Minggu, 01 Februari 2009

Obama Minta Bantuan Saudi dalam Soal Gaza

Presiden Barack Obama Jumat waktu AS (Sabtu pagi WIB) meminta dukungan Raja Arab Saudi Abdullah dalam menghentikan penyelundupan senjata ke Jalur Gaza dan menggarisbawahi pentingnya hubungan AS - Arab Saudi dalam pembicaraan pertamanya dengan pemimpin Arab sejak menjadi presiden, demikian Gedung Putih.

Obama berbicara dengan Raja Abdullah selama rangkaian pembicaraan telepon Obama dengan para pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Inggris Gordon Brown dan Perdana Menteri Kanada Stephen Harper, lanjut Gedung Putih.

Permintaan kepada Abdullah berbarengan dengan publikasi artikel dari Pangeran Turki al-Faisal, mantan kepala intelijen Saudi dan duta besar Saudi di AS, yang mengingatkan Obama bahwa AS telah menaruh Arab Saudi pada posisi membahayakan karena pendirian AS dalam konflik Israel-Palestina.

Dalam artikelnya di laman Financial Times, Turki menyebut Presiden George W. Bush telah meninggalkan "warisan buruk" di Timur Tengah.

"Jika AS ingin meneruskan memainkan peran kepemimpinan di Timur Tengah dan mempertahankan hubungan dekatnya dengan sekutu-sekutu strategisnya, terutama 'hubungan khusus' dengan Arab Saudi, maka AS harus mengubah drastis kebijakannya baik terhadap Israel maupun Palestina," kata Turki.

Israel baru saja melancarkan ofensif 22 hari melawan kelompok pejuang Palestina Hamas di Jalur Gaza yang menewaskan sekitar 1.300 orang dan melukai kira-kira 5.000 orang.

Ofensif yang disebut Israel sebagai upaya mengakhiri serangan roket Hamas ini, menewaskan 13 orang serdadu Israel dan tiga warga sipil mati terkena serangan roket Hamas.

Obama yang resmi menjabat Presiden AS Salasa lalu menunjuk mantan senator George Mitchell sebagai utusan khususnya untuk resolusi konflik Timur Tengah dan berjanji akan agresif memajukan perdamaian di kawasan itu.

Hamas menyebut kebijakan Obama tidak berbeda dari kebijakan Bush, sedangkan Israel menilai pemerintahan baru AS akan menghindar dari Hamas yang selama ini dianggap pemerintah AS sebagai kelompok teror.

Dalam pembicaraan perteleponnya dengan Abdullah, Obama menggarisbawahi pentingnya hubungan kuat antara AS dan Saudi dan menunjukkan apresiasinya pada dukungan penguasa Saudi untuk dialog antar keyakinan dan inisiatif-inisiatif damai.

"Dia meminta dukungan Saudi atas upaya-upayanya menghentikan penyelundupan senjata ke Gaza dan mengungkapkan pentingnya mempertahankan kerjasama kontra terorisme," terang Gedung Putih lagi.

Obama juga berdiskusi mengenai situasi Gaza dengan Perdana Menteri Inggris, selain juga membicarakan mengenai pentingnya penanganan konflik di Afghanistan sebagai prioritas tertinggi kebijakan kedua negara.

Obama berkata pada Brown bahwa dia menunggu perkuatan hubungan khusus antara Inggris dan Amerika Serikat.

Kedua pemimpin negara juga membicarakan krisis ekonomi global dan hasrat Obama untuk menghadiri pertemuan G-20 di London.

Sementara dalam pembicaraannya dengan Harper, Obama menegaskan lagi janjinya untuk mengunjungi Kanada dalam lawatan ke luar AS-nya yang pertama sejak menjadi presiden.

Di situ, Obama juga akan membicarakan apa yang kemudian dia sebut sebagai berbagi tantangan yang dihadapi kedua negara di Afghanistan, disamping masalah perubahan iklim dan perekonomian global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar