Rabu, 13 Maret 2013

SBY: Jangan Serahkan Komoditas Pangan kepada Pasar


Naiknya harga beberapa komoditas pangan, seperti bawang dan daging sapi, harus dicermati. Presiden meminta kementerian terkait menghitung kebutuhan dan konsumsi masyarakat. Komoditas pangan jangan diserahkan begitu saja kepada mekanisme pasar.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal tersebut pada bagian lain keterangannya seusai menerima Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung di Kantor Presiden, Rabu (13/3) siang.

"Kita tidak ingin komoditas pangan yang menjadi hajat hidup masyarakat diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar, karena pasar pun tidak selalu bisa memecahkan masalah, teruta dalam soal keadilan," Presiden SBY menegaskan.

Pasar secara luas, lanjut Presiden, sekarang ini sudah terintegrasi secara global. "Pemerintah dengan tujuan dan niat baik untuk menjaga keseimbangan, lazim untuk melakukan yang disebut dengan tata niaga," Presiden menambahkan.

Sebelumnya, Presiden SBY meminta kementerian terkait mencermari kenaikan harga beberapa komoditas pangan, seperti bawang merah dan putih, serta daging sapi. Presiden meminta Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian BUMN menghitung kebutuhan dan konsumsi masyarakat.

"Saya mengajak semua pihak, khususnya pedagang besar, untuk bersama membuat baik negara sehingga rakyat dipermudah dalam mengkonsumsi kebutuhan sehari-hari, terutama berkaitan dengan pangan," ujar Presiden SBY.

Soal naiknya harga daging sapi, SBY meminta produksi sapi lokal terus ditingkatkan sehingga Indonesia tidak perlu tergantung kepada impor. Memang menggenjot produksi sapi lokal membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, impor hanya diperlukan jika dalam kondisi terdesak. "Secara situasional diperlukan daging sapi tambahan dari negara sahabat sambil kita lindungi petani kita," SBY mengingatkan.

Selain butuh proses, untuk meningkatkan produksi daging sapi lokal juga ada kendala kerterbatasan lahan untuk pembibitan. Berdasarkan hitungan, untuk mengembangkanbiakan satu ekor sapi, diperlukan ruang dua hektar. Jika Indonesia ingin mengembangkan satu juta ekor sapi, maka diperlukan dua juta hektar lahan. Ketersediaan lahan selama ini menjadi kendala bagi pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah mendorong pengusaha Indonesia untuk mengembangkan investasi di negara lain.

"Ada pemikiran bagaimana kalau kita melakukan investasi di negara sahabat untuk memproduksi sapi. Semoga ini bisa kita jalankan," ujar Presiden SBY.

(presidenri.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar