Minggu, 23 Desember 2012

Walikota Dialog dengan Tokoh Masyarakat

Selama tiga hari, Walikota Surabaya bersama jajaran Pemkot Surabaya akan berdialog bersama tokoh masyarakat guna menyampaikan informasi program Pemkot dan menjaring aspirasi warga Surabaya.
Dinkominfo – Sebagai upaya untuk menjembatani antara Pemerintah Kota Surabaya dengan masyarakat, Bagian Pemerintah dan Otonomi Daerah Kota Surabaya gelar Dialog dengan tokoh masyarakat, Rabu (13/12) di Empire Palace.

Dialog yang hadiri ketua LKMK, RW dan RT akan digelar selama tiga hari yakni 19 hingga 21 Desember 2012 dikelompokkan berdasarkan wilayah yakni Utara, Selatan, Timur, Barat dan Pusat.

Imam Siswandi, Kepala Bagian Pemerintah dan Otonomi Daerah Kota Surabaya menjelaskan bahwa tujuan diselenggarakan dialog ini adalah untuk membangun komunikasi aktif dan efektif antara Pemkot dengan para tokoh masyarakat.

”Selain itu, memberikan bimbingan dan arahan terkait perubahan yang terjadi di wilayahnya. Memberikan informasi dan koordinasi tentang program-program dan kebijakan Pemerintah Kota Surabaya,” jelasnya.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini hadir membuka dan menjadi nara sumber. Ia menyampaikan permohonan maaf atas segala permasalahan yang ada di masyarakat dan belum terselesaikan semua.

Masih kata Risma, semua itu perlu waktu. “Makanya, dalam pertemuan ini saya mengajak seluruh SKPD untuk hadir dalam pertemuan. Supaya apa yang menjadi permasalahan masyarakat bisa langsung diakomodir dan segera dilaksanakan pada tahun depan,” ucapnya.

Risma melanjutkan bahwa Pemkot sangat peduli terhadap lansia. Untuk itu, di wilayah yang belum ada posyandu lansia dihimbau untuk segera membentuk. Pemkot akan terus membantu Lansia yang miskin untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka dengan pemberian makanan tambahan.

Ia juga menyinggung di tahun 2013, Pemkot berencana menganggarkan santunan buat anak yatim dari keluarga tidak mampu. Maka itu, RW dan RT segera mendata jumlah anak yatim di wilayahnya. "Program ini baru kita laksanakan di tahun depan. Ini yang membedakan program tahun 2012 dan tahun 2013," ujarnya.

Risma menceritakan bahwa di luar negeri mesin ekonomi yg kedua adalah memperdyakan perempuan atau ibu-ibu. Makanya ibu-ibu tidak perlu kerja diluar rumah. Mereka bisa kerja di rumah. Pertumbuhan ekonomi Surabaya tertinggi di Indonesia 7, 25%. Itu semua berkat warga Surabaya yang mampu membaca peluang usaha.

"Pak RT dan RW tinggal menghubungi Bapemas atau Dinas terkait untuk bisa mendapatkan pelatihan bagi ibu-ibu di wilayah masing-masing untuk bisa mendapatkan kegiatan yang bermanfaat. Dan mampu meningkatkan perekonomian keluarganya," pungkasnya.

Selain itu, untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang mampu bersaing dengan anak-anak luar negeri. Makanya, Pemkot terus berupaya untuk menyiapkan sarana dan prasarananya. Seperti pembangunan sekolah kejuruan dan melengkapi fasilitas praktek.

"Anak-anak kita nanti akan bersaing dgn anak-anak luar negeri. Makanya Pemkot menyiapkan sumber daya manusianya dari sekarang. Maka itu pemkot melakukan beberapa razia kepada anak-anak sekolah yg bolos dan keluar tengah malam," tukasnya.(surabaya.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar