Jumat, 20 Mei 2011

Kebangsaan Yang Berkarakter, Bersatu, Dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Yang Sejahtera

Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 103 tahun 2011. Peringatan tahun ini mengambil tema Dengan Semangat Hari Kebangkitan Nasional Ke 103 Tahun 2011, Kita Wujudkan Kebangsaan Yang Berkarakter, Bersatu, Dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Yang Sejahtera, Jumat (20/5) di Halaman Taman Surya Balai Kota Surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya menggelar Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 103 tahun 2011. Peringatan tahun ini mengambil tema Dengan Semangat Hari Kebangkitan Nasional Ke 103 Tahun 2011, Kita Wujudkan Kebangsaan Yang Berkarakter, Bersatu, Dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Yang Sejahtera, Jumat (20/5) di Halaman Taman Surya Balai Kota Surabaya.


Dalam pidato Menteri Komunikasi dan Informatika Repubik Indonesia yang dibacakan Wakil Walikota Surabaya, Drs. Bambang Dwi Hartono M.Pd menyatakan tema tersebut dianggap sangat penting untuk direnungkan bersama, sehubungan dengan berbagai dinamika yang berkembang akhir-akhir ini di seluruh penjuru tanah air.

”Jika dihitung dari titik awal kebangkitan nasional tahun 1908, maka pada tahun 2011 ini, kita sudah lebih seratus tahun berproses dalam kesadaran kebangsaan kita untuk menjadi bangsa yang berdaulat, menjadi bangsa yang memiliki identitas dan jati diri dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Wajah dan corak ke-Indonesian-kitapun tentunya telah banyak mengalami perubahan, dan perkembangan,” katanya.

Bambang menjelaskan, perubahan dan tuntutan ini mau tidak mau, suka atau tidak suka, pasti berada dan menyatu dalam proses perjalanan bangsa Indonesia. Kita telah sama-sama mengalami dan merasakan betapa perjalanan bangsa Indonesia telah berkali-kali mendapatkan gangguan, tantangan, hambatan dan bahkan ancaman, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

”Namun demikian, bangsa Indonesia masih tetap kokoh dalam suatu rumah besar seluruh bangsa indonesia yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kalau kita sejenak menengok kebelakang proses lahirnya pergerakan kebangkitan nasional, bahwa perjuangan para pemuda pada masa itu dihadapkan pada berbagai situasi yang sangat kompleks. Suatu situasi dimana antara ketidakadilan, pengingkaran hak-hak asasi manusia, diskriminasi, ketidaksamaan (inquality), jurang perbedaan antara kelompok masyarakat atas dan kelompok masyarakat bawah, serta kontradiksi perikehidupan dan konflik terjadi di masyarakat,” ujarnya.

Inilah faktor yang mendorong motivasi dan tekad para pemuda untuk berjuang membangun bangsa yang berdaulat, melepaskan diri dari ketidakadilan dan tindakan semena-mena, serta cita-cita luhur mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Maka lahirlah pergerakan budi utomo yang mampu memicu munculnya organisasi - organisasi pergerakan kaum muda.

Munculnya berbagai organisasi itu, mewarnai bangkitnya nilai-nilai nasionalisme dan berlanjut pada tahun 1928 dengan bersatunya berbagai kelompok organisasi khususnya organisasi kepemudaan mewujudkan suatu gerakan nasionalis sejati melalui sumpah pemuda : "satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa".

”Angkatan 1908 dan 1928 adalah contoh klasik, bagaimana segolongan cendikia muda dapat menggerakkan kehidupan politik dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Isu-isu yang diusungnya seperti kolonialisme dan imperialisme telah membangkitkan semangat nasionalisme indonesia. Generasi itu memang istimewa, berani menentang kolonialisme dan menyodorkan suatu keadaan lain yakni cita-cita Indonesia merdeka,” tutur Bambang.

Peringatan Harkitnas yang ke 103 tahun 2011 ini menjadi penting, karena nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai persatuan dan kesatuan, nilai-nilai kebersamaan yang telah dipelopori oleh para pendahulu kita melalui gerakan "boedi oetomo" tersebut, harus dapat dijadikan enerji bagi langkah-iangkah perjuangan kita ke depan.

Diakhir pidatonya, Bambang mengatakan dalam kebebasan berdemokrasi, kebebasan berekspresi marilah kita kokohkan karakter nasional yang merupakan jati diri bangsa, jangan sampai nilai-nilai luhur dari pendahulu kita yang telah tertanam dalam semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia hilang begitu saja. Khususnya bagi generasi muda, yang akan menentukan eksistensi bangsa di masa-masa yang akan datang.(www.surabaya.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar