Minggu, 28 Oktober 2007

116 Warga Asing Masuk Islam di Arab Saudi

Delapan orang dari beragam warga negara memeluk Islam selama bulan suci Ramadhan ini di Sakaka, Arab Saudi utara.

Para muallaf (orang yang baru masuk Islam) itu menyatakan diri memeluk Islam di depan Dewan Dakwah Islamiyah setempat.

Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Sakaka, seperti dikutip IINA, mengatakan dalam tahun ini tercatat sebanyak 116 orang dari berbagai negara menyatakan diri masuk Islam dengan mengucapkan Dua Kalimat Syahadat (aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah).

Source: Harian Berita Sore

Kamis, 25 Oktober 2007

Sebuah Komisi AS Kritik Penerapan Kebebasan Beragama Arab Saudi


Komisi pemantau di Amerika Serikat telah mengkritik Arab Saudi karena tidak berhasil memastikan kebebasan beragama dalam masyarakat Saudi dan mendukung ekstrimis Islam di sekolah, di rumah dan di luar negri.

The U.S. Commission on International Religious Freedom menyatakan dalam laporannya hari ini bahwa pemerintah Saudi hanya membuat sedikit kemajuan dalam menghambat penyebaran ideologi ekstrimis Suni dalam tahun terakhir.

Panel itu merekomendasikan bahwa sekolah Islam swasta yang didanai pemerintah Saudi di negara bagian Virginia, Amerika agar ditutup sampai Amerika dapat memastikan sekolah itu tidak memupuk kebencian terhadap Yahudi, Kristen dan Muslim Shiah karena ini melanggar hukum Amerika Serikat.

The Islamic Saudi Academy yang berlokasi dekat Washington melayani sekitar seribu pelajar dari TK sampai kelas 12. Pejabat sekolah itu mengatakan mereka telah memodifikasi buku bacaan mereka dan menghapus bahasa yang tidak toleran.

Komisi itu juga menghimbau pemerintah Amerika agar menggunakan pengaruhnya terhadap para pemerintah untuk melaksanakan reformasi keagamaan yang diumumkan tahun lalu.

Source: VOA News

Pemerintah Federal AS Perintahkan Tutup Sekolah Milik Arab Saudi


Pemerintah Federal AS memerintahkan sekolah Islamic Saudi Academy (ISA) yang dikelola Arab Saudi, ditutup. Alasan penutupan sekolah itu, karena buku-buku teks yang digunakan berisi hasutan dan mengajarkan sikap tidak toleran.

Laporan yang dikeluarkan United States Commission on International Religious Freedom (USCIRF) seperti dilansir USA Today edisi Sabtu (20/10) menyebutkan bahwa, ada kekhawatiran yang mendalam apakah apa yang diajarkan di ISA mengedepankan sikap tidak tenggang rasa terhadap agama lain dan kemungkinan apa yang diajarkan di ISA akan mempengaruhi kepentingan Amerika Serikat.

“Sekolah itu sudah selayaknya ditutup sampai dilakukan penelitian yang menyeluruh terhadap semua buku-buku teks resmi yang digunakan di sekolah itu, ” demikian USCIRF.

Deputi Direktur USCIRF Tad Stahnke sudah mengirim surat pada duta besar Arab Saudi-yang disebut-sebut mengetuai jajaran pengurus sekolah tersebuut-agar diperbolehkan meneliti semua buku-buku yang digunakan di ISA, namun permohonan itu belum mendapat tanggapan.

ISA didirikan pada tahun 1984 dan merupakan sekolah yang menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Arab. Sekolah itu memiliki 933 siswa di beberapa kampus di Alexandria dan Fairfax, yang 28 persennya berasal dari Arab Saudi.

USCIRF menilai ISA sudah melanggar aturan Foreign Missions Act tahun 1982, karena sekolah itu langsung didanai dan dikelola ole pamerintah Arab Saudi. “ISA adalah satu-satunya sekolah di AS yang dioperasikan dengan otoritas langsung dari kedutaan besar Saudi, ” demikian laporan USCIRF.

Menurut laporan itu, keterlibatan langsung pemerintah Saudi terlihat dalam sejumlah kesempatan di mana pejabat kedutaan besar Saudi bicara pada pers atas nama ISA, termasuk ketika memberikan keterangan tentang kurikulum sekolah itu.

USCIRF membuat laporannya berdasarkan analisa terhadap buku-buku teks dari Saudi pada tahun 2006. Menurut USCIRF, buku-buku tersebut mengandung hasutan untuk menentang umat Kristiani, Yahudi dan Muslim Syiah.

Perintah USCIRF agar ISA ditutup, membuat para orang tua dan siswa di sekolah itu terkejut. “Sekolah itu mengajarkan karakter, perdamaian, ” tukas Kim Bullock, seorang mualaf yang empat anaknya bersekolah di ISA.

Bullock menegaskan, dia sama sekali tidak melihat kurikulum ISA mengajarkan ekstrimisme, bahkan beberapa staff pengajar di ISA adalah non-Muslim.

Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington juga mengkritik laporan USCIRF. Juru bicara Kedubes Saudi Nail al-Jubeir juga meyakinkan bahwa ISA tidak mengajarkan sikap tidak tenggang rasa terhadap agama lain. “Kami tak menyembunyikan apapun. Kami sudah sampaikan pada setiap orang yang ingin melihat ISA lebih dekat, bahwa ISA akan bersikap terbuka, ” kata Jubeir.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Arab Saudi sudah mengambil langkah untuk merevisi buku-buku terbitannya, namun Arab Saudi butuh waktu untuk melakukan kajian terhadap buku-buku tersebut.

Source: eramuslim.com

Rabu, 17 Oktober 2007

Lailatul Qadar “Sudah Turun” di Saudi

Sebuah cahaya putih memancar dari langit menerangi sebuah desa di Riyadh, Arab Saudi. Sinar itu, menjadikan suasana gelap mirip siang hari. Para saksi mata yang bermukim di sebuah desa itu mengatakan bahwa mereka menyaksikan tanda-tanda lailatul qadar, yang berupa cahaya dari langit yang menerangi desa mereka pada Jumat malam 23 Ramadhan.

Al Muthiri, salah satu pejabat lokal di desa Hujrah Masylah, yang berada sekitar 330 km dari Riyadh menyatakan, bahwa ketika ia keluar dari rumahnya pada Jumat malam ia melihat ada cahaya dari langit yang menyinari permukaan bumi, sehingga tempat-tempat di sekelilingnya menjadi terang-benderang seperti saat siang hari.

Ia pun memberitahu penduduk atas peristiwa yang baru ia saksikan, sehingga banyak pula penduduk yang menyaksikan hal yang sama, hingga ia berkesimpulan bahwa malam itu adalah malam lailatul qadar, yang memang berada di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, yang telah dihidupkan oleh para penduduk desa itu.

Bandar bin Dhoif, saksi mata lain atas peristiwa itu mengatakan bahwa ia menyaksikan sebuah cahaya yang menerangi wilayah itu, yaitu sekitar pukul 12 malam di saat itu mengendarai mobilnya, anak-anaknya pun keluar dari mobil untuk menyaksikannya, seakan mereka berada di siang hari, ia amat yakin bahwa cahaya itu bukanlah kilat, karena langit saat itu bersih.

Abdullah Khanaya penduduk desa itu juga mengakui adanya peristiwa itu, dan amat benyak yang telah menyaksikannya, mereka menilai bahwa peristiwa itu adalah salah satu tanda turunnya malam lailatul qadar.

Akan tetapi Amru Abu Hani punya penilaian lain, ia mengatakan,”saya telah melihat sebuah cahaya dari kota Riyadh, cahaya yang berwarna amat putih, jatuh dari langit menuju bumi, dan saya berkeyakinan bahwa itu adalah sebuah meteor yang sedang mendekati bumi dan menabrak lapisan atmosfir, lalu terbakar, Allahu A’lam”.

Syaikh Abdul Muhsin Al Ubaikan, anggota Majlis Syura, menyatakan bahwa cahaya langit yang datang tanpa disebabkan karena petir atau meteor menunjukkan tanda datangnya lailatul qadar, sebagaimana penjelasannya di koran Al Wathan (7/10).

Adapun ketua Jurusan Astronomi di Akademi Madinah Malik bin Abdul Aziz, Dr. Zaki Musthofa, ketika diminta untuk menanggapi, menyatakan bahwa ia tidak ada penjelasan tentang kejadian itu dalam disiplin ilmu. Sehingga ia belum bisa menentukan apa sebenarnya fenomena itu.

Source: hidayatullah.com

Pakar Saudi: Idul Fitri Jatuh 13 Oktober

Pakar astronomi Arab Saudi menyatakan Sabtu bahwa berdasarkan perhitungan falak (astronomi), Idul Fitri 1428 akan jatuh pada Sabtu tanggal 13 Oktober.

Menurut Dr. Ali Bin Mohamed Al-Shukri, pengajar di Universitas King Fahd, iqtiran (kedekatan) antara matahari dan bulan akan terjadi pada Kamis (11/10) pada pukul delapan pagi lewat dua menit.

"Dengan demikian, kelahiran bulan baru (bukan munculnya bulan sabit) akan terjadi pada hari Kamis sekitar satu menit sebelum matahari tenggelam," kata Al-Shukri seperti dikutip pers setempat.

Karena itu, berdasarkan perhitungan falak, tidak memungkinkan untuk melihat hilal (bulan sabit) pada saat matahari tenggelam pada Kamis malam karena tidak muncul di ufuk, sehingga hari Jumat tidak mungkin sebagai awal Idul Fitri.

Hilal akan dapat dilihat pada Jumat malam karena pada saat matahari tenggelam bulan sabit berada pada ketinggian enam derajat di atas ufuk. Pada saat itu umur hilal tersebut 36 jam atau 2 persen dari total bulan purnama, katanya.

Akan tetapi setelah dilakukan Rukyat pada kamis malam diseluruh wilayah Kerajaan Arab Saudi, diputuskan dan ditetapkan oleh Mahkamah Qadha' Tertinggi Dewan Syari'ah Tertinggi Kerajaan Arab Saudi untuk meralat bahwa 'Idul Fitri 1 Syawwal 1428 H yang pada awalnya diperkirakan jatuh pada hari Sabtu 13 Oktober 2007 M diralat menjadi hari Jum'at tanggal 12 Oktober 2007 M, karena ternyata ijtimak/hilal telah terjadi/terlihat.(inilah kekuasaan Allah SWT yang berkuasa mengatur peredaran bulan menurut kehendak-Nya)

Keputusan tersebut di ambil berdasarkan kriteria yang dipakai di Kerajaan Arab Saudi , yaitu kriteria Wujudul Hilal yang menyatakan bahwa: "Jika setelah terjadi ijtimak, bulan terbenam setelah terbenamnya matahari maka malam itu ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah.", dan kriteria Ijtimak Qablal Ghurub yang menyatakan bahwa: "Jika ijtimak terjadi sebelum waktu maghrib maka esoknya adalah bulan baru.".

Source: ANTARA News dan lalu.sasak.org

Arab Saudi Larang Jamaah Haji Bawa Bahan Makanan

Riyadh (ANTARA News) - Menindaklanjuti rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencegah tersebarnya penyakit kolera, Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Senin, mengatakan, jamaah haji yang membawa bahan makanan akan disita saat tiba di Arab Saudi.

Kementerian itu menegaskan bahwa langkah itu semata-mata untuk merespon nasehat dari WHO, dan sejauh ini belum tersebarnya penyakit tersebut di negara itu.

"Kita telah melakukan langkah tepat untuk mencegah penyakit itu dan kita sepenuhnya melarang jamaah Umrah membawa makanan atau minuman," jurubicara Kementerian Kesehatan, Khalid Al-Mirghalani, dalam wawancara dengan Arab News seperti dilaporkan IINA.

Menurutnya, kementerian itu sedang memfokuskan perhatian pada para jamaah yang datang dari negara yang dilaporkan terjangkitnya kolera, seperti Iran, Irak, dan Bangladesh.

"Kami juga telah menginstruksikan kepada Kedutaan Arab Saudi di negara-negara tersebut untuk menjamin bahwa hanya jamaah yang datang ke Saudi itu telah menjalani vaksinasi anti-kolera.

Source: ANTARA News