Sabtu, 19 Januari 2008

RI-Arab Saudi Sepakat Buka Pemondokan Haji

Permasalahan pemondokan haji yang dinilai jauh dari Masjidil Haram bakal terselesaikan. Pemerintah RI dan pengembang Arab Saudi telah sepakat membuka pemondokan berkapasitas 50 ribu jamaah haji.

“Mereka juga berjanji kalau sudah menyelesaikan masalah tanah dengan keluarga, pemondokan akan dibangun ditingkatkan kapasitasnya menjadi 90 ribu jemaah,” kata Menteri Agama Maftuh Basyuni setibanya dari Arab Saudi di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Selasa (1/1/2008).

Masalah pemondokan haji, lanjut Maftuh, memang selalu menjadi permasalahan. Terutama di kota Mekkah yang memang di wilayah sekitar Masjidil Haram tidak boleh disewakan.

“Kalau pun ada, harganya sangat mahal dan tidak terjangkau. Sehingga pemondokan di Mekkah jauh dari lingkungan Ka’bah,” jelas Maftuh yang juga berperan sebagai Amirul Haj itu.

Namun, Maftuh masih belum mau merinci kesepakatan yang baru saja ditandatangani itu. Maftuh hanya memastikan pemerintah RI tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk perjanjian itu.

MoU tersebut diharapkan dapat menggugah lebih banyak lagi pemilik tanah yang akan membuka pemondokan di sana,” tuturnya.

Anggota Amirul Haj Abdullah Syukri Zarkasih menambahkan, kontrak menyewa pemondokan akan berlangsung dalam 5 tahun. Dan diharapkan dapat segeera dipakai pada penyelenggaraan haji 2009.

Siapa nama pengembangnya? “Nantilah jangan sekarang. Ini kan baru awal-awal. Lagipula di sana ada persaingan,” tuturnya.

Abdullah pun masih enggan membeberkan jumlah uang sewa yang harus dibayarkan. “Blum sampe ke situ pembicaraannya,” pungkasnya.

Source: Infokito

Entrust Berikan Pelayanan IT kepada Arab Saudi

Kerajaan Arab Saudi mencari rekanan terpercaya untuk proyek identifikasi nasional, e-government diluncurkan untuk melindungi 27 juta warga.

Prakarsa e-government Kerajaan Arab Saudi yang strategis membutuhkan dasar keamanan yang kuat untuk menanamkan kepercayaan dalam iklim yang kini lebih terpusat kepada kepentingan warga khususnya saat negara itu meluncurkan prakarsa kartu identitas nasional yang baru.

Untuk mengatasi tantangan ini, Depareamen Komunikasi dan Teknologi Informasi Arab Saudi (MCIT) melakukan standarisasi terhadap dua solusi dari Entrust, INc. (Nasdaq: ENTU) bersamaan dengan mitra lokal Entrus Moammar Information Systems. MCIT akan
melakukan leverage Entrus Authority PKI dan Entrus Entelligence Messaging Serves untuk inkripsi, penandaan digital dan kapabilitas autentifikasi guna mendukung proyek identifikasi nasional itu serta mengamankan e-mail.

"Saya sangat yakin bahwa PKI merupakan perangkat autentifikasi kuat yang paling aman dan yang sangat penting untuk memberikan keamanan bagi e-goverment dan sistem elektronika lainnya yang menyimpan data rahasia dan penting,"kata Dr. Fahad A. Al Hoymany, Penasahet Urusan Teknologi Informasi dan Direktur Infrastruktur pada
Departemen Komunikasi dan Teknologi Informasi Arab Saudi. "Saya sangat senang bekerja sama dengan Entrust, pemasok utama teknologi ini dalam membangun infrastruktur yang merupakan jantung bagi upaya berkelanjutan Arab Saudi melangkah menuju abad informasi."

Solusi-solusi Entrust membentuk dasar keamanan bagi tiga proyek nasional dan bagi lebih dari 150 e-service MCIT yang telah direncanakan sampai 2010. Dalam jangka pendek, proyek kartu identitas nasional itu akan berfungsi sebagai pangkalan sertifikat yang akan digunakan bagi semua prakarsa e-government dan tujuan resmi lainnya di Kerajaan Arab Saudi baik bagi warga negara maupun bagi pengusaha.

Anggaran e-government Arab Saudi juga mencakup pengembangan sejumlah proyek infrastruktur utama termasuk portal G2g dan pusat data.

"Untuk keamanan kartu identifikasi nasional itu, MCIT menyadari bahwa ia memerlukan sertifikat digital dan membuktikan autentifikasi serta memerlukan enkripsi untuk melindungi informasi yang ada di dalam kartu itu,"kata Direktur Utama dan CEO Entrus Bill Conner. "Hal ini akan melapisi pendekatan keamanan yang akan membantu melayani kebutuhan warganya dan juga memberikan saluran yang aman bagi komunikasi dan kolaborasi dengan cara yang tidak bisa diganggu dan tanpa kelim."

Menggunakan Entrust Authority Security Manager,otoritas sertifikasi akar MCIT (CA) juga akan memasuk sebuah akar CA kepada Infrsatruktur Informasi Pertahanan guna menciptakan sebuah infrastruktur informasi efisien yang tunggal.

Entrust Authority Security Manager, sebuah PKI yang terkemuka di dunia, dirancang untuk mengatur kunci-kunci dan sertifikat digital yang terdiri atas identitas digital yang akan digunakan untuk mengotomatisasi secara terbuka proses yang berkaitan dengan keamanan dalam sebuah organisasi. Sebagai sistem otoritas sertifikasi organisasi, platform itu dapat membantu penggunaan penandaan digital, resep digitak, enkripsi dan jasa manajemen perijinan pada berbagai jenis aplikasi dan solusi, Entrust Entelligence Messaging Server 9.0 memberikan kapabilitas e-mail yang aman untuk mengirim komunikasi e-mail yang dienkripsi bahik di dalam mapun ke luar organisasi.

Tentang Entrust

Entrust (Nasdaq: ENTU) mengamankan identitas dan informasi digital bagi pelanggan, perusahaan dan pemerintahan di 1.650 organisasi yang membentang di 60 negara. Memiliki daya saing dalam pendekatan keamanan berlapis untuk mengatasi resiko yang makin berat, solusi Entrust membantu mengamankan identitas digital yang paling umum dan informasi yang paling rahasia dalam sebuah organisasi. Hal ini mencakup SSL, autentifikasi, deteksi penipuan, sharing proteksi data dan keamanan e-mail. Untuk informasi hubungi 888-690-2424, e-mail entrust@entrust.com or visit http://www.entrust.com.

Entrust merupakan hak cipta terdaftar dari Entrust, Inc. di Amerika Serikat dan negara tertentu lainnya. Di Kanada, Entrust merupakan hak cipta terdaftar dari Entrust Limited. Semua produk Entrust merupakan hak cipta terdaftar dari Entrust,
Inc. or Entrust Limited. Semua nama dan produk perusahaan lainnya merupakan hak
cipta atau didaftar sebagai hak cipta dari pemiliknya masing-masing-masing.

Source: ANTARA News

Bush di Arab Saudi


Rencananya sampai hari Selasa ini Bush akan menghabiskan waktunya dengan raja Abdullah. Mereka akan membahas dua topik penting: proses perdamaian Israel-Palestina, dan masalah Iran. Nampaknya dalam hal Israel-Palestina Bush bisa mengharapkan dukungan dari Abdullah. Namun dalam masalah Iran tidak. Arab Saudi memiliki hubungan dipolmatik dan ekonomi yang sangat erat dengan Iran. Di masa lalu raja Abdullah pernah mengatakan dengan tegas, tidak akan mengorbankan hubungan baiknya dengan Iran demi konflik Amerika-Iran. Apalagi mengancam Iran dengan serangan militer. Sikap raja Abdullah ini mewakili suara rakyatnya. Seorang pegawai bank yang ditemui di sebuah pusat perbelanjaan mewah di Riyadh menuturkan:

"Media sering memberitakan bahwa Iran mendukung kelompok teroris. Tapi menurut saya hal ini tidak benar."

Pegawai bank itu yang sedang menemani istrinya belanja mengecam Bush yang berulang kali menuding dan mengancam Iran.

"Itu sikap yang berlebihan dan menimbulkan ketegangan. Padahal kami juga ingin hidup damai di kawasan ini."

Tiga perempuan yang ditemui di sebuah kedai hamburger, bahkan nadanya lebih tegas lagi dalam menanggapi tudingan Bush bahwa Iran mendukung teroris:

"Ia menjelekkan semua negara Timur Tengah, seperti Suriah, Iran. Sedangkan menurut saya, kelakuan Amerika di Irak justru adalah kelakuan negara teroris."

Menurut jajak pendapat terakhir, 82 persen warga Arab Saudi menentang keterlibatan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Mereka sangat tidak menyukai presiden George W. Bush. Perempuan yang ditemui di kedai warung tadi itu mengatakan:

"Presiden Bush pandai bicara, tapi bertindak buruk."

Presiden George Bush memang merupakan salah satu figur paling tidak disukai di Timur Tengah. Namun mereka, juga warga Arab Saudi sadar, bahwa tidak lama lagi Bush akan menjadi masa lalu.

Arab Saudi Tolak Jadi Pangkalan untuk Serang Iran

Sebuah harian terkemuka Arab Saudi, Sabtu mengesampingkan usaha Amerika Serikat untuk menggunakan kerajaan Teluk yang kaya minyak itu sebagai pangkalan bagi kemungkinan perang terhadap Iran terkait program nuklir Teheran yang disengketakan.

Dua hari sebelum kunjungan Presiden AS George W.Bush ke Arab Saudi, suratkabar Al Riyadh yang pro pemerintah mengatakan: "Kami menolak digunakan untuk melancarkan perang atau ketegangan dengan Iran.

"Masalah ini dapat diselesaikan melalui jalur diplomatik dan melalui dialog," tulis suratkabar yang mencerminkan pandangan-pandangan pihak berwenang Arab Saudi itu.

Bush, Jumat memulai kunjungan empat negara Teluk sebagai bagian dari satu lawatan ke Timur Tengah untuk mendorong perjanjian perdamaian antara Israel dan Palestina dan menggalang dukungan dari sekutu-sekutunya di kerajaan-kerajaan minyak Muslim Sunni menghadapi "ancaman" yang ia katakan ditimbulkan Iran yang berpenduduk mayoritas Muslim Syiah itu.

Di Israel , Bush, Rabu memperingatkan bahwa Iran merupakan "satu ancaman terhadap perdamaian dunia" dan harus tidak diizinkan mengembangkan teknologi untuk membangun sebuah senjata nuklir. Iran membantah berusaha untuk memiliki senjata-senjata nuklir.

"Jika presiden itu ingin memperoleh solidaritas dari semua negara Arab... ia harus fokus, rasional tentang masalah paling penting dalam masalah keamanan," kata Al Riyadh.

Sebuah laporan intelijen AS belum lama ini mengatakan Iran, yang berulangkali mengatakan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai, menghentikan program senjata nuklirnya tahun 2003.

Bush disambut baik "sebagai seorang yang mendukung perdamaian, bukan seorang yang mendukung perang," kata suratkabar itu.

Ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat sehari menjelang kunjungan Bush menyangkut satu konfrontasi angkatan laut di Selat strategis Hormuz, dengan Pentagon mengatakan kapal-kapal perang AS diancam oleh kapal-kapal cepat Iran, demikian Reuters.

Source: ANTARA News

Selasa, 15 Januari 2008

Bush Bahas Harga Minyak di Arab Saudi


Di hari kedua lawatan Presiden AS di negara penghasil minyak terbesar dunia, Bush bertemu sejumlah pebisnis Arab Saudi.

Presiden AS George W. Bush meminta penghasil minyak mentah terbesar dunia itu menindak-lanjuti harga minyak yang terus melambung. Awal tahun ini, harga minyak mentah mencapai rekor baru dengan menyentuh 100 Dollar AS per barrel.

Bush berharap negara-negara OPEC mempertimbangkan dampak lonjakan harga minyak yang tidak terkendali terhadap ekonomi dunia. Di hadapan sejumlah pebisnis Arab Saudi Bush mengatakan: “Saya membahas hal ini dengan duta besar, dan kami akan bertemu Raja Abdullah malam ini. Harga minyak yang sangat tinggi berdampak negatif pada ekonomi kami. Saya berharap, negara OPEC mempertimbangkan jumlah produksi mereka. Bila salah satu ekonomi besar dunia menderita karena lonjakan harga minyak maka ini berarti menurunnya konsumsi, dan jumlah minyak serta gas yang terjual juga berkurang.”


Bush menegaskan, lawatan Timur Tengahnya bertujuan untuk menguatkan komitmen untuk menjaga keamanan dengan para mitranya di kawasan Teluk. Ancaman terbesar datang dari Iran, sponsor utama terorisme dunia, begitu dikatakan Bush.

Retorika Bush ini tidak mengundang simpati di kawasan Timur Tengah. Suatu jajak pendapat di Arab Saudi misalnya menunjukkan sebagian warga kritis terhadap Presiden Bush dan Amerika Serikat. Pemerintah Arab Saudi pun ingin menghindari konfrontasi bersenjata mengingat konflik Irak yang dimulai dengan invasi Amerika Serikat tahun 2003 belum juga berhasil dituntaskan. Riyadh menyerukan semua pihak bertindak dengan kepala dingin dalam menyelesaikan sengketa atom Iran.

Selain proses perdamaian di Timur Tengah, sengketa atom Iran dan lonjakan harga minyak dunia, satu poin lagi yang diusung dalam lawatan Timur Tengah Bush adalah upaya Amerika untuk mempromosikan demokrasi di kawasan. Presiden Amerika mengkritik pembatasan kebebasan berpendapat di sejumlah negara Arab.

“Kita tidak dapat mengharapkan rakyat percaya pada janji akan masa depan yang lebih baik kalau mereka dipenjara hanya karena mempertanyakan kebijakan pemerintahnya. Negara yang modern tidak dapat terbentuk bila pemerintahnya membungkam segala bentuk kritik yang legitim.“

Tapi apakah topik ini juga akan dibahas Bush saat bertemu Raja Abdullah di peternakan pribadi Raja di Janadriyah, masih belum diketahui.

Senin, 14 Januari 2008

Bush ke Arab Saudi Menggalang Dukungan Perundingan Perdamaian Israel Palestina

Dalam pidato di Abu Dhabi hari Minggu, Presiden Bush menghimbau negara-negara Teluk agar bergabung dengan Amerika dalam menghadapi Iran, yang disebutnya sebagai negara sponsor teror paling terkemuka di dunia.

Negara-negara Arab Sunni di Teluk menjaga hubungan dengan Iran meskipun mereka prihatin mengenai pengaruh regional kaum Syiah Iran.

Arab Saudi bulan lalu mengundang Presiden Iran Mahmoud Ahmedinejad untuk menunaikan ibadah haji.

Sebelum ke Arab Saudi, Presiden Bush melakukan kunjungan singkat ke Dubai.

Minggu, 13 Januari 2008

Sarkozy Kunjungi Arab Saudi pada Lawatan ke Timur Tengah


Presiden Prancis Nicolas Sarkozy hari ini mengunjungi Arab Saudi pada awal lawatan tiga hari ke Timur Tengah.

Media pemerintah Saudi mengatakan, kerajaan itu akan sepakat membeli perlengkapan militer dari Prancis selama kunjungan Sarkozy.

Dalam wawancara dengan harian al-Hayat sebelum lawatan ini, Sarkozy mengatakan, ia ingin meningkatkan tekanan terhadap Iran agar menghentikan kegiatan nuklirnya. Menurutnya, tekanan seyogyanya dilakukan melalui Dewan Keamanan dan Uni Eropa.

Dalam wawancara itu, Sarkozy mengatakan, ia akan mempertimbangkan kemungkinan memulihkan hubungan dengan Suriah kalau negara itu memegang peran positif dalam mengakhiri krisis politik di Libanon.

Ia menegaskan, fraksi-fraksi Libanon yang pro Barat dan pro Syria harus segera melaksanakan prakarsa Arab yang menyerukan diangkatnya Jenderal Michel Suleiman sebagai presiden Libanon.

Source: VOA News