Minggu, 30 November 2008

Pemangkasan Produksi Minyak Diputuskan Desember Depan


Dengan terus turunnya harga minyak dunia, memaksa organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) mengadakan pertemuan darurat di Kairo, Mesir.

Pertemuan tersebut digelar saat para menteri perminyakan negara-negara produsen minyak wilayah Arab berkumpul di Kairo.

Sejauh ini belum dapat dipastikan seberapa besar OPEC akan kembali memangkas produksi guna menggenjot harga minyak yang sedang terpuruk.

Namun sejumlah anggota OPEC mengatakan, OPEC akan menggenjot harga minyak ke harga ideal yakni US$ 75 per barel.

Dalam pertemuan 24 Oktober lalu di Wina, Austria, OPEC telah sepakat memangkas produksi sebesar 1,5 juta barel per hari. Kesepakatan itu berlaku efektif per tanggal 1 November.

Namun penurunan harga minyak tetap saja terjadi. Bahkan hingga menyentuh level US$ 54 per barel pada penutupan pasar New York, dinihari tadi.

Sebelumnya, Iran dan Venezuela telah menyatakan kesediaan untuk memangkas produksi untuk membendung penuruna harga minyak.

Namun OPEC masih harus menunggu keputusan Arab Saudi yang menjadi produsen minyak terbesar.

Selanjutnya, OPEC akan meninjau kembali keputusannya pada pertemuan di Aljazair, 17 Desember mendtang.

Dipastikan, OPEC baru akan memutuskan rencana pemangkasan produksi minyak pada pertemuan di Aljazair, 17 Desember mendatang.


Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) belum menyepakati pengurangan produksi minyak.

Padahal, dampak penurunan harga minyak telah menekan pendapatan sejumlah negara produsen.

Usai pertemuan OPEC di Kairo, Mesir, Presiden OPEC, Chakib Khelil mengatakan OPEC akan terus memantau pelemahan ekonomi dunia dan dampaknya terhadap harga minyak.

OPEC juga akan menunggu pertemuan di Algeria pada 17 Desember 2008 untuk memutuskan apakah perlu pemotongan produksi minyak di pasar.

Menurut Khelil, sejumlah menteri perminyakan anggota OPEC setuju untuk mengambil langkah maju pada pertemuan OPEC mendatang.

Langkah ini sebagai upaya menstabilkan harga minyak di pasar dunia.

OPEC juga terus mengamati penurunan harga minyak dari rekor tertinggi di atas US$ 147 per barel pada Juli silam.

Kondisi ini menjadi perhatian serius di antara negara anggota OPEC, karena berdampak pada anjloknya pendapatan.

Sebelumnya OPEC pada Oktober 2008 mengumumkan pengurangan produksi harian satu setengah juta barel menjadi 27,3 juta barel per hari.


Dipastikan, OPEC baru akan memutuskan rencana pemangkasan produksi minyak pada pertemuan di Aljazair, 17 Desember mendatang.

Signal tersebut disampaikan oleh Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali Al-Nuaimi di sela pertemuan negara-negara anggota OPEC di Kairo, Mesir.

Aggota OPEC lain yakni Iran, Kuwait, Qatar dan Nigeria juga telah menyatakan dukungan kepada Arab Saudi untuk menunda keputusan pemangkasan produksi pada pertemuan dua pekan mendatang.

Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali Al Nuaimi mengakui harga minyak saat ini sudah sangat jauh di bawah harga ideal OPEC yakni US$ 75 per barel.

Namun OPEC tidak akan tergesa-gesa memangkas produksi lagi.

Karena keputusan serupa baru saja diambil dan berlaku efektif sebulan lalu.

Hingga akhir pekan ini, harga minyak dunia sudah menyentuh level US$ 54 per barel atau turun 63 persen dari rekor tertinggi US$ 147 per barel pada 11 Juli lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar