Rabu, 25 Juni 2008

Arab Saudi Bersedia Turunkan Harga Minyak

Raja Arab Saudi Abdullah menganggap harga minyak sekarang luar biasa tinggi dan bersedia melakukan apapun yang dapat dilakukan untuk menurunkannya pada tingkat yang layak, kata Sekjen PBB Ban Ki-moon yang sedang mengunjungi Arab Saudi, Ahad (15/6) kemarin.

Memberikan penjelasan kepada wartawan mengenai pertemuannya dengan Raja Arab Saudi itu Sabtu malam, Ban mengatakan mereka menggunakan banyak waktu yang dipusatkan pada hubungan antara harga minyak yang meningkat dan krisis pangan yang memburuk serta perubahan iklim.

Ia mengakui bahwa harga minyak sekarang luar biasa tinggi karena faktor-faktor spekulatif dan beberapa lainnya kebijakan pemerintah nasional, kata Sekjen PBB itu di Kota Jeddah, Laut Merah itu.

Ia bersedia melakukan apa yang dapat ia lakukan untuk membawa harga minyak pada tingkat yang layak.

Ban mengatakan bahwa Arab Saudi, yang merupakan produser minyak terbesar di OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak), kata Sekjen PBB itu di Kota Jeddah, Laut Merah itu, tampaknya sedang mempertimbangkan dengan sangat serius bagaimana mereka dapat menghadapi masalah ini dengan meningkatkan produksi.

Saya mengharapkan mereka akan melakukan tindakan-tindakan konkret, kata Ban, yang menurut rencana mengakhiri kunjungan 24 jam ke Arab Saudi, Minggu petang.

Arab Saudi akan menyelenggarakan satu KTT di Jedah, 22 Juni bagi para konsumen dan produser untuk membicarakan harga minyak, yang mencapai rekor tertinggi hampir 140 dolar per barel awal bulan ini, yang menimbulkan kekuatiran akan terjadi inflasi global dan memperlemah pertumbuhan ekonomi.

Ban, dalam kunjungan keduanya ke Arab Saudi sejak Maret 2007, mengharapkan pertemuan Jeddah nanti akan membawa hasil yang produktif.

Saya yakin bahwa ia (raja) juga memahami kecemasan ini, kata Sekjen PBB itu, walaupun ia menyatakan Raja Abdulah merasa bahwa faktor-faktor lain berada dibelakang meningkatnya harga pangan.

Ban mengatakan ia menegaskan kepada raja itu bahwa harga pangan yang tinggi menambah beban yang makin berat pada negara-negara yang kurang berkembang, yang berdampak pada kemampuan mereka untuk melaksanakan Tujuan Pembangunan Millenium mengurangi kemiskinan.

Laporan-laporan media pekan lalu menyatakan Arab Saudi berencana akan meningkat produksi minyak bulan depan dengan sekitar setengah juta barel per hari menjadi 10 juta barel per hari.

Ban mengatakan ia juga memuji prakarsa Abdullah untuk melakukan investasi di negara-negara berkembang lainnya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendorong negara-negara lain untuk melakukan hal yang sama.

Sekjen PBB itu menambahkan bahwa Arab Saudi berjanji akan menanam modal di Mesir, Pakistan, Ukraina, Turki, dan Sudan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar