Senin, 25 Juni 2007

Menlu Arab Saudi Kecam Bentrokan Palestina

Gaza– Setelah menguasai Jalur Gaza, pengikut garis keras Hamas menawarkan amnesti bagi pendukung kelompok Fatah yang mendapat dukungan dari negara-negara Barat. Para pendukung Hamas yang menggunakan ikat kepala warna hijau melambai-lambaikan bendera melalui jalan-jalan di kota Gaza, Jumat (15/6). Pada saat yang bersamaan militan Islam dengan topeng hitam mengambil alih kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan menembaki tempat tidurnya.

Jumat malam, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Saud al-Faysal mengecam keras bentrokan kedua faksi di Palestina tersebut dan memperingatkan akan potensi perang saudara di wilayah Palestina. Dalam konferensi tingkat tinggi darurat Liga Arab itu, Al-Faysal, yang negaranya saat ini memimpin kelompok Pan-Arab itu mengatakan Hamas dan Fatah telah melanggar janji mereka di Mekkah, tiga bulan lalu. Dalam kesepakatan Mekkah, kedua faksi berjanji untuk membentuk pemerintah persatuan dan gencatan senjata.

“Di mana orang-orang yang berikrar di Tanah Suci dan bersumpah atas nama Al-Qur’an untuk tidak bertempur lagi?” tanya Al-Faysal. “Saudara-saudara Palestina mesti berpegang pada kesepakatan Mekkah dan berusaha menerapkannya,” katanya. “Pergolakan ini takkan menghasilkan apa-apa kecuali menghancurkan seluruh masalah Palestina.”

Pada saat kantornya diserang, Presiden Abbas aman di Tepi Barat. Dia memecat Perdana Menteri Ismail Haniyeh dari Hamas dan menggantikannya dengan Menteri Keuangan Salam Fayyad.

Hamas yang memenangkan pemilihan parlemen tahun 2006 secara mutlak menganggap langkah Abbas sebagai kudeta. Pemimpin tertinggi Hamas yang mengasingkan diri di Suriah, Khaled Meshaal, sebelumnya mengatakan Abbas memiliki legitimasi sebagai presiden terpilih, dan berjanji untuk bekerja sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar