Sabtu, 11 Agustus 2007

Ulama Arab Saudi: Terkait Penistaan terhadap Al-Qur'an, Azab Allah Akan Segera Menimpa AS

Sikap arogan tentara AS di penjara Guantanamo dengan melecehkan Al-Qur'an memantik banyak kutukan. Sekitar 36 alim ulama Arab Saudi ikut mengutuk penistaan terhadap kitab suci umat Islam itu. Para ulama itu juga mengingatkan Washington akan datangnya siksaan rabbani (Allah) yang sedang menanti mereka secepatnya.

Dalam pernyataan sikap yang dirilis IslamOnline, alim ulama Saudi mengatakan, "Kami sangat yakin bahwa siksaan Allah di dunia sebelum akhirat nanti akan menimpa musuh-musuh Allah yang kafir, yang menghinakan kitab-Nya dan agama-Nya di setiap jengkal muka bumi dan di setiap bawah langit sebagai balasan kejahatan, kezaliman dan permusuhan mereka. Amerika dengan kezalimannya tak dapat terhindar dari murka Allah akibat pelecehan yang mereka lancarkan terhadap agama Allah dan kitab-Nya."

"Kami ingin mengingatkan AS bahwa dengan kekuatan yang mereka miliki untuk berbuat jahat terhadap dunia dan tatanan-tatananya itu tak akan berlangsung lama, mereka harus mengambil pelajaran terhadap kekuatan-kekuatan dahsyat pada umat-umat terdahulu dimana mereka lebih perkasa kekuatan dan dalam hal kejahatannya, tapi Allah mengawasi mereka dan Dia pun melenyapkan mereka akibat kezaliman dan kejahatan mereka," tambah pernyataan itu.

Selain itu, para ulama negeri Hijaz itu juga mengingatkan bahwa apa yang menjadi tujuan dari penistaan itu tak akan pernah tercapai. Namun, justru hal itu akan kian menambah murka dan kebencian kaum Muslimin terhadap AS di seluruh pelosok dunia serta akan memantik pertikaian antarbangsa.

Di antara para alim ulama yang mandatangani pernyataan itu adalah Syaikh Aidh al-Qarni, Syaikh Ahmad bin Nafi al-Maurai (Universitas Ummul Qura), Syaikh Rasyid bin Ahmad al-Alyawi (Universitas al-Qashim) dan Syaikh Abdullah bin Abdullah as-Zayid (mantan rektor Universitas Islam Madinah Munawwarah).

Karena itu, para ulama Saudi menuntut negara-negara Islam beserta para ulama, cendekiawan dan rakyatnya agar menunjukkan sikap tegas terhadap kasus penistaan al-Quran al-Karim ini.

Majalah pekanan Newsweek pada edisi yang terbit pada 23 Mei 2005 lalu telah menarik pemberitaan laporan yang diturunkan majalah itu pada 9 Mei, yang menyebutkan bahwa para penyidik AS di Guantanamo telah melakukan penistaan terhadap Al-Qur'an dan melemparkan mushaf Al-Qur'an ke kloset dengan disaksikan para tahanan.

Adapun terkait upaya-upaya AS yang akhir-akhir ini gencar dilakukan Gedung Putih setelah meletusnya rangkaian aksi protes di sejumlah negara, pernyataan ulama Saudi itu mengomentarinya, "Bahwa penerbitan pernyataan maaf lewat media massa terkait kejahatan-kejahatan tentara-tentara Anda itu tak akan pernah berguna."

Lebih lanjut dikatakan, "Sebenarnya tantangan sebenarnya di depan Anda semua adalah Anda harus menghukum mereka-mereka yang telah melakukan kejahatan itu secara terang-terangan, agar tak berujung seperti nasibnya peradilan para pelaku kejahatan Abu Gharib dan para pembantai warga sipil yang terluka di masjid-masjid Fallujah."

AS sendiri telah menempuh upaya-upaya penenangan atas dunia Islam setelah mencuatnya informasi-informasi pelecehan Al-Qur'an yang dilakukan oleh tentara AS. Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice dalam sebuah sidang dengar pendapat dengan Kongres pada Kamis (12/5) menegaskan, AS tak akan pernah mentolerir bentuk-bentuk yang tak menghormati Al-Qur'an atau kitab-kitab suci samawi lainnya.

From : boemi-islam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar