Selasa, 29 Juli 2008

Selimut Ka'bah Untuk SBY

SBY dan kedua imam 2 masjid suci berfoto bersama.

Presiden SBY (paling kiri) menerima hadiah selimut Ka'bah dari Syeikh Saud Ibrahim Al-Shrim imam besar Masjidil Haram, Mecca, Saudi Arabia (tengah) dan (paling kanan) Syeikh Abdul Mohsen Mohammed Al-Qasim imam besar Masjidil Nabawi, Medina, Saudi Arabia.

Presiden SBY menerima hadiah miniatur Masjidil Haram dan Al-Qur'an

Presiden SBY berharap seluruh Hafidz (penghafal) Al-Qur'an untuk terus berdakwah dimanapun mereka berada.


Presiden SBY bertemu dengan peserta MTQ ASEAN di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/7).

SBY diberikan kenang-kenangan selimut Ka'bah miniatur Masjidil Haram dan Al-Qur'an oleh Syeikh Saud Ibrahim Al-Shrim dari Masjidil Haram dan Syeikh Abdul Mohsen Mohammed Al-Qasim dari Masjidil Nabawi.

Imam Besar Arab Saudi Kunjungi Rumah Wapres Jusuf Kalla


Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kedatangan tamu istimewa dari negeri penghasil minyak Arab Saudi. Dua imam besar dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi berkunjung untuk silturahmi.

Keduanya adalah Syeikh Saud Ibrahim Al-Shrim dari Masjidil Haram dan Syeikh Abdul Mohsen Mohammed Al-Qasim dari Masjidil Nabawi. Mereka ditemani oleh Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Abdurrahman Mohammed Amen Al-Khayyat.

Pertemuan berlangsung sejak pukul 08.30 WIB. "Ini hanya silaturahmi saja," kata JK, di kediamannya, di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (24/72008).

Tidak hanya bersilaturahmi, kedua imam besar itu menyatakan apresiasinya terhadap pemerintah Indonesia yang tegas menindak ajaran sesat di Indonesia.

"Meskipun Indonesia negara terbuka dengan mayoritas Islam tapi pemerintah tetap dinilai tegas dalam menindaki ajaran-ajaran sesat," ujar Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh (Amphuri), Fuad Hasan, yang mendampingi JK saat dihubungi melalui telepon.

Lebih lanjut Fuad mengatakan, dalam perbincangan dengan imam besar tersebut, keduanya meminta agar di Indonesia jangan sampai hal-hal yang digariskan oleh agama ternodai. Mereka juga memuji Indonesia dan membanggakannya sebagai negara terbuka dan negara demokrasi yang tetap menjunjung nilai-nilai agama.

"Mereka juga antusias dengan perkembangan Indonesia yang begitu besar. Terutama karena Indonesia mayoritas muslim terbesar," imbuh Fuad.

Sementara Syeikh Saud Ibrahim Al-Shrim menyatakan penghargaannya yang tinggi terhadap Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam.

"Kami ke sini untuk berkunjung dan bersilaturahmi. Kami sangat menghargai Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim," tutur Al-Shrim.

Kamis, 24 Juli 2008

Lion Air Berencana Terbang ke Arab Saudi

Maskapai penerbangan PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) merencanakan akan membuka jalur penerbangan ke Arab Saudi. Ditargetkan tahun ini Lion Air melayani penerbangan Jakarta-Jeddah dan Jakarta-Riyadh dengan pesawat Boeing 777.

Setelah ada perjanjian penerbangan antar Pemerintah RI dengan Pemerintah Arab Saudi, telah disetujui penambahan frekuensi lalu lintas penerbangan antar kedua negara. Yang sebelumnya hanya ada delapan frekuensi seminggu, maka jumlah penerbangan ditingkatkan menjadi 24 penerbangan.

Dari jumlah frekuensi tersebut, Lion Air mengincar sebanyak 10 penerbangan. Saat ini Lion telah mengajukan tujuh izin penerbangan ke Arab. Enam jurusan Jeddah, satu jurusan Riyadh. "Tiga penerbangan lainnya segera diusulkan untuk jurusan Jakarta-Riyadh," kata Sekretaris Perusahaan Lion Air, Hasyim Arsal Alhabsi di Jakarta, Kamis (10/7).

Dua kota besar di Arab tersebut disasar Lion Air dengan pertimbangan permintaan segmen yang sangat besar. Riyadh yang juga ibu kota Arab Saudi menjadi pasar bisnis. Sedangkan Jeddah menjadi pasar bagi penumpang yang akan melakukan umrah.

Menurut Hasyim, saat ini approval designated airlines untuk Lion Air sedang diurus oleh otoritas antar pemerintah. "Kita sedang menunggu proses approval di Arab," ujarnya.

Apabila semua proses berjalan lancar, pihak Lion berharap sebelum bulan puasa persiapan prasarana segera dimulai. "Mudah-mudahan akhir tahun sudah bisa terbang ke Arab," sambung Hasyim.

Lion berencana melayani penumpang ke Arab Saudi dengan menggunakan pesawat jenis Boeing 777. Presdir Lion Air, Rusdi Kirana, lanjut Hasyim, sekarang sedang berada di markas pabrik Boeing di Seattle, Amerika Serikat. Rusdi sedang melakukan negosiasi pengadaan pesawat tersebut.

Lion berencana mengoperasikan dua hingga tiga unit Boeing 777. Pesawat dengan daya muat 345 penumpang tersebut dipilih, selain bisa mengangkut penumpang langsung ke Arab, tingkat efisiensinya pun cukup besar. Menurutnya, Boeing 777 bisa menghemat BBM antara 20 persen hingga 40 persen.

Namun demikian, negosiasi pengadaan Boeing 777 tampaknya akan alot, mengingat pesawat ini sangat terbatas jumlahnya. Karenanya, bila tahun ini jenis pesawat tersebut belum berhasil didapatkan, maka Lion Air akan menggunakan alternatif kedua yaitu menggunakan pesawat andalannya saat ini Boeing 737-900 Extended Range (ER).

Dengan Boeing 737-900 ER, Lion Air bisa mengantar penumpang Indonesia ke Arab Saudi. Namun tidak bisa terbang langsung, pesawat tersebut setidaknya harus mengisi bahan bakar di tengah perjalanan. "Kita juga menyiapkan alternatif dengan Boeing 737-900 ER, tetapi akan singgah dulu di beberapa kota seperti Bangkok dan Madras untuk mengisi bahan bakar," ujarnya.

Selasa, 08 Juli 2008

Arab Saudi Jamin Pasokan Minyak Dunia Cukup

Cadangan minyak mentah dunia cukup untuk memenuhi beberapa dekade dan bahwa negaranya akan investasi lebih besar untuk mencapai produksi 15 juta barel per hari, demikian Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Al-Nuaimi.

"Dunia telah mempunyai cadangan minyak cukup, baik konvensional maupun non-konvensional, untuk memenuhi permintaan beberapa dekade mendatang," katanya dalam pertemuan puncak para konsumen dan produsen utama di Jeddah, Minggu (22/6).

"Kekhawatiran yang berlangsung lama seputar kekurangan pasokan nampaknya telah memainkan suatu peranan kuat harga-harga minyak berjangka, dan saya yakin bahwa kekhawatiran itu adalah suatu yang tidak pada tempatnya," katanya.

Sebaliknya, Menteri Energi Amerika Serikat Samuel Bodman menyatakan pada pertemuan tersebut bahwa "produksi tidak sesuai dengan pertumbuhan permintaan minyak, mengakibatkan kenaikan harga."

Al Nuaimi mengatakan bahwa kapasitas produksi minyak Arab Saudi akan naik menjadi 12,5 juta barel per hari pada akhir 2009 dan dapat ditambah lagi 2,5 juta barel jika diperlukan.

Proyek-proyek yang sedang berjalan akan manambah kapasitas maksimal negara itu menjadi 12,5 juta barel per hari pada akhir tahun depan. Sementara produksi negara itu saai 11,3 juta bpd.

Proyek-proyek tersebut meliputi peningkatan 900.000 bpd di Zuluf, 700.000 bpd di Safaniya, 300.000 bpd masing-masing di Berri dan Khurais serta 250.000 bpd di Shaybah, kata Al Nuaimi.

Kerajaan itu juga merencanakan untuk menambah dua juta barel per hari kapasitas kilang selama lima tahun ke depan.

Al Nuaimi juga menyatakan dalam suatu konferensi pers di mana belum mempunyai kerangka waktu untuk proyek-proyek tersebut.

"Kami tidak ragu bahwa jika diperlukan kami mampu melaksanakan hal itu dalam waktu sangat singkat, tidak kurang dari tiga tahun," katanya.

"Ini investasi sangat besar, di mana selama lima tahun ke depan jumlahnya akan mencapai 129 miliar dolar antara segmen industri hulu dan hilir," katanya.

Ia menambahkan bahwa sebanyak 60 miliar dolar akan digunakan untuk proyek-proyek hulu dan 69 miliar dolar untuk proyek-proyek hilir.

Menurutnya, harga yang tinggi di mana bukan dipengaruhi semata masalah pasokan pasar. Harga minyak mentah kini telah mengalami kenaikan dua kali lipat dari 70 dolar AS menjadi sekitar 140 dolar dalam setahun terakhir, demikian Thompson Financial.

"Antara kuartal ke dua 2007 dan kuartal ke dua 2008, permintaan dunia naik dengan sekitar 800.000 barel menjadi 1,2 juta barel per hari.

"Pada waktu yang sama, pasokan minyak dunia juga naik antara 1,4 hingga 1,6 juta barel per hari, secara substansial lebih besar dari pada peningkatan dalam permintaan."