Sabtu, 11 Agustus 2007

MENJALIN HUBUNGAN BAIK KERJASAMA INDONESIA – ARAB SAUDI DALAM MENINGKATKAN KERJASAMA DIBIDANG PERTANIAN

Dalam kunjungan baru-baru ini ke Saudi Arabia yang dilakukan pada tanggal 19 – 24 Juni 2007, hal-hal penting yang sangat berguna dan dipetik dalam meningkatkan kerjasama bilateral yang baik antara pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Saudi Arabia adalah::

· Delegasi terdiri dari : (1) Prof. Dr. Djoko Said Damardjati (Dirjen PPHP); (2) Dr. Abdul Munif (Sekretaris Menteri Pertanian); (3) Dr. Rudi Lumanto (Staf Khusus Menteri Pertanian); (4) Dr. Ananto Kusuma Seta (Kepala Bagian Perencanaan); dan (5) Ir. Gayatri K. Rana, MSc. (Kasubdit Promosi dan Pengembangan Pasar).

· Tujuan dari kunjungan adalah: (a) Menyampaikan undangan resmi dari Menteri Pertanian Indonesia ke Menteri Pertanian Saudi Arabia untuk berkunjung ke Indonesia; (b) Menyampaikan draft MOU tentang pembentukan Working Group on Agriculture; dan (c) pertemuan dengan KADIN Saudi Arabia dan Islamic Development Bank, (d) melihat daerah serntra produksi pertanian.

· Hasil Kunjungan :

Kunjungan ke Kementrian Pertanian dan KADIN:

· Diterima oleh Deputi Menteri Pertanian Bidang Pemasaran, Dr. Abdullah A Al Obaid bersama anggota, dan juga wakil dari KADIN Saudi Arabia. Pihak Saudi Arabia menyambut baik undangan dari Menteri Pertanian Indonesia, dan akan diinformasikan waktunya yaitu setelah bulan Ramadhan di tahun 2007. Usulan Indonesia tentang pembentukan Working Group on Agriculture dan konsep MOU sudah diterima dan akan dipelajari lebih lanjut.

· Saudi Arabia menginginkan Indonesia mengimpor lebih banyak kurma dari Saudi Arabia yang memiliki banyak jenis kurma dengan kualitas terbaik. Sehubungan dengan itu Indonesia mengusulkan agar Saudi Arabia lebih giat mempromosikan kurmanya di Indonesia. Diusulkan pula agar dalam kunjungan Menteri Pertanian Saudi Arabia ke Indonesia diadakan Pameran Kurma Saudi Arabia.

· Seiring dengan meningkatnya pembangunan pertanian di Saudi Arabia, sangat diharapkan adanya kerjasama penelitian, khususnya untuk sayuran dan buah tropika, antara kedua Negara. Untuk itu diusulkan bahwa dalam kunjungan Menteri Pertanian Arab Saudi nanti juga dapat dipresentasikan kegiatan penelitian pertanian Indonesia.

· KADIN Saudi Arabia menyatakan keinginannya untuk dapat meningkatkan kerjasama bisnis dengan Indonesia di bidang pertanian secara lebih luas, dan merencanakan untuk dapat ikut mengambil bagian dalam acara kunjungan Menteri Pertanian Saudi Arabia ke Indonesia. Untuk itu, diusulkan adanya agenda pertemuan dengan KADIN Indonesia untuk menggali berbagai peluang kerjasama antar pelaku usaha di kedua negara. Peluang pasar produk Indonesia dinilai sangat besar mengingat kedekatan hubungan masyarakat Saudi Arabia dengan Indonesia dan adanya preferensi konsumen Saudi Arabia terhadap produk yang dihasilkan dari negara sesama muslim. Salam satu komoditi yang dinilai punya prospek sangat bagus adalah mangga.



Kunjungan ke Al-Safi Integrated Dairy Farm di Kharj:

· Al Safi Integrated Dairy Farm merupakan industri susu terpadu terbesar di dunia (tercatat dalam Guiness Book of Record) yang berdiri sejak tahun 1979 dengan areal seluas 3.500 hektar dan saat ini memiliki 24.000 ekor sapi perah. Produksi susu adalah sekitar 450.000 liter / hari yang diolah dan dijual ke pasar dalam bentuk 12 macam produk (susu segar, laban, yoghurt, puding, dll).

· Hal penting yang bisa dipetik dari peternakan ini adalah bahwa peternakan susu perah dapat dilakukan di daerah yang suhunya panas (suhu maksimum di Saudi Arabia s/d 52 0C). Bahkan produktivitas susunya rata-rata bisa mencapai sekitar 35 liter/ hari/ ekor dengan 3 kali pemerahan. Ini sangat berbeda dengan anggapan selama ini bahwa peternakan sapi perah harus dilakukan di daerah bersuhu dingin. Melihat succsess story Al Safi Integrated Dairy Farm, Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan peternakan sapi perah di wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Nusa Tenggara, untuk memenuhi kebutuhan susu di Indonesia yang 80 persen masih diperoleh dari impor.



Kunjungan ke Taif:

· Kunjungan ke kota Taif di sambut oleh Mr. Loay Saeed Kanetah dari KADIN Taif dan Mr. Mohammad Ali Hafez dari KADIN Makkah. Lokasi kunjungan adalah Perkebunan seluas 10 ha yang menghasilkan berbagai jenis sayur dan buah untuk memasok supermarket, dan Perkebunan Bin Bkr Agricultural and Industrial Village seluas 100 ha yang menghasilkan benih dan bibit dari berbagai jenis bunga, sayuran, madu dan kambing.

· Taif adalah salah satu daerah pertanian terpenting di Saudi Arabia yang terletak sekitar 70 km sebelah tenggara kota Mekah, dan merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian sampai 1500 meter dpl. Kota Taif dikenal juga sebagai daerah wisata dan sedang mempersiapkan diri untuk menjadi tempat pendaratan jemaah Haji disamping Jeddah dan Madinah. Untuk itu berbagai prasarana dan sarana sedang giat dibangun.

· Delegasi berkesempatan pula bertemu dengan Walikota Thaif H.E. Fahd Bin Moammar di arena pacuan kuda yang memiliki sarana kelas dunia.

· Hal penting dari kunjungan di sini antara lain kurangnya tenaga terampil yang menangani pertanian. Hal ini antara lain disebabkan adanya ketentuan bahwa 50 persen dari pekerja harus dari warga negara Saudi. Sementara itu tidak banyak warga Saudi yang berminat. Tenaga tingkat manager lapangan umumnya diambil dari Mesir sedangkan tenaga lapangan dari India dan Bangladesh.

· Indonesia mempunyai peluang untuk memasok tenaga kerja pertanian, namun berdasarkan pengalaman yang ada, tenaga Indonesia kurang dapat beradaptasi untuk bekerja di bawah suhu udara yang panas (40 – 50 derajat celcius) terutama di bulan Juni – Agustus.



Kunjungan ke IDB (Islamic Development Bank):

o Kunjungan ke IDB diterima oleh Wakil Presiden IDB Dr. Jaafar Aznan. Sejak tahun 1981 ada 83 proyek IDB di Indonesia, 15 diantaranya di sektor pertanian (4 fisheries, 4 agriculture and livestock production, dan 7 irrigation and rural development). Terdapat 4 proposal yang masuk pipeline : 1) Improvement of Agriculture Quarantine Infrastructure in Eastern Indonesia; 2) Post Tsunami Rehabilitation of Irrigation Infrastructure in Aceh Province; 3) Development of Small Ruminant Production and Exports from Indonesia; 4) Agro-composting for Sustainable Agricultural Development; 5) Development and Rehabilitation of On-farm Irrigation System.
o Atas dasar pengalaman dari 5 proyek yang terpaksa harus dibatalkan setelah proses feasibility study maka, pihak IDB menginginkan agar proposal yang diajukan sudah mengakomodir berbagai peraturan (a.l. UU Otonomi Daerah) agar tidak lagi terkendala dalam proses implementasinya. Sektor pertanian merupakan prioritas untuk IDB, oleh karena itu diharapkan Departemen Pertanian Indonesia dapat segera memproses proposal yang telah diajukan atau mengusulkan proposal yang baru.
o Pihak IDB menyambut baik issue tentang pengembangan micro finance untuk pembangunan pertanian pedesaan (SP3) dan pembangunan sarana pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dalam rangka peningkatan daya saing dan nilai tambah, dan mengharapkan agar segera disusun proposal untuk dibahas pada saat kunjungan Tim IDB ke Indonesia pada tanggal 26 Juli – 8 Agustus 2007.
o Pihak IDB menyampaikan kritik bahwa pada umumnya proposal dari Indonesia kurang detil, terutama desain kegiatannya. Untuk memfasilitasi ini, IDB bersedia menyediakan Grant untuk mendanai TA (technical assistance) untuk melakukan study dalam rangka penyiapan proposal.
o Pelajaran yang di dapat bahwa Indonesia cukup aktif dalam memanfaatkan dana IDB, namun hanya 2 orang pegawai Indonesia di kantor Pusat IDB Riyadh, dibandingkan dengan Malaysia 19 orang, meskipun hanya sedikit proyek IDB di Malaysia. Kantor IDB Regional Asia terdapat di Kuala Lumpur.

· Mempersiapkan agenda kunjungan Menteri Pertanian Saudi Arabia ke Indonesia.

o Koordinasi dengan KADIN Komite Timur Tengah dalam mempersiapkan pembentukan Business Forum

Arab Saudi merupakan mitra ekonomi yang penting bagi Indonesia di kawasan Timur Tengah. Pemerintah Arab Saudi memberikan kebebasan kepada perorangan untuk mengembangkan hubungan bisnis tanpa campur tangan pemerintah, termasuk dalam pengelolaan kekayaan dan investasi repatriasi modal asing. Akan tetapi hal yang berkaitan dengan kebutuhan pokok sehari-hari, pemerintah ikut campur tangan dan serta dalam penentuan harga kebutuhan dimaksud.

From : Agribisnis Indonesia Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar