Sabtu, 13 Juni 2009

Menikmati Malam Pertama Jembatan Suramadu


Ratusan orang dari berbagai penjuru Surabaya malam ini mencoba akses tol Suramadu menggunakan sepeda motor. Saking ramainya, sampai terjadi antrean di jalur menuju Madura.


Rabu (10/6/2009) malam, ratusan masyarakat memadati jembatan yang baru diresmikan Presiden SBY ini dengan menggunakan sepeda motor. Mereka yang ingin merasakan umumnya berpasangan dengan kekasihnya atau bersama keluarganya.



Seperti yang diutarakan oleh Yusuf (50), warga Jalan Kedodong. Dia secara sengaja mengendarai sepeda motornya untuk merasakan melintas di atas jembatan sepanjang 5,4 km.

"Saya penasaran bisa melintas di atas Suramadu," katanya.



Yusuf tidak sendirian yang memiliki harapan untuk pertama kali melintasi Suramadu. Cholisol (46), warga Surabaya lainnya juga memiliki pemikiran demikian mau merasakan melintas pertama kali di Suramadu.

Ia menggunakan sepeda motor Yamaha Jupiter Z bersama istrinya dan anaknya yang masih berumur sekitar 5 tahun. Ia rela antre demi merasakan melintas di atas Selat Madura.

"Ini adalah pengalaman sejarah yang pertama kali dalam hidup saya. Saya ingin merasakan melintas di Suramadu," ucapnya.

Jembatan Suramadu mulaiyang diresmikan tadi siang, sudah diujicoba untuk masyarakat umum.



Sebelum ada Jembatan Suramadu, perjalanan Surabaya-Madura memakan waktu sekitar 1 jam. Setelah Suramadu diresmkikan dan dibuka, perjalanan itu bisa ditempuh sekitar 5 menit. Wusss...

Ya, dengan Jembatan Suramadu perjalanan panjang menjadi singkat. Hal ini tentu saja menguntungkan bagi siapa saja yang akan ke Madur atau ke Surabaya.

"Lebih cepat dari perjalanan darat yang melalui kapal ferry," kata Bismo (36), warga Bangkalan saat ditemui detiksurabaya.com di akses jalan sisi Madura, Kamis (11/6/2009).

Bimo merasa diuntungkan dengan adanya jembatan ini tersebut. Pasalnya tiap hari dia harus menempuh perjalanan Surabaya-Bangkalan karena tuntutan profesinya sebagai dosen. Sehari-hari dia mengajar di salah satu PTS di Surabaya, sedangkan keluarganya di Bangkalan.

Dia pun mencontohkan, saat semalam mencoba Jembatan Suramadu untuk pertama kalinya. Biasanya bila menggunakan ferry dia tiba di rumah sekitar pukul 21.00 WIB. Namun saat menempuh perjalanan melalui Suramadu dia bisa berkumpul dengan keluarga sejak pukul 20.00 WIB.

"Saya bisa lebih sore tiba di rumah dan berkumpul bersama dua anak saya. Perjalanan saya jadi lebih singkat," ucapnya.

Sementara hal senada diungkapkan oleh Muhammad Alfarisi (21) yang juga memiliki pengalaman yang sama. Mahasiswa PTN di Surabaya ini bisa pulang ke rumahnya tiap hari.

"Biasanya saya pulang seminggu sekali. Kalau ada Jembatan Suramadu ini saya bisa pulang tiap hari," ucap pemuda yang tinggal di Desa Burneh, Bangkalan.

Provinsi Jawa Timur tidak akan menganggarkan dana untuk pemeliharaan dan perawatan Jembatan Suramadu. Pasalnya, biaya perawatan jembatan tersebut ditanggung oleh pemerintah pusat.

"Tidak ada, semua struktur itu dibiayai APBN," kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo di sela-sela Halaqoh Kebangsaan di Asrama Haji Sukolilo Jalan Manyar Kertoadi, Surabaya, Kamis (11/6/2009).

Sumber dana pemeliharaan itu berasal dari tarif tol yang diberlakukan di jembatan sepanjang 5,4 kilometer. "Dari tarif tol untuk pemeliharaannya," ungkapnya.

Untuk pengembangan kawasan Madura dan Surabaya baru, Pemprov Jatim akan menggelontorkan dana. Dana ini digunakan untuk mengembangkan SDM.

"Belum dihitung semua tapi baru full dianggarkan tahun 2010 mendatang," ungkapnya.

Pengembangan SDM masyarakat Madura adalah dengan memberi pelatihan. Empat kabupaten di Madura akan mendapat perlakukan yang sama dalam peningkatan SDM.

"Prinsip atau sasarannya adalah untuk masyarakat Madura," tandasnya. tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar