Rabu, 06 Juni 2007

Survei: 30 Persen Pengemis di Arab Saudi Bukan Orang Miskin

Tidak semua pengemis yang berkeliaran di Arab Saudi miskin, beberapa di antara mereka ada yang punya rekening di bank.

Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan departemen pemberantasan pengemis Arab Saudi. Hasil survei menunjukkan bahwa 90 persen pengemis yang ada di Arab Saudi adalah warga negara asing, dan 30 persen di antara mereka tidak benar-benar miskin. Mereka menjadi pengemis karena ingin mendapatkan banyak uang dengan cepat.

Dari hasil survei juga diketahui bahwa 40 persen pengemis yang sering berkeliaran di jalan-jalan raya atau mangkal di depan supermarket-supermarket, rumah-rumah sakit dan masjid-masjid, biasanya masih satu keluarga.

Dewan Kementerian Arab Saudi, baru-baru ini membentuk komisi tingkat tinggi yang tugasnya menyiapkan rencana nasional untuk mengatasi problem pengemis di negeri itu. Dewan kementerian juga memutuskan agar semua pengemis dikirim ke kementerian sosial guna dibina dan diberi pelatihan dan pekerjaan. Tahun lalu, departemen yang mengurusi para pengemis ini menangkap sekitar 23. 711 pengemis, 3. 573 di antarannya adalah warga Arab Saudi.

“Kementerian selayaknya melakukan apa yang penting dilakukan untuk orang-orang cacat dan pengemis anak-anak dalam jangka waktu 24 jam setelah mereka ditangkap. Pengemis yang bukan warga Arab Saudi akan ditangkap dan diserahkan ke departemen urusan paspor, untuk dilakukan tindakan hukum terhadap mereka, ” demikian keterangan salah seorang menteri Saudi.

Di beberapa kota besar di Kerajaan Arab Saudi, keberadaan pengemis menjadi hal yang biasa. Para pengemis ini berusaha mendapatkan belas kasihan dari orang lain dengan menceritakan penyakit dan cacat tubuh yang dideritanya. Mereka juga mengenakan pakaian yang compang-camping dan terkadang membawa anak-anak kecil. Padahal di paspor para pengemis yang bukan warga negera Arab Saudi, di kolom pekerjaan tertulis bahwa pekerjaan mereka adalah pebisnis.

Seorang pengemis perempuan mengaku punya rekening di bank di negara asalnya dengan jumlah uang yang cukup banyak. Sementara seorang pengemis yang duduk di depan masjid dan berpura-pura cacat, lari begitu melihat aparat yang biasa merazia para pengemis.

Para pengemis dengan cerdiknya menggunakan berbagai cara untuk membuat orang iba. Ada di antara pengemis yang mengenakan baju bagus, ke sana kemari menceritakan cerita sedih agar orang bersimpati dan memberi mereka uang. Ada juga pengemis yang minta 10 riyal Saudi untuk mereparasi tempat bensin mobilnya dengan alasan uangnya ketinggalan di rumah. Pengemis lainnya ada yang terang-terangan minta 20 sampai 25 riyal dengan alasan untuk pengobatan orang tuanya yang sakit. Bahkan ada beberapa perempuan yang lalu-lalang dengan limousine, tapi meminta anda uang untuk bayar taxi dengan alasan yang macam-macam.

Mafia Perdagangan Anak

Dari sebuah studi yang pernah dilakukan, jumlah pengemis anak-anak terbesar ditemukan di Jeddah, kemudian di Madinah 15 persen dan Riyadh 7 persen. Keberadaan pengemis anak-anak menurut UNICEF tidak lepas dari adanya penyelundupan anak-anak di bawah umur untuk dipekerjakan. Diduga, jaringan mafia internasional perdagangan anak, mendapatkan keuntungan sebesar 22 milyar dollar dari bisnis haram itu.

Sebuah komite di Dewan Regional Makkah sudah melakukan upaya untuk mencegah beroperasinya para mafia perdagangan anak-anak ini. Caranya dengan memberlakukan pencantuman sidik jari bagi para jamaah haji dan mengurangi visa umroh bagi negara-negara yang sudah teridentifikasi banyak mengirim para pengemis ke Saudi.

Direktur departemen pemberantasan pengemis di Jeddah Saad al-Shahrani mengatakan, 90 persen pengemis yang ada di Saudi berasal dari negara lain. “Kami sudah memperhatikan, pengemis banyak bermunculan di sekitar akhir bulan, saat para pegawai kantor baru menerima gaji, ” katanya.

Menurut al-Shahrani, dari beberapa pengemis yang tertangkap, ada yang memiliki jumlah uang yang cukup banyak. Seorang pengemis yang datang ke Saudi dengan visa umroh bisa mengumpulkan uang sebesar 72 ribu riyal Saudi.

“Baru-baru ini, kami menangkap seorang pengemis asal Asia dengan uang sebesar 42 ribu riyal ditangannya. Kami menyerahkannya pada polisi untuk diinvestigasi bagaimana ia mendapatkan uang tersebut. Jika terbukti uang itu berasal dari mengemis, uangnya akan disita dan diserahkan ke lembaga sosial, ” sambungnya.

Shahrani meminta kerjasama warga Saudi dan warga negara asing lainnya untuk memberantas para pengemis. “Cara paling mudah untuk menghapus peminta-minta adalah dengan tidak memberikan uang pada mereka, ” tukasnya.

Saat ini, Shahrani telah mengerahkan enam tim aparat yang tugasnya merazia para pengemis di sejumlah tempat di kota Jeddah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar