"Model tata kota seperti di Shah Alam sudah diterapkan di Surabaya Barat," kata Kepala Bagian Kerja Sama Pemkot Surabaya Antik Sugiarti saat berkunjung ke Majlis Bandaraya Shah Alam, Selangor, Rabu (21/4/2010).
Menurut dia, pemkot sudah menjalin kerja sama dengan Majlis Bandaraya (Pemkot) Shah Alam sejak 2007 hingga saat ini.
Salah satu hasil dari kerja sama itu adalah konsep penataan kota modern di Surabaya Barat. Jika selama ini, pusat bisnis dan perdagangan berada di Surabaya pusat, maka saat ini telah digeser ke wilayah Surabaya Barat.
"Saat ini di Surabaya Barat sudah berdiri gedung-gedung tinggi dengan penataan lingkungan yang bersih dan rapi," katanya.
Selain itu, kerja sama juga dilakukan dalam bidang pariwisata dan pengolahan sampah.
"Kita juga perlu cara pengolahan sampah di Shah Alam yang sudah menggunakan teknologi modern, bahkan bekas-bekas sampah bisa dimanfaatkan untuk membuat alat-alat kebutuhan rumah tangga," katanya.
Sementara itu, Datuk Bandar (wali kota) Shah Alam, Mazalan MD. Nur, mengatakan pihaknya sangat mendukung upaya kerja sama yang sudah dibentuk antara Kota Shah Alam dengan Kota Surabaya.
"Penataan kota diatur dalam undang-undang (peraturan daerah) sehingga bisa berjalan," ujarnya.
Kota Shah Alam dahulunya merupakan lahan kebun kelapa sawit, namun seiring perkembangan zaman, lahan-lahan tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur.
Semua kemudahan ini, didapatkan atas kerja sama dengan sejumlah pihak salah satunya para pengembang atau agency. "Pembangunan lahan itu dilakukan secara sistemik oleh para pemerintah dan pengembang," katanya.
Para pekerja sawit atau warga kelas menengah diberi kemudahan untuk mendapatkan tempat tinggal di rumah susun yang disediakan pemkot.
Adapun pendapatan kota Shah Alam kebanyakan berasal dari cukai atau yang dikenal dengan pajak daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar