 300 juta (US$ 83 juta). Dana tersebut akan disalurkan kepada negara-negara yang terkena musibah gempa bumi dan bencana alam.
  1. Pada malam tahun baru, KBRI Riyadh menyelenggarakan malam peduli Aceh. Acara ini dihadiri oleh masyarakat Indonesia di Riyadh, dan berhasil mengumpulkan sumbangan sebesar Rp. 100 juta. Kegiatan serupa dilakukan di KJRI Jeddah dan berhasil mengumpulkan dana US$ 5.000,-
  1. Setelah itu, sumbangan-sumbangan masyarakat Indonesia, masyarakat Arab Saudi maupun para expatriat masih terus mengalir ke KBRI Riyadh maupun KJRI Jeddah. KBRI Riyadh pada tanggal 10 Januari 2005 telah mentransfer tahap ke-2 sumbangan uang yang terkumpul sebesar US$ 20.000,-
  1. Sumbangan-sumbangan dalam bentuk barang diterima oleh KBRI Riyadh, KJRI Jeddah, dan Garuda Indonesia di Dammam. Dengan kerjasama pihak PT Garuda Indonesia, KBRI telah mengirimkan pakaian, bahan makanan serta obat-obatan seberat 4,8 ton, Garuda Indonesia di Dammam – Arab Saudi telah mengirimkan bahan bantuan 4 ton, dan KJRI Jeddah 7 ton. Total terkirim sampai saat ini 15,8 ton. Pengiriman barang-barang bantuan tersebut masih akan terus berlanjut.
  1. Dari jumlah barang bantuan di atas, beberapa diantaranya merupakan sumbangan pengusaha-pengusaha Arab, seperti Al-Hokkair (jaringan retail) sebanyak 175 kardus pakaian anak-anak dan wanita dalam keadaan baru, Jazeera Pharmaceutical Industries sebanyak 474 box obat-obatan, China Town Est berupa obat-obatan dan pakian baru sebanyak 22 boks.
  1. Sampai saat ini KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah masih terus menerima bantuan dari masyarakat Arab Saudi dalam bentuk uang maupun barang.

Memperhatikan hal-hal di atas, sebenarnya perhatian Pemerintah dan masyarakat Arab Saudi maupun para expatriat di Arab Saudi terhadap bencana alam gempa bumi dan tsunami di Aceh cukup besar.

http://www.kbri-riyadh.org.sa/infoindex/informasi19.html

Sabtu, 19 Mei 2007

Arab Saudi Bantu 5 Pesawat

Pemerintah Arab Saudi akan membantu lima pesawat dan 100 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia, untuk penanganan pascabencana di Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

"Bantuan pesawat akan diberikan setelah ada persetujuan pemerintah Indonesia," kata Ketua Umum Bulan Sabit Merah Arab Saudi, Dr Abdurahman As-Shalaewen, di Banda Aceh, Minggu (23/1).

Pemerintah dan masyarakat Arab Saudi, tambah As-Shalaewen, juga membantu keuangan sebesar 100 juta dollar AS, dan 30 juta dollar AS di antaranya telah diserahkan. Bantuan sebesar 10 juta dollar AS diserahkan melalui PBB dan institusi-institusi yang banyak memberikan kontribusikan di Aceh.

"Bantuan keuangan diperuntukan bagi perbaikan fasilitas kesehatan rumah sakit, Puskesmas dan obat-obatan. Bantuan sebesar 70 juta dollar AS berasal dari masyarakat Arab Saudi," ujar As-Shalaewen.

Pemerintah Arab Saudi, tambahnya, juga segera membahas bantuan lain untuk masyarakat Aceh pascabencana. Namun, besar kemungkinan bantuan akan diberikan berupa pembangunan rumah-rumah anak yatim piatu dan panti asuhan.

Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Alwi Shihab mengatakan, sejumlah pihak di NAD dikabarkan menjual bantuan berupa kebutuhan pokok yang mestinya menjadi hak korban Tsunami.

Menurut Alwi yang juga Ketua Harian Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi, penyelewengan hampir terjadi di seluruh Banda Aceh. Ini terjadi karena ketidakmerataan dalam pendistribusian bantuan.

"Karena semangat untuk memberikan bantuan, akhirnya distribusi bantuan di daerah tertentu lebih," kata Alwi. Dia menambahkan, kemungkinan hasil penjualan bantuan dibelikan rokok.

Kendati demikian, pihak Bakornas PBP belum bisa menindak pihak-pihak yang telah menyalahgunakan bantuan itu. Agar tidak terulang, Bakornas berencana memperketat pengawasan distribusi bantuan sehingga bantuan dari lokal maupun asing dapat dipertanggungjawabkan.

Selasa, 15 Mei 2007

Arab Saudi Perangi Teroris, Mirip 11 September

Riyadh, Totalitas pemerintah Arab Saudi dalam razia anti-teror membuahkan hasil. Jumat lalu, polisi Saudi berhasil membongkar skenario teror yang dirancang mirip tragedi 11 September 2001 (9/11) di Amerika Serikat (AS) dan menangkap sejumlah militan. Kementerian Dalam Negeri Saudi melaporkan, skenario teror berideologi Al Qaeda itu sudah dipersiapkan dengan sangat matang. Sebab, militan yang tertangkap pun sudah dilatih mengemudikan pesawat komersial.

Menurut Jubir Kemendagri Saudi Mayjen Mansour al-Turki, militan yang dibekali keterampilan mengemudikan pesawat itu dipersiapkan untuk misi bunuh diri.

”Kelompok yang terdiri dari 172 ekstremis Islam tersebut mengadaptasi ideologi Al Qaeda dan sepertinya memang berupaya mewujudkan tujuan-tujuan Al Qaeda untuk mengambil alih pemerintahan,” kata al-Turki.

Dia menambahkan, militan-militan yang dipersiapkan untuk misi bunuh diri mirip 9/11 itu dilatih menerbangkan pesawat komersial di luar negeri.

Lebih lanjut, al-Turki menerangkan bahwa pesawat-pesawat komersial tersebut akan dimanfaatkan layaknya mobil. Selanjutnya, militan Saudi tersebut akan melancarkan serangan bunuh diri dengan pesawat komersial, seperti serangan bom mobil bunuh diri militan di Iraq. ”Target utama mereka adalah pangkalan militer Saudi. Sebab, hingga saat ini, serangan-serangan yang mereka lancarkan belum pernah berhasil menyentuh lokasi itu. Karena itu, mereka akan mencoba cara baru dengan meledakkan pesawat di atas pangkalan,” terangnya.

Al-Turki menduga, militan-militan tersebut menjalani pelatihan khusus mereka di negara-negara sekitar Saudi yang berkonflik. ”Kemungkinan, mereka berlatih di Iraq, Somalia, Pakistan atau kawasan berkonflik yang lain. Terlalu banyak untuk saya sebutkan disini,” ujar al-Turki. Selain pangkalan militer Saudi, diduga target serangan militan tersebut adalah fasilitas umum, gedung-gedung pemerintah, kilang minyak dan penjara. Al-Turki yakin, militan yang terbagi dalam tujuh jaringan itu akan menyerbu penjara dan membebaskan rekan mereka yang mendekam di sana.

Sementara, dalam pernyataan tertulisnya kemarin, Mendagri Prince Naif bin Abdulaziz menegaskan bahwa Saudi akan terus memerangi segala bentuk kejahatan. Selain itu, dia juga menyisipkan pujiannya atas keberhasilan aparat penegak hukum Saudi. ”Sebaiknya rakyat Saudi bekerja sama dengan aparat penegak hukum dan menginformasikan lokasi persembunyian para tersangka teror di sekitar wilayah mereka. Sebab, semua itu sangat penting,” imbau Prince Naif, seperti dikutip harian Al-Riyadh.


Arab Saudi Lirik Potensi Perkebunan di Riau

Besarnya potensi perkebunan di Riau ternyata menjadi perhatian bagi para pengusaha sukses dari Arab Saudi. Buktinya Selasa (27/7) tiga orang pengusaha asal Arab Saudi berkunjung ke Riau untuk menjajakan kemungkinan menanamkan investasinya di bidang perkebunan di daerah ini.

Ketika pengusaha Arab Saudi itu rencananya akan melakukan dialog dengan Gubernur Riau HM Rusli Zainal. Namun rencana mereka untuk berdialog dengan gubernur batal karena waktu itu Rusli Zainal sedang ada acara di luar kota. Akhirnya ketiga pengusaha itu diterima Kepala Badan Investasi dan Promosi Riau, Nazief Susila Dharma.

Nazief seusai pertemuan itu menjelaskan kepada wartawan, ketiga pengusaha Arab yang dipimpin Hasan Basir Jambi tersebut menyampaikan minat mereka untuk berinvestasi di Riau. "Mereka datang untuk melihat peluang investasi di Riau dan sekaligus menyampaikan minat untuk menanamkan investasi di Riau," ujar Nazief.

Bidang investasi yang paling menarik ketiga pengusaha Arab tersebut adalah sektor perkebunan kelapa sawit sekaligus pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS). "Kami sampaikan kepada mereka bahwa peluang agrobisnis, terutama perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit di Riau masih sangat potensial dan mereka sangat tertarik," ujarnya.

Kunjungan tiga pengusaha Arab tersebut, tambah Nazief sebagai tindak lanjut dari kunjungan Gubernur Riau HM Rusli Zainal ke Jeddah, Arab Saudi beberapa bulan silam. Dalam kunjungan itu Rusli Zainal sempat mempromosikan potensi ekonomi Riau di hadapan pengusaha di Arab Saudi itu.

Pangeran Arab Saudi, Gubernur Mekkah Meninggal Dunia

Riyadh, Pangeran Abdul-Majid bin Abdul-Aziz, gubernur kota suci umat Islam, Mekkah, meninggal dunia, Sabtu (5/5) setelah lama menderita sakit, kata satu pernyataan kerajaan Arab Saudi. Ia meninggal dunia di usia 65 tahun.

Abdul-Majid yang merupakan saudara tiri Raja Saudi Abdullah diterbangkan ke AS dimana ia kemudian meninggal dunia setelah kesehatannya mendadak memburuk, kata pernyataan itu.

Pernyataan singkat tersebut tidak memberikan keterangan lebih rinci seputar penyebab kematian atau mengatakan secara pasti dimana di wilayah AS pangeran itu meninggal dunia.

Pernyataan itu hanya mengatakan ia telah menjalani operasi sebelumnya dan telah kembali ke Arab Saudi namun diterbangkan kembali ke AS saat kondisinya memburuk.

Abdul-Majid adalah putra ke-33 pendiri kerajaan Arab Saudi, almarhum Raja Abdul-Aziz yang memiliki 36 putra. Pada tahun 1985, almarhum Raja Fahd menunjuk Abdul-Majid yang hanya memiliki seorang putra, Faisal, sebagai gubernur kota suci Mekkah. 15 tahun kemudian ia menjadi pimpinan Mekkah. (AP/JL)

Arab Saudi Damaikan Sudan dan Chad

Kabar baik datang dari Sudan dan negeri Chad yang menandatangani perjanjian damai untuk menentukan batas-batas territorial wilayah keduanya. Perjanjian damai kedua negara ini diperantarai oleh Arab Saudi yang menjadi penengah.

Presiden Sudan, Omar Bashir dan Presiden Chad, Idriss Deby bertemu atas Masjid Raja Abdullah di Janadriya, Riyadh. Raja Abdullah sendiri yang menjadi perantara perdamaian dua pemimpin negara. Raja Abdullah hadir bersama dengan Presiden Omar Bashir lebih dulu di tempat. Selang beberapa waktu kemudian disusul oleh Presiden Chad, Idriss Deby yang datang dengan iring-iringan kenegaraan.

Turut dalam pertemuan ini, beberapa menteri dari kedua negara dan juga pangeran Arab Saudi serta Gubernur Riyadh, Pangeran Salman. “Kata-kata yang paling baik adalah kata-kata yang singkat tapi penuh arti, ” demikian ujar Raja Abdullah membuka perundingan damai kedua negara ini. Dan setelah membuka perundingan, Raja Abdullah menganugerahkan Medali King Abdul Aziz kepada kedua pemimpin negara, Omar Bashir dan Idriss Deby.

Sejak lama pemerintahan Republik Chad memprotes dan mengecam kegiatan pemerintahan Sudan yang mendukung gerakan pemberontakan di dalam wilayah Republik Chad. Salah satu pasukan milisi yang banyak mendapat kecaman adalah pasukan Janjaweed yang seringkali melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Tapi pemerintahan Sudan tidak menerima dan menolak tuduhan bahwa Sudan berada di belakang kelompok milisi yang sering melakukan kerusuhan, terutama pasukan Janjaweed yang kerap kali dilaporkan melakukan perkosaan pada perempuan-perempuan di pengungsian Darfur.

Bulan lalu, Amerika dan Inggris mengajukan Sudan pada Perserikatan Bangsa-bangsa karena terlibat dalam konflik yang tak terkendali di Darfur. Diharapkan, perjanjian damai antara Chad dan Sudan yang difasilitasi oleh Arab Saudi ini akan menandai babak baru hubungan kedua negara. Lebih lanjut, perjanjian ini akan mengakhiri konflik-konflik horizontal di kedua wilayah perbatasan negara.

Juniper Didistribusikan Di Arab Saudi

Juniper Networks, Inc. mengumumkan bahwa Bayanat Al-oula, provider layanan terbaru di Arab Saudi, telah memilih Juniper Networks untuk pembangunan jaringan generasi mendatangnya yang berbasis IP/MPLS berdasarkan router hulu hilir multi layanan rangkaian M dan T dari Juniper Networks. Jaringan anyar ini lantas dirancang memungkinkan beberapa layanan premium seperti layanan suara, data, video dan IPTV di seluruh Arab Saudi bagi pengguna kalangan rumahan dan bisnis. Juniper juga sediakan layanan profesional mendukung rancangan dan implementasi jaringan Bayanat.

"Jaringan baru ini adalah investasi signifikan masa depan perusahaan itu, ketika perusahaan tersebut berencana menjadi platform pendukung keseluruhan portfolio layanan IP kami yang tengah berkembang," tukas Abdulmajeed Elshawa, CEO Bayanat.

"Kami dengan hati-hati mengevaluasi beragam solusi routing dari sejumlah vendor kelas dunia, dan teknologi Juniper secara konsisten ternyata mendistribusikan reliabilitas tiada banding, performa dan fleksibelitas dalam paket harga efektif. Semua keunggulan platform Juniper, dan fakta bahwa rangkaian M dan T menyediakan operating system dan arsitektur JUNOS yang sama, meyakinkan Bayanat untuk mengimplementasikan strategi vendor tunggal di hulu dan pada hilir layanan," lanjut Elshawa.

Dengan lebih dari 2.500 unit yang didistribusikan secara global, rangkaian T Juniper Networks adalah platform routing hulu paling dapat diskalasikan, kaya fitur dan fleksibel. Rangkaian ini juga memiliki improvisasi fitur berkelanjutan yang menjamin performa dan ketersediaan tinggi untuk jaringan paling dibutuhkan dan mutakhir.

Seperti dikutip dari Totaltele.com, rangkaian M Juniper Network portfolio hilir multilayanan secara unik mengkombinasikan kemampuan IP/MPLS terbaik di kelasnya dengan reliabilitas, stabilitas, keamanan, dan kekayaan layanan tiada banding. Platform routing hilir multilayanan ini mungkinkan provider mengkonsolidasikan beragam jaringan pada infrastruktur tunggal IP/MPLS, sementara secara simultan menghasilkan pendapatan baru dengan layanan hilir terkemuka.

Senin, 14 Mei 2007

Arab Saudi Cabut Larangan Memotret


Berkat perjuangan badan pariwisata Arab Saudi, kerajaan Arab Saudi akhirnya mencabut larang memotret di tempat-tempat publik. Pencabutan larangan itu bertujuan untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan ke negara kaya minyak itu.

Dekrit tentang pencabutan larangan memotret di tempat-tempat umum sebenarnya sudah dikeluarkan sejak setahun lalu, tetapi kementerian dalam negeri Arab Saudi baru benar-benar menerapkannya awal minggu ini.

"Setiap orang sekarang bisa memotret tempat-tempat wisata, arsitektur gedung-gedung, pusat perbelanjaan termasuk gedung-gedung pemerintahan sepanjang tidak ada tanda larangan memotret di situ," ujar seorang pejabat di kementerian dalam negeri Arab Saudi.

Izin memotret masih dibutuhkan jika obyeknya milik pribadi baik perorangan atau kelompok. "Istana kerajaan contohnya, adalah properti milik pribadi. Untuk mengambil gambarnya, harus mendapatkan izin," sambungnya.

Badan pariwisata Arab Saudi mengatakan, pencabutan larangan ini akan membantu promosi citra Arab Saudi, lokasi wisata dan kemajuan pembangunan Arab Saudi melalui foto-foto.

Dalam masalah potret memotret, sudah terjadi perubahan yang cukup besar di Arab Saudi. Raja Abdullah pernah mendapat tekanan dari kalangan ulama Islam konservatif, setelah sebuah media lokal di negara itu, memuat foto-foto wanita Arab Saudi. Menurut para ulama itu, tindakan tersebut adalah tindakan tak bermoral.

Namun surat kabar surat kabar di Arab Saudi mendobrak tradisi itu. Mereka mulai memuat foto-foto wajah wanita Arab Saudi, tentu saja dengan rambut tetap tertutup kerudung atau hijab.

Arab Saudi Sediakan Beasiswa S2 dan S3 Bidang Sains dan Teknik untuk Mahasiswa Indonesia

Pemerintah Arab Saudi memberikan kesempatan beasiswa strata 2 dan 3 (S2 dan S3) bagi putra-putri Indonesia. Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Dr. Salim Segaf Al-Jufrie, MA bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. Juhdi Syarif, M. Hum, pada Ahad, 29 April 2007 telah melakukan pertemuan dengan Rektor King Saud University (KSU), di Riyadh.

Demikian siaran pers KBRI Riyadh yang diterima Eramuslim di Jakarta, Kamis (10/5).

Dalam siaran pers itu disebutkan, pada pertemuan itu Rektor KSU, Dr. Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah Al-Uthman menginformasikan, bahwa universitas tertua di Arab Saudi, mulai tahun ajaran 2007 membuka peluang kerjasama dengan Indonesia dalam bidang Sains dan Teknologi pada program pendidikan pasca sarjana.

Saat ini, sekitar 300 beasiswa yang tersedia setiap tahunnya di KSU, 10%-nya akan diberikan untuk mahasiswa Indonesia. Beasiswa tersebut disediakan untuk 20 orang mahasiswa program S2 dan 10 orang mahasiswa program S3.

Kuliah disampaikan dengan pengantar bahasa Inggris. Selain itu, mahasiswa juga diminta untuk menjadi asisten peneliti. Kerjasama lain yang ditawarkan KSU adalah program pertukaran dosen.

Sejumlah program studi yang ditawarkan meliputi Food Sciences & Agriculture, Pharmacy, Physics, Botany dan Microbiology, Zoology, Mathematics, Chemistry, Statistics dan Operational Research.

Selain itu, juga ditawarkan program Computer and Information Sciences, Nursing, Society Health Science, serta jurusan teknik seperti Electrical, Civil, Chemical, Mechanical dan Petroleum Engineering.

Fasilitas yang diperoleh adalah asrama, uang beasiswa 2, 500 Saudi Riyal (sekitar US $ 666) per bulan.

Beberapa persyaratan untuk mendapatkan beasiswa tersebut, antara lain, TOEFL dengan skor minimal 550, ijazah terakhir, transkrip nilai, laporan kesehatan, dan surat kelakuan baik.

Dubes Arab Saudi Gembira Dengan Persiapan PSSI


Pemerintah Arab Saudi merasa gembira dengan persiapan yang dilakukan oleh PSSI untuk menggelar putaran-final Piala Asia, 7-29 Juli mendatang. Mereka menilai, PSSI sudah berupaya keras dalam menyukseskan penyelenggaraan putaran-final Piala Asia di Indonesia, yakni di Jakarta dan Palembang. Untuk itu, pemerintah Arab Saudi memberikan apresiasi yang tinggi terhadap pengurus PSSI.

Apresiasi atau penghargaan dari pemerintah Arab Saudi ini dikemukakan langsung oleh Duta Besar Abdulrahman Mohammed Amen Al Khayyat, yang Kamis (3/5) siang bertemu dengan ketua umum PSSI Nurdin Halid dan sekjen PSSI demisioner Nugraha Besoes. Dalam pertemuan sekitar setengah jam di bussines-center Hotel Crowne Plaza, Jakarta Pusat itu, selain mengutarakan kesan-kesannya yang baik tentang persiapan PSSI dalam menggelar Piala Asia, Dubes Arab Saudi Abdulrahman Mohammed Amen Al Khayyat juga membantah kabar bahwa pemerintahnya sempat merisaukan kemungkinan adanya wabah flu burung selama putaran-final Piala Asia itu.

"Pemerintah kami tidak pernah mengkhawatirkan adanya wabah flu burung itu, kami sangat yakin dengan persiapan yang dilakukan Indonesia," kata Abdulrahman Mohammed Amen Al Khayyat.

Isu mengenai kekhawatiran Arab Saudi tentang adanya wabah flu burung di Indonesia selama putaran-final Piala Asia itu semula beredar dikalangan diplomatik. Kekhawatiran itu kemudian ditanggapi serius oleh pemerintah Indonesia, di mana Deplu kemudian menyurati Kantor Mennegpora dan PSSI. Kubu Arab Saudi kemudian dikabarkan juga meminta kepada Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) agar rangkaian pertandingannya di grup D putaran-final Piala Asia ini dialihkan ke Korea, tidak di Indonesia.

Dalam pertemuan dengan Nurdin Halid dan Nugraha Besoes, Abdulrahman Mohammed Amen Al Khayyat juga mengungkapkan bahwa tim Arab Saudi siap untuk tinggal di hotel yang dipersiapkan oleh Indonesia sebagai tuan rumah, yakni antara hotel Ritz Carlton dan JW Marriot.

"Seluruh warga Arab Saudi di Indonesia siap untuk mendukung penampilan tim Arab Saudi di putaran-final Piala Asia ini," ungkap Dubes Al Khayyat.

Di penyisihan Grup D putaran-final Piala Asia 2007 ini tim Arab Saudi bergabung dengan Korea Selatan, Bahrain, dan Indonesia. Arab Saudi merupakan tim yang paling difavoritkan untuk lolos ke semifinal, disamping Korsel. Dari setiap grup, hanya dua tim yang lolos ke perempat-final atau '8 besar.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi Tolak Bekam


Kementeran Kesehatan Kerajaan Arab Saudi menolak penggunaan bekam atau cantuk (hijamah) untuk pelayanan kesehatan di pusat-pusat pelayanan kesehatan di wilayah Kerajaan Arab Saudi, termasuk beberapa rumah sakit.Menurut Dr. Usman Al-Rabi`ah, penasehat Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi, bekam belum terbukti secara ilmiyah manfaatnya untuk kesehatan, sehingga belum bisa masuk menjadi bagian pelayanan kesehatan di wilayah kerajaan kaya minyak itu.

Menurutnya, sandar kesehatan di pusat pelayanan kesehatan di Arab Saudi mengacu pada standar pelayanan kesehatan moderen. Jika kemudian bekam memberi bkti secara ilmiyah bisa menyembuhkan, tak pelak bekam akan menjadi bagian dari pelayanan kesehatan di Arab Saudi, termasuk di beberapa rumah sakitnya.

Arab Saudi Eksekusi Dua Warga Pakistan dan Seorang Nigeria

Riyadh (ANTARA News) - Arab Saudi menghukum mati dua orang Pakistan dan seorang Nigeria, Jumat, karena menyelundupkan heroin dan kokain ke negara tersebut.

Kedua orang Pakistan itu dieksekusi di Riyadh setelah dinyatakan bersalah membawa masuk heroin yang mereka sembunyikan di dalam perut mereka, kata Kantor Berita SPA.

Orang Nigeria itu dieksekusi di kota Jeddah karena menyelundupkan kokain, kata kantor berita resmi Arab Saudi tersebut.

Dengan pelaksanaan hukuman mati terhadap ketiga orang itu, sedikitnya sudah 55 orang dieksekusi di negara itu tahun ini.

Hukuman mati, yang biasanya dilaksanakan dengan pemancungan di depan umum, diberlakukan terhadap mereka yang terbukti bersalah menyelundupkan narkoba, melakukan pemerkosaan, pembunuhan dan kejahatan keji lain.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyatakan, hukuman itu kejam dan mencerminkan kebiasaan lama.

Arab Saudi, yang memenggal 38 orang tahun lalu dan 83 orang pada 2005 menerapkan hukum Islam, demikian laporan Reuters.

Cheney di Arab Saudi Cari Bantuan Irak

Tabuk, Arab Saudi - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Dick Cheney, bertemu dengan para pemimpin Arab Saudi untuk mencari bantuan bagi Irak, dua bulan setelah sekutu dekat AS Raja Abdullah mengecam pendudukan asing secara tidak sah di sana.

Cheney, yang terbang naik pesawat Air Force Two dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE), ke pangkalan udara Raja Faisal di kota kecil Tabuk di bagian utara Kerajaan tersebut, mengadakan pembicaraan dan santap malam berupa daging kambing, ayam, ikan dan nasi bersama Raja Arab Saudi selama kunjungan selama hampir enam jam.

Ia disambut setibanya di Kerajaan tersebut oleh Putra Mahkota Pangeran Sultan bin Abdul Aziz, minum teh di pangkalan udara itu sebelum pergi dalam rombongan kendaraan ke Istana Fahd bin Sultan untuk bertemu dengan Raja Abdullah, dan melintasi jalan yang dipenuhi personil militer dan warga sipil.

Meskipun ada persekutuan lama AS-Arab Saudi, Raja Abdullah pada Maret membuka pertemuan puncak Arab Saudi di Riyadh dengan pidato yang mencela pendudukan asing yang tidak sah di Irak dan memperingatkan bahwa fanatisme aliran menyimpan ancaman akan meletusnya perang saudara.

Baik Cheney maupun Raja Arab Saudi tak berbicara dengan wartawan setelah pembicaraan mereka, tapi mereka tampil bersama untuk pengambilan gambar dan berbicara singkat. Raja Arab Saudi masih menanyakan mengenai mantan presiden AS, George Bush.

Wanita juru bicara Cheney, Lea Anne McBride, tak menjelaskan isi pembicaraan tersebut, tapi memberitahu wartawan bahwa pertemuan itu `menjadi perantara untuk memperkuat persahabatan lama".

Cheney belakangan bertolak ke Jordania, dan direncanakan melakukan kunjungan beberapa jam ke Mesir untuk bertemu dengan Presiden Hosni Mubarak dan menteri pertahanan negeri itu sebelum kembali ke Jordania untuk mengadakan pembicaraan dengan Raja Abdullah II.

Wakil Presiden AS tersebut akan mengakhiri kunjungan satu-pekan di Timur Tengah dengan tujuan mendorong sekutu Washington agar membantu menarik kelompok minoritas Muslim Sunni di Irak ke dalam pro.

Kamis, 03 Mei 2007

Pemuda Pemudi Arab Saudi, Ramai-Ramai Belajar ke Barat

Arab Saudi akan mengirim 298 putra-putri terbaiknya untuk belajar di delapan perguruan tinggi terkemuka di Selandia Baru. 48 di antaranya adalah para Muslimah, yang akan didampingi oleh suami atau mahram mereka. Ratusan orang ini akan belajar di Selandia Baru lewat bea siswa yang dikucurkan oleh King Abdullah Scholarship Program.

Ini adalah kali pertama perempuan-perempuan Saudi belajar dan masuk ke berbagai perguruan tinggi di Selandia Baru. Tampaknya ini memang program istimewa, perwakilan dari delapan universitas dikirim khusus untuk memberikan keterangan dan masukan kepada ratusan warga Saudi ini tentang apa saja yang perlu dipersiapkan. Mulai dari kehidupan di Selandia Baru dan juga tentang pendidikan yang akan mereka dapatkan. Utusan ini juga secara khusus menemui Kementerian Pendidikan Tinggi Arab Saudi, memberikan berbagai informasi dan kemungkinan kerjasama ke depan.

Saat ini minimal sudah ada 700 mahasiswa dari berbagai negara di Timur Tengah, termasuk dari Arab Saudi dan Amman yang sedang belajar di Selandia Baru. Selain di Negara Kiwi itu, berbagai negara di Eropa dan Amerika, juga membuka pintu universitas mereka bagi para mahasiswa Timur Tengah yang hendak belajar di negara mereka.

Menurut pejabat pendidikan Selandia Baru, hal ini penting sekali dilakukan, karena selain meningkatkan hubungan dua negara serta menguatkan pemahaman masing-masing negara, ada hal lain yang bersifat jangka panjang. Dan itu adalah, para mahasiswa ini akan menjadi masa depan negaranya masing-masing. Kelak saat mereka kembali dari masa studi, mereka akan menjadi dan mempengaruhi masa depan negara mereka.

Semoga saja pengaruh baik yang dibawa pulang, bukan pengaruh buruk kehidupan liberal. Apalagi saat ini di Arab Saudi sedang dilancarkan kampanye dengan tema besar Tersenyum. Ini adalah sebuah kampanye pariwisata yang akan menjadi agenda besar Arab Saudi di tahun-tahun mendatang. Beberapa waktu lalu, program Tersenyum ini diluncurkan dengan memberikan pendidikan kepada 51. 000 siswa di seluruh wilayah Arab Saudi tentang informasi dasar hal-hal yang diperlukan sebuah negara tujuan pariwisata.

PESAWAT TORNADO ARAB SAUDI




Pemerintah Arab Saudi akan melengkapi persenjataan untuk pesawat tempur Tornadonya yang sedang di upgrade di Inggris, guna memperkuat angkatan udara-nya. Dalam program ini ditengarai pihak Inggris akan melengkapinya dengan sista rudal jelajah Storm Shadow dari MBDA. Pada tanggal 2 April lalu dari pangkalan BAE Systems, Warton melesat pesawat Tornado milik AU Kerajaan Arab Saudi dengan membawa rudal Storm Shadow yang terpasang pada bagian bawah fuselage pesawat.

Bulan Pebruari lalu, Pimpinan dari MBDA, Marwan Lahoud memberikan keterangan press bahwa perusahaan berupaya untuk mendapatkan kontrak senilai 1,5 milyar Euro untuk meng-upgrade persenjataan pesawat Tornado Arab Saudi. Walau tidak disebutkan jenis senjata yang akan ditawarkan oleh MBDA, berbagai pihak menebak bahwa persenjataan yang akan dijual kepada Arab Saudi termasuk rudal Storm Shadow (Rudal anti-tank dari Brimstone) dan kemungkinan rudal udara-ke-udara jarak pendek ASRAAM.


BAE Systems merupakan salah satu peserta tender yang unggul untuk program paket upgrade dan persenjataan untuk pesawat Tornado milik Saudi. Mereka tidak bersedia menyebutkan persenjataan apa yang nantinya pasti akan melengkapi Tornado tersebut.

Sementara itu pihak Arab Saudi juga menaruh minat pada precision-guided bomb generasi baru yang telah dikembangkan oleh pihak Raytheon.

Rudal Storm Shadow memperlihatkan debutnya saat digunakan oleh AU Kerajaan Inggris pada operasi invasi ke Iraq pada tahun 2003, dimana pesawat GR4 Tornado memuntahkan rudal-rudal tersebut terhadap berbagai target di Iraq.

Perancis juga mengoperasikan sista rudal sejenis dengan nama Scalp EG, rudal ini sudah di ekspor ke Yunani dan Itali. Dan versi Scalp EG yang diberi nama Black Shaheen juga sudah di ekspor ke Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan negara tetangganya.


Dibawah aturan Missile Technology Control Regime, pihak MBDA harus mengurangi muatan bahan bakar rudal Storm Shadow untuk dijual ke Arab Saudi sehingga jarak tembaknya menjadi kurang dari 300 km.

Industri pertahanan Inggris merupakan salah satu pemasok terbesar angkatan besenjata Kerajaan Arab Saudi melalui program proyek Al Yamamah. Pemerintah Arab Saudi diperkirakan akan memesan 72 unit pesawat tempur Eurofighter Thypoon untuk menggantikan Tornado.

INDONESIA DAN ARAB SAUDI TANDATANGANI MOU PELAYANAN HAJI 1428 H

Pemerintah Indonesia yang diwakili Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang diwakili Menteri Haji, Dr. Fuad Abdul Salam Al-Farsi, telah menandatangani MoU tentang Pelayanan Haji 1428 H di Jeddah.


Direktur Pengembangan BPIH dan SIH Abdul Ghofur Djawahir mengatakan, MoU yang ditandatangani pada Selasa (24/4) siang waktu setempat tersebut terkait dengan pelayanan jemaah haji Indonesia selama berada di Arab Saudi.


“Semua negara yang mengirimkan jemaah haji hatus menandatangani MoU seperti ini,” katanya saat dihubungi melalui SLI di Jeddah, Rabu (25/4) siang waktu Indonesia.


Acara penandatangan MoU tersebut, dihadiri oleh delegasi Indonesia terdiri dari Dubes RI untuk Arab Saudi Salim Segaf Aljufri, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Slamet Riyanto, Ketua Komisi VIII DPR-RI Hasrul Azwar, Direktur Pengembangan BPIH dan SIH Abdul Ghofur Djawahir, Direktur Pelayanan Haji Zakaria Ansyar dan Konjen RI di Jeddah Gatot Abdullah Mansyur.


Abdul Ghofur menyebutkan, MoU tersebut antara lain berisi tentang kuota haji, pelayanan pondokan,dan tranportasi. Semua ini, nantinya akan ditindaklanjuti oleh perwakilan Indonesia di Arab Saudi dengan unit-unit kerja teknis terkait di Arab Saudi.

Selasa, 01 Mei 2007

172 Anggota Al-Qaeda Ditangkap


Riyadh - Operasi besar-besaran melawan terorisme terus berlangsung. Total 172 orang yang dicurigai anggota Al Qaeda ditangkap atas tuduhan terorisme.

Penangkapan besar-besaran ini terjadi di Arab Saudi, sebagai hasil perjuangan panjang melawan Al Qaeda yang telah melakukan pengeboman dan penembakan sejak Mei 2003 lalu.

"Tujuh jaringan dari 'kelompok menyimpang' yang terdiri atas 172 warga negara Arab Saudi dan non-Arab Saudi telah ditahan. Senjata, uang dan dokumen-dokumen juga diamankan," ungkap juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, Jenderal Mansur al-Turki seperti dilansir AFP, Jumat (27/4/2007).

Kelompok yang tertangkap ini memiliki kaitan dengan unsur-unsur asing. Mereka memanfaatkan lokasi-lokasi bermasalah di luar Arab Saudi untuk merencanakan, merekrut dan melatih anggota.

RI-Arab Saudi Tanda Tangani MoU Haji

Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni menandatangani memorandum of understanding (MoU) Pelayanan Haji 1428 H dengan Menteri Haji Kerajaan Arab Saudi Dr Fuad Abdul Salam Al-Farsi, di Jeddah,Arab Saudi,kemarin.

Menurut Direktur Pengembangan BPIH dan Sistem Informasi Haji Depag Abdul Ghofur Djawahir, MoU itu terkait dengan pelayanan jamaah haji Indonesia selama di Arab Saudi. “Semua negara yang mengirimkan jamaah haji menandatangani MoU seperti ini,” tegasnya dalam siaran pers yang disampaikan, kemarin.

Dia mengungkapkan,penandatanganan tersebut disaksikan delegasi Indonesia yang terdiri atas Dubes RI untuk Arab Saudi Salim Segaf Aljufri,Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Depag Slamet Riyanto,Ketua Komisi VIII DPR Hasrul Azwar, Direktur Pengembangan BPIH dan SIH Abdul Ghofur Djawahir, Direktur Pelayanan Haji Zakaria Ansyar, dan Konjen RI di Jeddah Gatot Abdullah Mansyur. Dengan MoU itu, jelas Abdul, akan diatur tentang kuota haji, pelayanan pemondokan, dan transportasi. Aturan ini nantinya akan ditindaklanjuti oleh perwakilan Pemerintah Indonesia di Arab Saudi yang sudah memiliki unit-unit kerja teknis.

Menurut dia,sebelumnya Menag telah mengadakan pertemuan dengan Dubes,Konjen,dan unsur-unsur pelayanan haji Indonesia di Arab Saudi.

ARAB SAUDI KIRIM 20 ANGOTA PARLEMEN KE IPU DI BALI

Ketua DPR Agung Laksono mengatakan, Delegasi Parlemen (Majelis Syuro) Arab Saudi akan mengirimkan 20 anggotanya ke Indonesia untuk mengikuti Sidang IPU di Bali dari tanggal 29 Maret s/d 4 Mei 2007. Jumlah itu lebih banyak atau dua kali lipat dari yang diperkirakan dan akan langsung dipimpin oleh Ketua Parlemen Arab Saudi.


Ketika menerima kunjungan kehormatan Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Abdulrahman Mohammed Amen Al Khayyat di Gedung DPR Kamis (19/4), Agung Laksono mengatakan, Delegasi dari Arab Saudi akan datang ke Indonesia sehari sebelum pembukaan Sabtu (28/4).


Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai rencana kunjungan balasan Delegasi ke DPR Arab Saudi atas undangan Majelis Syuro Arab Saudi yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 10 s/d 15 Mei 2007. Kunjungan dimaksudkan dalam rangka mempererat hubungan kedua bangsa sekaligus parlemen kedua negara. Delegasi DPR juga diagendakan akan mengadakan pertemuan dengan Raja Arab Saudi.


Dengan kunjungan timbal balik ini Ketua DPR berharap hubungan baik kedua negara yang sudah terjalin baik sangat lama bisa terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan, terutama menyangkut penyelenggaraan haji dan juga banyaknya TKI yang bekerja di Arab Saudi. “ Ini antara lain menjadi fokus kami, apalagi dalam kunjungan nanti akan disertakan dari Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Parlemen Indonesia dengan Parlemen Arab Saudi.


Dalam kunjungan nanti akan dibahas masalah yang spesifik antara lain soal haji, dibahas bersama GKSB menyangkut masalah substansial, karena mereka langung akan melakukan kunjungan spesifik. Antara lain tempat-tempat yang selama ini menjadi akomodasi jemaah haji Indonesia. Dengan demikian diharapkan di masa datang tidak terjadi lagi soal-soal perhajian termasuk seperti kelaparan yang terjadi musim haji lalu.


Masalah lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut kata Agung, Kedubes Arab Saudi meminta perhatian melalui Ketua DPR mengenai tanah yang dimiliki ada yang mencoba menyerobot. Tanah seluas sekitar satu hektar di Jalan Gatot Subroto, Jakarta ada yang mencoba mengklaim, padahal tanah tersebut telah menjadi hak diplomat asing yang dilindungi oleh undang-undang. “ Ini sangat memalukan, karena itu harus dikembalikan,” tegasnya.


Namun lanjutnya, pihaknya sudah mendapat penjelasan dari Gubernur DKI Jakarta bahwa tanah tersebut telah diamankan dan akan diproses sebagaimana mestinya. Hak dan kewajibannya juga harus dipenuhi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Kasus Bantuan Arab Saudi Masih Dalam Proses

Kasus pemotongan dana bantuan Arab Saudi untuk anak yatim di enam kecamatan di Kabupaten Aceh Besar yang melibatkan pimpinan Yayasan Putri Gina dan dua koordinatornya, hingga kini masih dalam proses pemberkasan oleh pihak kepolisian untuk dilimpahkan kepada kejaksaan.

Sementara pimpinan yayasan tersebut, yakni dra. Ch, 43, beserta dua orang koordinator masing-masing Kh, 29 dan Fik, 36, yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut, ditangguhkan penahanannya oleh pihak kepolisian.

"Alasan penangguhan penahanan terhadap ketiga tersangka karena selain adanya permohonan dari perwakilan Arab Saudi di Jakarta, juga yang bersangkutan telah mengembalikan uang anak yatim yang dipotong. Selain itu, mereka juga tidak menghilangkan barang bukti serta tidak melarikan diri," ungkap Kapoltabes Banda Aceh, Kombes Pol Zulkarnain melalui Kasat Reskrim AKP Tri Saksono P Aji saat ditemui di ruang kerja, Rabu (25/4).

Ia menyebutkan, proses pemberkasan kasus pemotongan bantuan anak yatim di enam kecamatan dalam wilayah Aceh Besar itu akan rampung dalam waktu dua minggu ke depan. "Paling lambat dua minggu lagi akan selesai. Sekarang ini pemberkasannya masih dalam proses," jelasnya lagi.

Menurut Kasat Reskrim Poltabes Banda Aceh, AKP Tri Saksono P Aji, setelah proses pemberkasan selesai pihaknya akan memanggil ketiga tersangka ke Mapoltabes untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak kejaksaan bersama barang bukti.

Kasat Reskrim Poltabes Banda Aceh juga menyebutkan, jumlah dana bantuan Arab Saudi yang diserahkan tersangka kepada pihak kepolisian sebesar Rp 58 juta, dan telah diserahkan kembali kepada anak yatim yang berhak, ditambah sisa dana yang masih tersimpan pada tersangka sehingga seluruh senilai Rp 112 juta.

Arab Saudi Tangkap 170 Tersangka Terorisme

Kepolisian Arab Saudi menahan lebih dari 170 militan Islam yang diduga terkait dengan tindak terorisme, dalam upaya penumpasan jaringan Al Qaeda. Juru bicara kementrian dalam negeri Arab Saudi mengatakan para tersangka itu terdiri dari warga negara Arab Saudi dan warga asing. Dalam operasi penumpasan itu, kepolisian juga menemukan persenjataan lengkap dalam jumlah besar. Tidak ketinggalan turut disita sejumlah uang dan berbagai dokumen. Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Mansur al-Turki mengungkapkan tersangka ini diduga sudah terlatih sebagai pilot-pilot yang mampu menerbangkan pesawat untuk menyerang instalasi minyak di Arab saudi.

Saudi gagalkan 'teror udara'


Arab Saudi menyatakan telah membongkar makar militan untuk melancarkan serangan udara bunuh diri terhadap instalasi minyak dan pangkalan militer.

Sebelumnya, pemerintah Saudi Arabia mengumumkan menahan lebih dari 170 tersangka tindak terorisme.

Aparat Saudi mengatakan, rencana baru yang digagalkan ini mencapai tahap lanjut.

""Sebagian [militan] telah mulai berlatih penggunaan senjata, dan sebagian dikirim ke negara lain untuk belajar penerbangan sebagai persiapan untuk menggunakan mereka untuk operasi teroris di dalam kerajaan," kata pernyataan kementerian yang dibacakan melalui televisi saluran pemerintah al-Ekhbariya.

Mereka yang ditahan dilaporkan mencakup warga Saudi dan warga asing, kata jurubicara Kementerian Dalam Negeri Jenderal Mansur al-Turki kepada televisi pemerintah Saudi.

Persenjataan dalam jumlah besar dan uang tunai senilai $32,4 juta disita.

Stasiun televisi al-Ekhbariya juga menayangkan rekaman video berbagai jenis senjata yang dikatakan dipendam di gurun pasir.

Pihak berwenang Arab Saudi mulai gencar memerangi al-Qaida sejak gelombang pemboman dan penembakan di kerajaan ini tahun 2003.

Serangan tahun 2003 dan sesudahnya menelan korban jiwa hampri 300 petugas keamanan, militan dan warga sipil Saudi dan asing.