Sabtu, 02 Februari 2013

Pertemuan Ketiga HLP on Post 2015

Presiden SBY, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, dan PM Inggri David Cameron memimpin pertemuan ketiga HLP on Post 2015 Development Agenda di Monrovia, Liberia, Jumat (1/2) pagi waktu setempat.

Indonesia menawarkan tiga alternatif bentuk agenda pembangunan pasca 2015. Ketiganya adalah menggunakan kerangka MDGs dengan penajaman tertentu, menambah target-target baru, dan perombakan total terhadap MDGs.

Presiden SBY, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, dan PM Inggris David Cameron memimpin pertemuan ketiga HLP on Post 2015 Development Agenda di Monrovia, Liberia, Jumat (1/2) pagi waktu setempat.

"Saya menyarankan untuk menghindari opsi ketiga karena selama ini banyak negara telah bekerja keras untuk memenuhi target-target Tujuan Pembangunan Milenium atau MDGs," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Presiden SBY, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, dan PM Inggris David Cameron memimpin pertemuan ketiga HLP on Post 2015 Development Agenda di Monrovia, Liberia, Jumat (1/2) pagi waktu setempat.

Presiden SBY mengatakan hal ini pada bagian lain keterangan persnya kepada media Indonesia, di Hotel Grand Royal, Monrovia, Liberia, Jumat (1/2) malam waktu setempat atau Sabtu (2/2) subuh di Indonesia.

Presiden SBY, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, dan PM Inggris David Cameron memimpin pertemuan ketiga HLP on Post 2015 Development Agenda di Monrovia, Liberia, Jumat (1/2) pagi waktu setempat.

Jika opsi ketiga yang dipilih, lanjut SBY, akan terjadi kebingungan dan diskontinuitas. "Kalau itu terjadi, kami akanconfused, bingung, seolah-olah apa yang telah kami lakukan setiap tahunnya itu kemudian tidak berlaku dan berganti dengan kerangka baru yang asing," ujar Presiden SBY. Kekhawatiran yang sama disampaikan para panelis.

Namun, Presiden berpendapat persoalan ini sebaiknya dibicarakan lebih lanjut pada pertemuan HLP berikutnya di Bali, Maret nanti.

Selain membicarakan bentuk agenda pembangunan yang lebih bersifat administratif, para panelis juga diberi tugas untuk memikirkan strategi pengentasan kemiskinan di dunia. "Yang lebih penting kami semua ditugasi oleh PBB. Dengan pengetahuan, pengalaman, komitmen, dan expertise kami masing masing, kita diharapkan memikirkan secara mendalam tentang elemen-elemen apa yang penting untuk mengakhiri kemiskinan di dunia dalam kurun waktu terentu," SBY menjelaskan.

Sebelumnya, Presiden SBY menyampaikan bahwa posisi Indonesia saat ini sangat diperhitungkan. Jika dahulu kita hanya menerima dan menjalankan MDGs, tapi sekarang ikut memikirkan dan merumuskannya sejak awal. "Bahkan kita mendapat kehormatan sebagai ketua High Level Panel of Emminent Person on Post-2015 Development Agenda," kata Presiden.(presidenri.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar