Jumat, 01 Februari 2013

Warung Mak Ti


Blitar merupakan sebuah kota kecil yang cukup tenang dan berada di jalur tengah, dalam artian kotanya tidak terlalu cepat berkembang tapi juga bukan merupakan kota yang tertingggal. Dari beberapa informasi yang Saya terima dari beberapa sumber, sekarang ini pemerintah kota Blitar bersama beberapa lembaga terkait sedang mengadakan pembenahan dan pengembangan dalam bidang kepariwisataan. Seperti pembukaan Istana Gebang untuk umum, pelestarian Agro Wisata hingga pengembangan Kampung Wisata. Terlepas dari semua itu, keberadaan Saya di Kota Blitar kali ini yaitu untuk menikmati berbagai kuliner khas dari kota ini. Setelah satu hari sebelumnya berkeliling di Kota Blitar, akhirnya Saya mendapat rekomendasi untuk mencicipi berbagai menu jenis ikan sungai di Warung Mak Ti di Desa Nglaos, Jatinom, Kanigoro, Blitar.


Berbekal dari beberapa petunjuk arah yang Saya terima, pagi itu Saya langsung berangkat menuju ke warung yang dimaksud. Meskipun lahir dan besar di Blitar, tapi Saya cukup buta untuk beberapa daerah yang termasuk ke dalam wilayah Blitar. Perjalanan pun Saya mulai dari pertigaan Bendogerit ke arah Selatan (dari arah Malang) sampai melewati kompleks Yonif 511 dan bertemu dengan sebuah Sekolah Dasar Negeri Jatinom 01 di Jalan Satria Jatinom, Kanigoro. Tepat di sebelah SDN tersebut ada pertigaan dengan sebuah papan kecil yang mengarah ke Warung Mak Ti. Setelah belok dan melewati area pemakaman dan jembatan, pada perempatan pertama belok ke kanan (Selatan) dan lurus terus sekitar ±1100 meter atau sampai ke ujung jalan. Di sana juga sudah ada papan nama yang mengarahkan menuju Warung Mak Ti, setelah berjalan beberapa metar, akhirnya sampai juga di Warung Mak Ti yang ada di sebelah kanan jalan.


Warung Mak Ti ini cukup luas dan sederhana dengan area parkir yang cukup memadai, ada beberapa meja panjang lengkap dengan kursinya tertata rapi di dalam warungnya. Mungkin lebih dari 60 pengunjung bisa tertampung di warung ini baik di dalam maupun di luar ruangan. Di sini makanannya disajikan dengan sistem prasmanan, jadi kita tinggal mengambil sendiri nasi, sayur dan lauk-pauknya sesuai dengan selera. Di dalam sebuah ruang di samping tempat makan, panci-panci besar berisi aneka sayur lodeh dan lauk-pauk sudah tertata rapi di atas meja. Seperti lodeh rebung, tahu-tempe, daun singkong, urap, sambal goreng tempe, tumis lompong, ayam goreng, jendil goreng, kutuk goreng, bader dan beberapa lauk dan sayur lodeh yang lainnya.


Melihat sajian yang beraneka seperti ini sempat membuat bingung ingin memilih yang mana, akhirnya Saya memutuskan untuk mengambil tumis lompong, urap daun pepaya dan salah satu jenis ikan sungai goreng. Kalau dilihat bentuknya, ikan ini seperti uceng dengan ukurannya yang tidak terlalu kecil, tidak lupa Saya juga menambahkan sedikit kuah dan sambal hijau. Setelah mengambil makanan sendiri, untuk minumannya kita bisa memesan di ruang sebelah yang menyediakan beberapa minuman khas warung makan pada umumnya. Rasanya memang benar-benar seperti masakan khas rumah ala pedesaan, menu ini sangat jarang bisa ditemukan di kota lain. Tumis lompongnya gurih dengan sedikit rasa manis, kalau tidak bisa mengolah sayur jenis ini, biasanya bisa menjadi gatal-gatal setelah dimakan. Untuk bumbu urapnya pas, tapi sayangnya masih ada sedikit rasa pahit yang tersisa dalam daun pepayanya. Ikan sungai yang gurih dan renyah, semakin melengkapi menu sarapan di pagi ini. Awalnya Saya hanya iseng saja waktu mengambil sambal hijaunya (karena kurang suka dengan sambal hijau), tapi setelah dimakan ternyata sambalnya juga tidak kalah nikmat, tidak ada rasa langu yang biasa terasa ketika menikmati sambal hijau.


Selain untuk pembelian di tempat, Mak Ti juga melayani pembelian untuk dibawa pulang meskipun hanya membeli sayur lodeh atau lauknya saja. Untuk pembelian take away tidak dibandrol secara khusus, semua tergantung kepada pembelinya mau membeli berapa ribu rupiah. Dulunya Warung Mak Ti ini hanya sebuah warung kecil di emperan yang berdiri pada tahun 2000-an. Namun karena masakannya terkenal enak dan juga murah, sekarang ini Warung Mak Ti menjadi seluas sekarang. Dalam sehari saja warung ini membutuhkan ±1 kwintal jenis ikan sungai untuk memenuhi permintaan para pengunjungnya. Biasanya warung ini sudah mulai buka sejak pukul 6 pagi sampai pukul 10 malam setiap harinya.

Specifications

  • Menu Andalan:Nasi Campur (Rp. 6.000 – Rp. 14.000)
  • Jam Buka:06.00 - 22.00
  • Alamat Lokasi:Desa Nglaos, Jatinom, Kanigoro, Blitar Telp. 085736577383
(wisatakuliner.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar