Minggu, 25 Januari 2009

Obama Bahas Masalah Gaza dengan Penguasa Saudi


Presiden AS Barack Obama Jum'at meminta Raja Abdullah dari Arab Saudi untuk mendukung dihentikannya penyelundupan senjata ke Gaza, dan menggarisbawahi pentingnya hubungan AS-Arab saudi dalam pembicaraan pertama dengan penguasa Arab sejak dia menjadi presiden, kata Gedung Putih.

Obama berbicara kepada Abdullah dalam serangkaian pembicaraan telepon dengan para pemimpin asing, termasuk PM Inggris Gordon Brown dan PM Kanada Stephen Harper, kata pernyataan Gedung Putih.

Seruan kepada Abdullah bersamaan dengan terbitnya artikel Pangeran Turki al-Faisal, mantan kepala dinas intelijen Saudi dan juga bekas dutabesar untuk AS, mengingatkan Obama bahwa AS menempatkan hubungannya dengan Saudi dalam resiko, berkaitan dengan konflik Israel-Palestina.

Dalam artikel yang dimuat di laman Internet Financial Times itu, Turki mengatakan, mantan presiden George W. Bush telah meninggalkan 'warisan yang menyakitkan' di Timur Tengah.

"Jika AS ingin melanjutkan memainkan peran kepemimpinannya di Timur Tengah, dan memelihara hubungan persekutuan strategisnya teristimewa 'hubungan khusus' dengan Arab Saudi, pihaknya perlu melakukan perubahan drastis atas kebijakan-kebijakannya terhadap Israel dan Palestina," kata Turki.

Israel melancarkan aksi agresi 22 hari terhadap kelompok Hamas di Gaza pada awal bulan ini, yang menewaskan sekitar 1.300 warga Palestina dan melukai 5.000 orang lainnya.

Serangan itu, yang menurut Israel dimaksudkan untuk menghentikan serangan-serangan roket Hamas, yang menyebabkan 13 warga negara Yahudi itu tewas, termasuk tiga penduduk sipilnya akibat serangan roket.
Obama, yang mengambil-alih kekuasaan Selasa lalu, memilih mantan Senator AS George Mitchell sebagai utusannya untuk urusan konflik Timur Tengah Kamis, dan berikrar akan mengupayakan perdamaian.

Hamas mengatakan, kebijakan Obama tidak beda dari Bush, dan para pejabat Israel juga mengatakan, bahwa pemerintah baru AS tampaknya akan terus melanjutkan mengucilkan Hamas, yang dipandang sebagai kelompok teroris oleh pemerintah AS.

Dalam pembicaraan melalui telepon dengan Abdullah, Obama menggarisbawahi pentingnya hubungan erat AS-Arab Saudi dan menyatakan penghargaannya kepada penguasa Saudi atas dukungannya terhadap dialog antar agama dan prakarsa perdamaian.

"Dia meminta Saudi mendukung upaya-upaya untuk menghentikan penyelundupan senjata ke Gaza dan menyatakan tertarik untuk melanjutkan kerjasama dalam menghadapi terorisme," kata Gedung Putih.
Obama juga membahas situasi di Gaza dengan perdana menteri Inggris, kata Gedung Putih.

Obama dan Brown juga membahas mengenai keinginan untuk menjadikan konflik Afghanistan sebagai prioritas utama, katanya.

Obama juga mengatakan kepada Brown, bahwa dia memandang ke depan untuk memperkokoh hubungan istimewa antara Inggris dan AS. Mereka juga membahas krisis ekonomi global dan Obama menyatakan ingin hadir dalam KTT G-20 mendatang di London.

Dalam pembicaraannya dengan Harper, Obama menegaskan kembali janjinya untuk berkunjung ke Kanada dalam lawatan pertamanya di luar AS sebagai presiden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar