61 pasar di kota Surabaya dipastikan lolos tahap pertama untuk mengikuti Festival Pasar Surabaya 2011 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya bersama Jawa Pos dan Enciety Business Consult.
Diantara 61 pasar yang lolos tahap pertaman, menurut Subagyo, Pasar Indul Osowilangun (PIOS) akan mendapatkan predikat khusus karena PIOS adalah referensi untuk peserta lain. PIOS adalah pasar induk yang dikelola secara professional yang layak untuk menjadi acuan pasar lain tentang mekanisme penataan pasar, serta menjadi pemasok bagi pasar-pasar ritel.
Sedangkan 60 pasar yang lain oleh dewan juri dikelompokkan menjadi tiga yakni pasar besar, sedang dan kecil. Penggolongan tiga jenis pasar tersebut berdasarkan luas pasar atau luas bangunan, jumlah pedagang dan jumalah lantai.
Kresnayana, Pakar Statistik menuturkan hadru ada pasar yang dijadikan percobaan untuk menaikkan omzet. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mencarikan rekanan bank untuk menbangkitkan pasar tradisional sangat penting. Hal ini disebabkan cash flow di pasar tradisional lebih RP. 2 miliar – Rp. 3 Miliar per hari yang melebihi pasar modern. Oleh karena itu, diperlukan program yang memberikan nilai tinggi terhadap pasar tradisional.
“Manajemen pasar tradisional harus masuk ke supplier chain sehingga tidak hanya menarik tarif infrastruktur dengan tujuan pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar modern. Selain itu, pasar tradisional juga harus berupaya menyeimbangkan supplay and dimand agar mampu mengatasi infalasi,” pungkasnya.(surabaya.go.id)
Diantara 61 pasar yang lolos tahap pertaman, menurut Subagyo, Pasar Indul Osowilangun (PIOS) akan mendapatkan predikat khusus karena PIOS adalah referensi untuk peserta lain. PIOS adalah pasar induk yang dikelola secara professional yang layak untuk menjadi acuan pasar lain tentang mekanisme penataan pasar, serta menjadi pemasok bagi pasar-pasar ritel.
Sedangkan 60 pasar yang lain oleh dewan juri dikelompokkan menjadi tiga yakni pasar besar, sedang dan kecil. Penggolongan tiga jenis pasar tersebut berdasarkan luas pasar atau luas bangunan, jumlah pedagang dan jumalah lantai.
Kresnayana, Pakar Statistik menuturkan hadru ada pasar yang dijadikan percobaan untuk menaikkan omzet. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mencarikan rekanan bank untuk menbangkitkan pasar tradisional sangat penting. Hal ini disebabkan cash flow di pasar tradisional lebih RP. 2 miliar – Rp. 3 Miliar per hari yang melebihi pasar modern. Oleh karena itu, diperlukan program yang memberikan nilai tinggi terhadap pasar tradisional.
“Manajemen pasar tradisional harus masuk ke supplier chain sehingga tidak hanya menarik tarif infrastruktur dengan tujuan pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar modern. Selain itu, pasar tradisional juga harus berupaya menyeimbangkan supplay and dimand agar mampu mengatasi infalasi,” pungkasnya.(surabaya.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar