Sabtu, 27 November 2010

Saudi tahan 149 tersangka al-Qaida

Pengumuman penahanan dilakukan setelah musim ibadah haji

Aparat kerajaan Arab Saudi mengumumkan telah menahan 149 tersangka al-Qaida dalam masa delapan bulan.
Sebanyak 25 dari orang yang ditangkap adalah warga asing asal negara-negara Arab lain dan Asia Selatan, dan sisanya warga negara Arab Saudi, kata kata kementerian dalam negeri Saudi.

Pejabat kementerian dalam negeri mengatakan agen pemerintah menggagalkan rencana untuk menyerang pejabat, warga sipil dan wartawan.

Aparat Saudi melancarkan kebijakan antiteror yang agresif sejak tahun 2003, ketika orang-orang militan melancarkan beberapa serangan.

Menurut kementerian dalam negeri, sebanyak 149 tersangka berasal dari 19 sel militan yang terpisah satu sama lain.

Sel-sel tadi memiliki kaitan dengan al-Qaida yang mengacaukan keamanan di Yaman, dan dengan Somalia, dan organisasi di Afghanistan, kata jurubicara kementerian Mansour al-Turki.

Pernyataan kementerian yang sama menyebutkan dana senilai 2,24 juta riyal (sekitar Rp 540 juta) dirampas dari al-Qaida selama masa ibadah haji dan umrah, yang dimanfaatkan orang-orang militan untuk menggalang dana.

Para analis keamanan mengatakan Arab Saudi memiliki salah satu badan antiterorisme paling efektif di dunia.

Dinas intelijen Arab Saudi diyakini membongkar rencana al-Qaida belum lama ini untuk meledakkan pesawat kargo.

Jaringan al-Qaida bisa dikatakan sudah terbongkar di kerajaan Timur Tengah tersebut, tapi kembali menggalang kekuatan sebagai al-Qaida di Jazirah Arab di wilayah Yaman bulan Januari lalu.

Langkah-langkah antiterorisme yang ditempuh aparat Arab Saudi sering dikecam kalangan organisasi pembela HAM terkait dengan penahanan ribuan tersangka dalam waktu lama tanpa dakwaan atau pengadilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar