Jazz harus kembali ke Surabaya, karena secara histori, kota ini
memang cikal bakalnya jazz di Indonesia. Beberapa musisi legenda
dibesarkan di kota ini antara lain almarhum Maryono sampai Bubi Chen,
dan dua legendaris musisi jazz asli Surabaya.
Iklim musik jazz
juga subur tumbuh di Surabaya, karea mendapat dukungan dari media massa
maupun elektronik, sehinga mampu membentuk komunitas. Radio Suara
Surabaya (SS) dengan Errol Jonathans, bukti jazz berkembang di kota ini.
Program spesifik Radio SS Jazz Traffic dibidani Errol lantas diabadikan
dalam sebuah acara live performance para musisi jazz Indonesia.
Menurut Errol di Surabaya, Sabtu (19/11/2011), jazz kembali pada
rohnya dan sebagai kota lahirnya jazz di Indonesia. Namun belum banyak
event jazz yang mampu menampilkan puspa ragam musik jazz.
Berangkat dari kegalauan dan idealisme, maka digelar Djarum Super Mild
Jazz Traffic Festival 2011 , pada Minggu, 27 November 2011 di Grand City
Surabaya. Acara dimulai pukul 12.00 sampai 24.00 WIB dan selama 12 jam
nonstop menampilkan keanekaragaman genre musik jazz.
Wahyu Widodo
Ketua Panitia Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival 2011 mengatakan,
ko munikasi artis dan penonton menjadi daya tarik sekaligus kunci sukses
perhelatan ini. Pada sesi tertentu ditampilkan artis yang bisa membuat
penonton tidak bosan dan bahkan mampu membuat penonton berdendang
bersama, sekaligus tertawa.
Andry Swaputra Project Officer Djarum
Super Mild untuk perhelatan Jazz Traffic Festival 2011 mengatakan,
acara ini memiliki kelas dan kualitas tersendiri yang tercermin dari line up
artis dan kemasannya. Apalagi akan tampil puluhan musisi jazz nasional
dan lokal, seperti LLW (Indra Lesmana, Barry Likumahuwa, Sandy Winarta)
feat. Dira Sugandi, Bubi Chen feat. Sierra, Tompi, Maliq & D
essentials, Idang Rasjidi, BLP, RAN (semuanya tampil di indoor),
sedangkan Ligro Trio, Nita Aartsen, Endah and Reza, Balawan, Judi
Barlean feat. Sandy Winarta, Van Java, serta komunitas Korek Jazz.(kompas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar