Jumat, 29 Juli 2011

Tiga Instruksi Presiden untuk Hadapi Kondisi Terkini

Presiden SBY saat memberikan arahan pada pembukaan Rakor Gubernur se-Sumatera, di Hotel Aryaduta, Palembang, Sumsel, Jumat (29/7) pagi. (foto: abror/presidensby.info)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan tiga instruksi khusus kepada jajaran pemerintah se-Sumatera berkaitan dengan situasi terkini. Instruksi ini juga berlaku bagi jajaran pemerintah daerah seluruh Indonesia.

Pertama, terkait peningkatan harga pangan dan energi dunia. Indonesia tergolong masih moderat, ada harga sejumlah komoditas pangan dan energi yang relatif stabil, tapi ada pula harga komoditas yang melonjak. "Pemerintah akan terus melaksanakan stabilisasi harga ini," kata Presiden SBY dalam arahannya saat membuka Rakor Gubernur se-Sumatera dengan menteri KIB II, di Hotel Aryaduta, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (29/7) pagi.

"Sudah menjadi tugas pemimpin untuk tidak bertindak apatis dengan membiarkannya begitu saja bilamana terjadi lonjakan harga," Presiden mengingatkan.

Dalam hukum ekonomi, lanjut Presiden, ada istilah invisible hand dimana ada 'tangan-tangan tidak terlihat' yang mengatur harga pada tingkat pasar. "Tapi saya percaya ada juga tangan-tangan yang kentara, the visible hand, yaitu pemerintah dengan kebijakan dan dengan ikhtiarnya, termasuk melakukan stabilisasi harga --kalau itu berkaitan dengan harga," Presiden menjelaskan.

Kepada seluruh jajaran pemerintah, Presiden meminta perhatian sungguh-sungguh untuk peduli terhadap persoalan inflasi harga ini. "Kalau solusinya adalah operasi pasar, dan kita melaksanakan operasi pasar, ya dukunglah operasi pasar itu, supaya harga kembali stabil dan turun. Kalau ada solusi yang lain, misalnya distribusi yang macet, ya dibikin lancar," SBY menegaskan. Presiden ingin semua kalangan aktif dalam mengelola kebutuhan pokok rakyat ini.

Instruksi kedua, pemerintah pada 1 Agustus nanti akan memberlakukan gerakan penghematan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik. Kepala Negara meminta seluruh jajaran pemerintahan pusat dan daerah untuk ikut menyukseskan gerakan tersebut. "APBN kita, yang alhamdulilah jumlahnya Rp 1.200 triliun, porsi untuk subsidi tinggi dan besar. Subisidi tersebut untuk listrik, BBM, bahan komoditas pertanian, jasa pertanian," Kepala Negara menjelaskan.

Subsidi untuk rakyat ini diperlukan dan dibenarkan karena menyangkut aspek keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. "Tetapi kalau tidak tepat sasaran, subsidinya besar karena berfoya-foya, berboros-boros, itu merusak ekonomi kita," Presiden menambahkan.

Terakhir, Presiden meminta seluruh jajaran pemerintah memberikan pelayan terbaik pada bulan suci Ramadan dan Idul Fitri 1432 H nanti. "Jangan menunggu kurang seminggu dari Idul Fitri baru kita sibuk berbenah, baru sibuk memperbaiki hal-hal yang mesti kita perbaiki. Mari, mulai sekarang juga kita lakukan," ujar SBY.

"Mari kita berikan pelayanan terbaik untuk rakyat kita, hanya setahun sekali. Ibarat saudara kita ingin berlibur, sekali-sekali bertemu dengan sanak saudara dan handai taulan, ya pemerintahlah yang bekerja dan melayani. Jangan kita libur duluan dan tidak memberikan pelayanan lalu timbul masalah," kata Presiden SBY.(presidenri.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar