Minggu, 17 Februari 2008

Dicurigai, 20 Juta Dollar Bantuan Dana Arab Saudi untuk Universitas AS


Karena kecurigaannya, anggota Kongres AS dari Virgina, Frank R. Wolf meminta pihak Georgetown University untuk menjelaskan akan digunakan untuk apa bantuan dana Arab Saudi yang diberikan pada lembaga Center for Muslim-Christian Understanding yang ada di universitas tersebut.

Dalam surat tertanggal 14 Februari itu yang ditujukan untuk Presiden universitas John DeGioia, Wolf mengungkapkan kekhawatirannya tentang dana itu dan mempertanyakan apakah Pusat Studi Muslim-Kristen Pangeran Alwaleed bin Talal itu pernah membuat laporan kritis tentang Arab Saudi.

Wolf mengatakan bahwa pemerintah Saudi membiayai aktivitas-akvitas yang dicurigai untuk mendukung apa yang disebutnya sebagai Muslim militan dan ekstrimis. "Sangat penting untuk diketahui, apakah pusat studi itu pernah meneliti hubungan Saudi dengan terorisme dan ekstrimisme. Termasuk hubungan antara pusat-pusat pendidikan umum Saudi dan dukungan Saudi pada lembaga-lembaga ulama di satu sisi, dengan makin meningkatnya sikap anti-Amerika, ekstrimisme dan berbagai aksi kekerasan yang dilakukan dunia Islam, " kata Wolf.

Ia meminta Georgetown University memberikan jaminan bahwa bantuan Saudi sebesar 20 juta dollar pada universitas itu benar-benar untuk keperluan beasiswa. Wolf mengutip artikel di Washington Times edisi bulan Desember tentang donasi dan bantuan hibah Arab Saudi ke sekolah-sekolah di AS. Artikel itu mengutip pernyataan para pakar yang khawatir bantuan itu adalah upaya Saudi untuk mempengaruhi program beasiswa AS untuk studi-studi Islam.

Juru Bicara universitas Julie Green Bataille dalam pernyataannya mengatakan akan segera merespon kekhawatiran Wolf. Dalam pernyataan resmi universitas disebutkan bahwa dana bantuan itu akan digunakan untuk lebih meningkatkan program studi peradaban Islam dan studi tentang hubungan Muslim-Kristen, serta membiayai dialog antar penganut agama dan program pendidikan di bidang itu lewat pemberian beasiswa.

Pusat Studi Muslim-Kristen didirikan pada tahun 1993 untuk meningkatkan hubungan dan kesepahaman antara dunia Islam dan Barat dan antara kaum Muslimin dengan kaum Kristiani. Pada tahun 2005, Pangeran Alwaleed bin Talal-seorang pengusaha terkemuka Saudi memberikan hibah sebesar 20 juta dollar yang merupakan jumlah hibah terbesar dalam sejarah Georgetown University. Sehingga nama pangeran Saudi itu digunakan sebagai nama untuk pusat studi tersebut.

Source: eramuslim.com

Valentine, Arab Saudi Larang Jual bunga Rose

Menjelang hari Valentine Polisi Amar Makruf dan Nahi Mungkar mengeluarkan peraturan melarang toko-toko bunga menjual bunga rose.

Situs Asriran mengutip laporan dari Reuters yang menulis, pelarangan penjualan bunga rose oleh polisi Arab Saudi memaksa pasangan suami isteri yang ingin mengucapkan kasih sayangnya harus mencari alternatif lain.

Berdasarkan laporan ini, Komisi Pengembangan Harga Diri dan Pencegahan Kefasidan di Arab Saudi mengeluarkan peraturan kepada toko bunga dan toko yang menjual hadiah di negara ini agar tidak menjual setiap benda berwarna merah simbol cinta dan kasih sayang di hari Valentina.

Sebuah majalah Arab Saudi mengutip pernyataan seorang penjual bunga di Riyadh menulis, “Kemarin malam para petugas memeriksa toko kami.” Masih dari majalah ini, peraturan keras menjelang hari Valentine di Arab Saudi bukan hal yang aneh. Karena pejabat-pejabat Arab Saudi menilai pada hari itu hubungan seorang pria dan wanita tidak lagi mengindahkan norma-norma.

Laporan ini menambahkan, Arab Saudi sebagai negara Islam Sunni melarang hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, wanita dilarang mengendarai kendaraan dan harus memakai jilbab dan cadar serta jubah panjang. Undang-undang Arab Saudi menindak keras hubungan di luar pernikahan.