Rabu, 25 Juni 2008

Kunjungan Hashemi Rafsanjani ke Arab Saudi

Ketua Penentu Kebijakan Negara Iran, Ayatollah Hashemi Rafsanjani, yang juga Ketua Dewan Ahli Kepemimpinan bersama rombongan hari ini berkunjung ke Arab Saudi atas undangan resmi Raja Abdullah bin Abdul Aziz. Rafsanjani dalam kunjungan sehari selain bertemu dengan para petinggi Arab Saudi, juga direncanakan berpidato di Konferensi Internasional Dialog Islam yang dihadiri oleh lebih 800 cendekiawan dan politisi dari 50 negara Islam.

Sebelumnya, Rafsanjani ketika menjabat sebagai Ketua Parlemen dan Presiden Iran selama dua periode, berperan penting dalam menjalin hubungan baik antara Riyadh dan Tehran. Pasca kemenangann Revolusi Islam Iran, hubungan Tehran dan Riyadh dinilai kurang harmonis karena intervensi dan provokasi Barat di kawasan. Gejolak seperti perang Irak-Iran dan dukungan sejumlah negara kawasan, termasuk Arab Saudi, terhadap diktator Irak, Saddam Hossein, di dekade 80-an, adalah di antara faktor yang menghalangi hubungan konstruktif Tehran-Riyadh. Namun kondisi tersebut berubah di dekade 90-an setelah Irak menginvasi Kuwait.

Bersamaan dengan perkembangan di kawasan, hubungan Iran dan Arab Saudi secara bertahap memasuki babak baru. Mulai saat itu, kedua negara menjalin kerjasama bilateral dan regional. Hubungan Iran dan Arab Saudi pun kian harmonis, bahkan tak terdengar lagi friksi di antara kedua negara ini. Kedua pihak terus membangun kepercayaan interaktif. Kondisi positif ini pun dilanjutkan dengan kunjungan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, ke Arab Saudi, beberapa waktu lalu, yang menjadi berita utama media-media massa di dunia.

Para pengamat politik meyakini bahwa Iran dan Arab Saudi adalah dua negara penting di kawasan dan di dunia Islam. Tidak dapat dipungkiri, hubungan kedua negara ini sangat berpengaruh dalam memperkokoh persatuan dunia Islam dan melemahkan konspirasi musuh. Ini membuktikan bahwa Arab Saudi dan Iran mempunyai peran kunci di tingkat kawasan dan dunia Islam.

Peran kunci kedua negara ini terbukti dalam perkembangan terbaru di Lebanon. Tehran dan Riyadh masing-masing berperan penting dalam menyelesaikan krisis Lebanon di sidang Doha, Qatar. Lebih dari itu, peran kedua negara dalam menjaga stabilitas distribusi minyak di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencerminkan urgensi kerjasama kedua negara ini yang tak bisa dipungkiri.

Hingga kini, Timur Tengah masih belum terlepas dari konspirasi Barat. Hal itu bisa disaksikan dari upaya Barat yang kembali mencuat di kawasan untuk mengadu-domba antara Sunni-Syiah. Di tengah kondisi sensitif seperti ini, Ayatollah Rafsanjani yang mempunyai jam terbang diplomatik sangat penjang, melawat Arab Saudi. Bahkan, beliau diminta oleh Raja Arab Saudi untuk tampil sebagai pembicara inti di Konferensi Internasional Dialog Islam yang digelar di kota suci Makkah. Tentu saja, kunjungan Rafsanjani ke Arab Saudi kali ini sangat lah penting, mengingat Arab Saudi dan Republik Islam Iran mempunyai peran kunci di kawasan dan dunia Islam. Bersatulah dunia Islam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar