Senin, 15 Desember 2008

Muslimah Saudi: Perang Melawan Emansipasi

Seperti diketahui, karena semua muslimah di Saudi Arabia melakukan aktivitas publik dengan memakai jilbab, dan tidak boleh mengendarai mobil, hal ini menjadi bahan serangan AS dan Barat. Kedua komplotan itu menyoroti dan menganggapnya sebagai halangan moderniasi bagi para muslimah Saudi. Terjadi erosi dalam cara berpakaian muslimah di negara yang setiap tahun dipakai untuk ibadah haji itu.

Elisa, seorang penulis di internet dan seorang dosen, termasuk wanita konservatif di Saudi. Ia menegaskan bahwa kondisi ini membahayakan status muslimah di negaranya. “Sesungguhnya muslimah Saudi itu orang yang paling beruntung di dunia, karena negara kita ini adalah negara yang benar–benar mengamalkan Islam secara murni dan menyeluruh!” ujarnya.

Sedangkan Faiza al-Obadi, seorang Profesor Biologi, menyebutkan bahwa emansipasi wanita yang sekarang merebak di Saudi ini adalah sebuah perang nyata terhadap agama yang diusung oleh AS. “Ini penjajahan intelektual! Dan ini lebih berbahaya” tandas Faiza.

Samia Adham, seorang Profesor Ilmu Statistik juga menambahkan, “Memakai jilbab itu pilihan. Kami memilih untuk diatur oleh Islam dan kami akan memembuat perbedaan dengan cara kami ini kepada dunia.”

Khadijah Badahah, administrator sebuah universitas dan mengajar kimia di Universitas London mengatakan, “Ini adalah sebuah erosi budaya. Jika kita tidak melawannya, maka ini akan terus berlanjut!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar