Kamis, 31 Maret 2011

ITS Siapkan 3 'Sapu Angin' Dalam Kompetisi Kendaraan Hemat Energi

Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dunia, kebutuhan akan mobilitas transportasi juga meningkat. Konsekuensinya, kebutuhan energi juga akan semakin besar.
Salah satu bentuk respon terhadap permasalahan tersebut, Tim Mesin Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) meluncurkan 3 Kendaraan super hemat energi di Gedung Robotica ITS, Rabu (30/3/2011).

Ketiga kendaraan tersebut adalah Sapu angin 1, Sapu Angin 2 dan Sapu Angin 3. Semuanya nanti akan kembali bertekad untuk bersaing dalam ajang kompetisi kendaraan hemat energi yang diadakan oleh Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2011, 6-9 Juli 2011 di Sirkuit Sepang, Kuala Lumpur, Malaysia guna membuktikan bahwa otomotif di Indonesia mampu bersaing di kancah Internasional.

Dalam merancang kendaraan Sapu Angin, selain dari sisi desain, Tim Mesin ITS sangat memperhatikan bobot kendaraan dan kestabilan kendaraan.

"Untuk mendapatkan kendaraan yang hemat bahan bakar, faktor yang paling penting untuk diperhatikan adalah bobot kendaraan yang seringan mungkin dan kestabilan yang merata serta memperkecil semua gesekan yang terjadi," Ungkap Eko Hardianto, Manager tim Mesin ITS 2.

Selain itu,tambah Eko, dalam rangka turut mengatasi permasalahan global tidak lupa dalam mendesain dan membuat kendaraan yang hemat enargi juga termasuk ramah lingkungan dan memperhatikan aspek-aspk keselamatan.

Sedangkan, nama sapu angin sendiri diambil dari ajian Sunan kalijaga yang konon dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan mudah.

"Semua produk kami namanya lokal, karena memang kami ingin melokalkan bangsa," kata Herman Sasongko, Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS Surabaya.

Untuk masalah kecepatan kendaraan, Herman mengatakan, tidak ada kaitannya dengan produk yang akan dilombakan untuk Juli mendatang. Kecepatannya hanya rata-rata 40km/jam. Tetapi lebih diprioritaskan keiritan dari kendaraan itu sendiri.

"Yang diambil itu adalah ide iritnya. Karena pada prinsipnya harga BBM yang kian naik itu perlu untuk membuat biaya lebih irit. Kalau biasanya jalan 9 km/ltr, ya ini bisa jadi 15 km," jelasnya.(surabaya.detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar