Rabu, 04 Juli 2007

Saudi Kuasai Seluler Indonesia



Jakarta, Belum lama berselang, kepemilikan saham mayoritas PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) telah berganti lagi. Setelah sebelumnya mutlak dikuasai operator dari Malaysia, kini NTS berada di bawah kendali penyedia telekomunikasi asal Arab Saudi.



Perubahan kepemilikan terjadi ketika Saudi Telecom Company (STC) membeli 25 % saham Maxis Communication Bhd dan sekaligus saham NTS sebesar 51% dari induk keduanya, Binariang GSM Sdn. Bhd. milik pengusaha Ananda Krishnan.

Dengan dana US$ 3 miliar yang dikucurkan STC, praktis kepemilikan Binariang atas Maxis berkurang menjadi 75%. NTS yang tadinya dikuasai Maxis 95%, kini 51% di antaranya telah beralih ke tangan STC. Dengan demikian, Maxis pun hanya menjadi pemegang saham mayoritas kedua dengan kepemilikan 44%.

Dengan pembelian 25% saham Maxis tersebut, STC bersama Binariang akan menggenjot Maxis dalam melakukan ekspansi layanannya di India dan Indonesia. Investasi US$ 900 juta yang akan dianggarkan untuk ekspansi tersebut berasal dari pinjaman bank yang bebannya ditanggung sama rata antara STC dan Binariang.

President STC Eng. Saud Al Daweesh, menyatakan kegembiraannya bisa berinvestasi untuk kali pertamanya di luar Arab Saudi dan bermitra dengan Maxis yang dinilainya telah memiliki pengalaman kuat di pasar Asia, sehingga memuluskan rencana perusahaan melakukan ekspansi dalam membuka lahan baru.

"Partisipasi kami dalam merekapitalisasi dan merestrukturisasi Maxis memberikan kesempatan unik untuk memainkan peranan strategis dalam membimbing arah masa depan perusahaan. Investasi ini memungkinkan kami meraih tambahan sebesar 10% dari sumber luar untuk total pendapatan yang kami proyeksikan pada tahun 2010," ujarnya, seperti dilansir Celluler News dan dikutip detikINET, Rabu (27/6/2007).

NTS sendiri merupakan operator telekomunikasi yang mengantungi lisensi penyelenggaraan layanan seluler generasi kedua (2G) dan ketiga (3G). Kedua lisensi tersebut diperoleh empat tahun yang lalu setelah layanan Lippo Telecom miliknya yang beroperasi di Surabaya, Jawa Timur, mengalami stagnasi karena pelanggannya tak beranjak dari 12.000 sambungan.

Meski telah mengantungi lisensi sejak September 2004, namun layanan 2G dan 3G tersebut baru mulai dikomersialisasikan NTS di Bandung dan Surabaya pada Februari 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar