Kamis, 27 Maret 2008

Kaum Perempuan Arab Saudi Akhirnya Boleh Setir Mobil Sendiri



Pemerintah Arab Saudi memastikan, paling lambat tahun depan, kaum perempuan di Saudi sudah dibolehkan mengendarai mobil sendiri.

"Pengadilan Kerajaan sudah memutuskan hal ini. Kami akan segera mengumumkannya, " kata seorang pejabat pemerintahan Saudi seperti dilansir The Daily Telegraph, Senin (21/1).

Saudi memutuskan membolehkan kaum perempuan di negara itu mengendarai mobil sendiri, karena desakan dari organisasi-organisasi hak asasi manusia lokal dan internasional yang meminta agar Saudi mengakhiri larangan perempuan mengendarai mobil sendiri.

Kelompok aktivis perempuan di Saudi baru-baru ini melakukan aksi protes dengan mengendarai mobil keliling Saudi. Mereka juga mengirimkan petisi berisi 1.100 tanda tangan pada Raja Abdullah bin Abdul Aziz, dan mengatakan bahwa tidak dasar ajaran agama yang melarang perempuan mengendarai mobil sendiri.

Menurut seorang pejabat pemerintah Saudi yang tidak mau disebut jati dirinya, pembahasan untuk memberi izin kaum perempuan mengendarai mobil, berlangsung cukup alot. "Harus diakui, jika seorang gadis remaja yang sekolah sejak tahun 1960-an, mereka pasti punya kemampuan berada di belakang setir ketika sudah dewasa, " kata pejabat tadi.

Selama ini, pemerintah Saudi dengan ketat memberlakukan larangan bagi kaum perempuan untuk mengendarai mobil sendiri. Pada tahun 1990, polisi Saudi menangkap dan menghukum 47 perempuan yang melakukan konvoi dengan menggunakan 15 mobil. Polisi juga memberi teguran pada kerabat laki-laki perempuan-perempuan yang dianggap telah melanggar peraturan negara tersebut.

Setelah kasus ini, Mufti dan kepala dewan ulama senior Saudi, Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengeluarkan fatwa yang melarang perempuan mengendarai mobil.

Source: eramuslim.com

Kamis, 20 Maret 2008

Arab Saudi Negara yang Masih “Terjaga” dari Gereja


Semua Negara di dunia, hatta Negara Islam berdiri gereja. Hanya Arab Saudi yang masih “terjaga” dan tak ada pembangunan gereja.

Beberapa negara teluk seperti berlomba membangun gereja. Ahad, 23 Maret mendatang, umat Kristiani di Qatar akan menikmati sebuah gereja megah yang dibangun negara. Selama ini, umat Kristiani yang seluruhnya pendatang itu, melakukan kebaktian di rumah-rumah.

Bahrain, Kuwait, Oman, dan Uni Emirat Arab telah lama membangun gereja untuk pandatang yang beragama Kristen. Qatar yang dianggap bealiran wahabi seperti Arab Saudi itu telah membukadiri dengan membangun gereja.

Jumat nanti, utusan Vatikan akan meresmikan gereja terbesar di Doha, Qatar, yang diberi nama Gereja St Mary untuk pemeluk Katolik Roma. Gereja itu akan menjadi gereja pertama dari lima gereja yang direncanakan dibangun di wilayah kaya minyak itu.

"Bahrain adalah negara Teluk pertama yang nemiliki gereja dan dibangun tahun 1906 oleh seorang misionaris Anglikan asal Amerika,” kata Yussef Haidar, sekretaris Gereja Anglikan di Bahrain, bangga, seperti dikutip Middle East Online edisi Sabtu, 14 Maret kemarin. Di Bahrain terdapat 1.000 orang pemeluk Kristen, termasuk kalangan wanita.

ImageGereja-gereja itu memang diperuntukkan untuk kalangan pendatang yang berasal dari Barat, Asia Barat (India dan Srilangka), serta beberapa negara Arab seperti Mesir, Libanon, Iraq, dan Suriah.

Kuwait saja sudah dibangun 10 gereja, termasuk sebuah gereja yang pusat kota. Padahal di sana hanya ada sekitar 200 orang pemeluk Kristen dari 1 juta jiwa penduduk Kuwait. Pemeluk Kristen Kuwait berasal dari Palestina dan Irak. Mereka semula menuntut negara untuk memfasilitasi rumah ibadah buat mereka setelah tentara Amerika hilir mudik di negara itu. Sementara di Uni Emirat Arab terdapat antara 350.000 hingga 400.000 pemeluk Kristen yang berasal dari India, Filipina, Mesir, Libanon, dan begara lainnya.

“Dengan diresmikannya sebuah gereja di Qatar itu nantinya akan semakin terbuka toleransi beragama di kawasan teluk itu,” kata Pastur Francois Koussaifi, kardinal yang ditunjuk untuk wilayah Dubai dan Uni Emirat Arab.

“Kebutuhan gereja akan semakin meningkat terkait dengan meningkatnya jumlah pemeluk Kristen di wilayah ini,” katanya. Koussaifi adalah warga asal Libanon yang mampu memimpin kebaktian dengan bahasa Arab dan Perancis.

Menurut Koussaifi, pembangunan gereja tak ada masalah di wilayah yang mayoritas beragama Islam itu. Bahkan gereja yang diresmikan nanti itu juga berhadapan dengan masjid yang hanya dipisahkan oleh taman.

Katolik memang mendoiminasi jumlah gereja di negara teluk. Di Dubai dan Uni Emirat Arab ada tujuh gereja Katolik. Sisanya ada Anglikan dan Koptik Orthodok. “Saya menginginkan pemerintah menyediakan tanah lebih banyak untuk gereja. Gereja ini hasil permintaan kami empat tahun lalu,” kata Koussaifi.

Sementara menurut Pastor Michael Bos, pimpinan gereja Katolik di Muscat, Oman, sebagian besar pemeluk Katolik berasal dari India dari kalangan pendatang yang mengadu nasib di negara kaya minyak di ujung Semenanjung Arab ini. “Kami laksanakan kebaktian berdasar budaya masing-masing asal daerahnya,” katanya. Bos, adalah direktur Al-Amana Centre yang mengkaji hubungan Islam dan Kristen di Oman.

Di Oman gereja bisa didapati di Muscat, Sohar, dan Salalah. “Tanah dan bangunan adalah hadiah Sultan Qabus, sebagai lambang toleransi beragama yang telah lama ada di negara ini,” kata Bos.

Memang, tinggal Kerajaan Arab Saudi yang tak mungkin memberikan izin pendirian sebuah gereja di wilayah itu. Meski banyak “tekanan” namun Arab Saudi tetap tak bergeming untuk memberi kesempatan pendatang beragama lain untuk mewujudkan rumah ibadah di wilayahnya. Biasanya, bagi para pendatang, terkait dengan pekerjaan, maka mereka hanya akan melakukan kebaktian dengan menyewa ruangan sebuah hotel pada hari Ahad.

Tanah Haram

ImageSebagaimana diketahui, disebutkan dalam Surat Ali Imran (surat 3 ayat 97), bahwa barang siapa yang masuk ke dalam perkarangan Masjidil Haram itu, terjaminlah keamannya. Bukan saja manusia, bahkan juga bintang-binatang perburuan. Karena itulah, Oleh sebab itu disebut juga dia Tanah Haram, atau daerah yang dihormati.

Di Saudi selain Mekah, ada pula Madina yang juga disebut Tanah Haram. Pada tahun 8 H, (623 M) Mekah masih boleh ditempati atau di kunjungi oleh orang-orang Nasrani, Yahudi dan non-muslim lainnya. Namun karena banyak orang kafir melakukan tindakan-tindakan munafik, ingkar janji dan memusuhi serta menodai syiar Islam maka pada tahun 9 H mereka ditolak masuk Tanah Haram. Ini berdasarkan firman Allah dalam surat Attaubah ayat 28 yang artinya;

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang Musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini.

Selain itum di tempat ini Allah SWT menempatkan beberapa macam larangan seperti; berburu hewan buruan, tidak boleh merusak pohon, tanah dan batunya dilarang dibawa keluar tanah haram serta orang non-Muslim dilarang masuk.

Source: hidayatullah.com

Ulama Arab Saudi Buat Fatwa Baru, Hadiah Bunga Buat Orang Sakit Hukumnya HARAM!

Ulama Arab Saudi baru-baru ini mengeluarkan fatwa kepada seluruh umat Islam sedunia soal pengharaman pemberian hadiah bunga bagi orang sakit.

Menurut laporan Shia Online mengutip Jahan, dalam fatwa itu disebutkan, “Melihat kondisi semakin banyak toko bunga di dekat rumah-rumah sakit dan pemberian hadiah bunga dari para penjenguk kepada yang sakit, Pusat Riset Ilmiah dan Kantor Pusat Fatwa Arab Saudi mengeluarkan fatwa pengharaman pemberian hadiah dengan bunga kepada orang sakit dan fatwa ini kepada seluruh umat Islam sedunia.”

Kantor Pusat Fatwa Arab Saudi ini menjelaskan dalil pengharamannya sebagai berikut, mengingat pemberian hadiah lewat bunga merupakan budaya yang dilakukan kaum muslimin dengan meniru negara-negara Barat, oleh karenanya mengamalkannya menjadi tidak diperbolehkan dan haram.

Pusat Fatwa ini menambahkan, selain pemberian hadiah dengan bunga adalah budaya negara-negara kafir, hadiah ini juga tidak bermanfaat bagi orang yang sakit, oleh karenanya, pemberian hadiah ini menjadi sia-sia.

Ditambahkan pula, memanfaatkan harta kaum muslimin untuk hal yang sia-sia, seperti pemberian hadiah bunga kepada orang sakit merupakan hal yang tidak diperbolehkan. Sebagai gantinya, mendoakan orang sakit agar lekas sembuh dan mengajarkan cara-cara pengobatan ilahi kepadanya.

Sebagai tambahan, dalam peringatan hari valentin baru-baru lalu, ulama Arab Saudi juga mengharamkan pemberian hadiah bunga rose merah dan penjualannya pada hari itu dilarang.

Arab Saudi Harapkan KTT OKI Perkokoh Persatuan Umat Islam

Dewan Menteri Arab Saudi, Selasa, menekankan pentingnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Konferensi Islam (OKI) Ke-11, yang direncanakan diselenggarakan di ibukota Senegal, Dakar, pada 13-14 Maret.

Dewan Menteri tersebut memuji upaya Presiden Senegal Abdoulaye Wade untuk menyukseskan KTT tersebut, demikian laporan IINA, mengutip kantor berita Arab Saudi (SPA).

Lebih dari 5.000 wakil, termasuk kepala negara dan pemerintahan serta menteri dari 50 negara lebih diharapkan akan menghadiri KTT.

Dewan Menteri Arab Saudi berharap KTT akan memperkokoh persatuan umat Muslim.

"KTT itu diselenggarakan pada saat dunia Islam menghadapi tantangan dan situasi yang menuntut upaya bersama," katanya.

Dewan Menteri Arab Saudi, atau Kabinet, menyampaikan harapannya agar KTT semakin mempersatukan umat Muslim.

Source: Antara News

Selasa, 18 Maret 2008

Hadiah Bunga Buat Orang Sakit Hukumnya HARAM

Ulama Arab Saudi baru-baru ini mengeluarkan fatwa kepada seluruh umat Islam sedunia soal pengharaman pemberian hadiah bunga bagi orang sakit.

Dalam fatwa itu disebutkan, “Melihat kondisi semakin banyak toko bunga di dekat rumah-rumah sakit dan pemberian hadiah bunga dari para penjenguk kepada yang sakit, Pusat Riset Ilmiah dan Kantor Pusat Fatwa Arab Saudi mengeluarkan fatwa pengharaman pemberian hadiah dengan bunga kepada orang sakit dan fatwa ini kepada seluruh umat Islam sedunia.”

Kantor Pusat Fatwa Arab Saudi ini menjelaskan dalil pengharamannya sebagai berikut, mengingat pemberian hadiah lewat bunga merupakan budaya yang dilakukan kaum muslimin dengan meniru negara-negara Barat, oleh karenanya mengamalkannya menjadi tidak diperbolehkan dan haram.

Pusat Fatwa ini menambahkan, selain pemberian hadiah dengan bunga adalah budaya negara-negara kafir, hadiah ini juga tidak bermanfaat bagi orang yang sakit, oleh karenanya, pemberian hadiah ini menjadi sia-sia.

Ditambahkan pula, memanfaatkan harta kaum muslimin untuk hal yang sia-sia, seperti pemberian hadiah bunga kepada orang sakit merupakan hal yang tidak diperbolehkan. Sebagai gantinya, mendoakan orang sakit agar lekas sembuh dan mengajarkan cara-cara pengobatan ilahi kepadanya.

Minggu, 09 Maret 2008

Arab Saudi Bakal Jadi Pusat Penyedia Energi Matahari


Arab Saudi tidak hanya menjadi negara eksport minyak tanah terbesar di dunia tapi negara tersebut akan mendedikasikan diri sebagai pusat penyedia tenaga matahari.

"Bagi sebuah negara seperti Arab Saudi, salah satu energi yang paling penting untuk dikembangkan adalah energi matahari," ujar Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Nuaimi, seperti dikutip dari AFP, Senin (3/3/2008).

Ia pun menambahkan bahwa saat ini Arab Saudi sedang mengadakan penelitian mengenai kemungkinan negara Islam tersebut sebagai pusat penyedia tenaga matahari. Bahkan Nuaimi menargetkan bahwa Arab Saudi akan menjadi negara eksport tenaga solar terbesar pada 30 hingga 50 tahun mendatang.

"Jika kami bisa menjadi negara pengekspor minyak terbesar maka kami juga harus mampu menjadi pengekspor energi lainnya," ujar Nuaimi.

Saat ini Arab Saudi telah memproduksi lebih dari 10 juta barel minyak mentah setiap harinya. �

Nuaimi juga menyatakan bahwa Arab Saudi berencana untuk berinvestasi di program pembuatan dan penyimpanan karbon untuk mengembangkan sebuah teknologi yang memungkinkan ekstraksi karbon dioksida dari atmosfir dan menyimpannya di dalam tanah. Nuaimi mengklaim sudah banyak negara yang mau bekerja sama dengan Arab Saudi.

Bahkan pada pertemuan di Riyadh pada November lalu, para anggota Gulf OPEC berhasil mengumpulkan sekira USD750 juta untuk mengembangkan sebuah teknologi yang dapat menghalau global warming dengan menekankan teknologi tersebut pada penataan dan penyimpanan karbon.

Source: techno.okezone.com

Thailand Ingin Pulihkan Hubungan Dengan Arab Saudi

Thailand berharap akan memulihkan hubungan diplomatik dengan Arab Saudi, dengan "menyelesaikan kasus "Intan Biru", menyangkut paling tidak pembunuhan empat diplomat Arab Saudi yang belum terbongkar dan hilangnya barang-barang perhiasan kerajaan seharga jutaan dolar, kata media pemerintah, Minggu.

Menlu baru Thailand Noppadon Pattama menegaskan pemulihan hubungan erat dengan Arab Saudi sebagai salah satu dari prioritas-prioritasnya bagi diplomasi "pro-aktip" nya, kata DPA mengutip Kantor Berita Thai News Agency (TNA).

Hubungan Thailand-Arab Saudi buruk dalam dua dasawarsa terakhir ini karena Thailand tidak melakukan penyelidikan yang layak dan menjelaskan tentang pembunuhan empat diplomat Arab Saudi di Bangkok dan hilangnya seorang saudagar Arab Saudi tahun 1989, yang nasibnya kabarnya ada kaitan dengan apa yang disebut Intan Biru itu.

Intan yang legendaris itu adalah termasuk di antara batu permata berharga dan barang-perhiasan yang dicuri warga Thailand, Kriangkrai Techamong, dari istana Pangeran Arab Saudi pada akhir 1980 ketika ia bekerja sebagai tukang kebun di Kkerajaan Arab Saudi itu.

Kriangkrai kabarnya mengirim barang-barnag curian itu ke Thailand dan kemudian pulang.

Sebuah penyelidikan polisi Thailand berhasil menyita barang-barang perhiasan curian itu, tetapi ketika barang-barang itu dipulangkan ke Arab Saudi banyak yang palsu, termasuk Intan Biru itu.

Seorang perwira senior polisi Thailand terbukti bersalah membunuh isteri dan putra seorang tukang emas Thailand yang dianggap punya hubungan dengan kasus itu, tetapi barang-barang perhiasan yang hilang itu tidak pernah ditemukan kembali.

Segera setelah kasus itu Arab Saudi melarang para pekerja Thailand dan melarang warganya mengunjungi Thailand sebagai wisatawan, sehingga menyebabkan hilangnya pendapatan jutaan dolar dari kerajaan itu.

Noppadon, yang menjadi menlu 6 Februari, berikrar akan menyelesaikan kasus yang telah puluhan tahun itu dalam usaha memulihkan hubungan dengan Arab Saudi, sebagai bagian dari misinya untuk memperbaiki hubungan ekonomi dengan sejumlah negara.

Source: ANTARA News

Arab Saudi Minta Warganya Tinggalkan Lebanon

Arab Saudi menasihati warganya di Lebanon, khususnya keluarga yang tinggal di sana, agar meninggalkan negara itu secepatnya karena situasi keamanan, kata satu sumber pemerintah Lebanon.

Menurut sumber itu, pemerintah Lebanon telah memastikan kebenaran berita tersebut pada Kedutaan Besar Arab Saudi di Lebanon setelah sejumlah warga Saudi menyatakan bahwa mereka menerima pesan teks mengenai saran itu.

AS hari Kamis menyatakan menempatkan kapal USS Cole di lepas pantai Lebanon karena khawatir akan kebuntuan politik di Lebanon. Penempatan itu menyulut kecaman dari Hizbullah dan Suriah.

Sejumlah warga Kuwait mengatakan, mereka juga menerima pesan yang menyarankan agar mereka segera meninggalkan negara kawasan Laut Tengah itu.

Source: ANTARA News

Sumber itu menyatakan tidak memiliki informasi resmi mengenai hal itu.

Ada berita yang simpang-siur mengenai apakah Kedutaan Besar Kuwait telah mengeluarkan peringatan kepada warganya.

Bulan lalu Arab Saudi mengeluarkan peringatan yang mendesak warganya tidak bepergian ke Lebanon karena memburuknya situasi politik dan keamanan. Kuwait dan Bahrain juga mengeluarkan seruan-seruan serupa.

Arab Saudi yang berpenduduk muslim Sunni adalah pendukung utama pemerintah Lebanon yang dipimpin Sunni yang terlibat ketegangan politik selama 15 bulan dengan oposisi yang dipimpin Hizbullah yang didukung Iran dan Suriah.

Ketegangan di kawasan itu juga meningkat setelah pembunuhan seorang komandan Hizbullah di Damaskus, ibukota Suriah, bulan lalu. Hizbullah menuduh Israel mendalangi pembunuhan Imad Moughniyah, demikian Reuters.