Selasa, 03 April 2007

29 Tewas dalam Bom Bunuh Diri di Arab Saudi

Riyadh, Selasa - Sedikitnya 29 orang tewas dalam tiga aksi bom bunuh diri, Senin (12/5) malam, di Riyadh, Arab Saudi, termasuk sembilan pelaku peledakan bom dan tujuh warga Amerika Serikat. Sementara 194 orang lainnya luka-luka. "Dan 40 orang di antaranya adalah warga AS," kata Duta Besar AS untuk Arab Saudi Robert Jordan.

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, Selasa, mengemukakan, tiga pelaku peledakan bom bunuh diri bersama rekan-rekannya menggunakan tiga mobil-ada yang menyebut truk-mendekati halaman kompleks perumahan yang dikhususkan bagi warga Barat di ibu kota Arab Saudi, Riyadh.

Setelah tiba di dekat tiga bangunan bertingkat, tiga bom berkekuatan dahsyat yang berada di dalam mobil yang mereka tumpangi diledakkan bersamaan.

Al Qaeda akui

Menteri Luar Negeri AS Colin Powell, yang tiba dari Jordania beberapa jam sesudah aksi bom bunuh diri itu, di Bandar Udara Internasional Riyadh mengatakan, "Tampaknya kami kehilangan 10 warga AS, yang tewas seketika." Powell menuduh kelompok Al Qaeda yang dipimpin Osama bin Laden kelahiran Arab Saudi berada di balik aksi bom bunuh diri tersebut.
Sama seperti Powell, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia pun menuduh Al Qaeda berada di belakang aksi bom bunuh diri di Arab Saudi itu.

"Bom bunuh diri di Arab Saudi dan di Chechnya, serta di tempat-tempat lain, terhubung dalam satu mata rantai," kata juru bicara Kemlu Rusia Alexander Yakovenko.

"Itu menunjukkan bahwa persoalan terorisme dalam segala bentuknya bukan saja belum dapat dilenyapkan, tetapi juga menunjukkan perlunya mobilisasi dan konsentrasi kekuatan dari semua negara untuk melawan tindakan setan tersebut," kata Yakovenko.

Ilya Shabalkin, juru bicara satuan antiteroris militer Rusia di Caucasus utara menuduh pemimpin pemberontak Chechnya, Aslan Maskhadov, menerima dukungan dari Al Qaeda untuk menabrakkan truk berisi bom ke gedung pemerintahan lokal di Desa Znamenskoye, Chechnya utara, yang menewaskan 54 orang, Senin lalu.

"Pendanaan semua aksi teroris di Chechnya dilakukan oleh kelompok-kelompok teroris internasional, termasuk Al Qaeda, melalui serdadu bayaran Arab," kata Shabalkin.

Jaringan teroris Al Qaeda, kemarin, mengirimkan pesan kepada surat kabar mingguan Saudi bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas tiga aksi bom bunuh diri di Riyadh, Senin malam itu.

Abu Mohamed Al-Ablaj, mata-mata Al Qaeda dalam e-mail-nya kepada Al-Majallah yang terbit di London, Inggris, mengatakan, kelompok itu telah merencanakan operasi besar di Teluk sejak lama, mengingat kawasan tersebut merupakan tempat menyimpan persenjataan dan bahan peledak dalam jumlah yang besar.

Selain itu, keputusan untuk melakukan aksi bom bunuh diri itu tidak terganggu oleh pengumuman penguasa Arab Saudi, yang menyatakan telah menyita beberapa ton persenjataan dan bahan peledak dalam jumlah yang besar, yang dapat digunakan untuk aksi teroris, serta tengah memburu 19 orang yang dianggap teroris.

Tindakan pengecut

Menlu Colin Powell kemarin mengutuk aksi bom bunuh diri yang disebutnya sebagai tindakan pengecut.

Sumber-sumber diplomatik mengatakan, ketiga bangunan bertingkat yang hancur akibat serangan bom mobil itu adalah Courdoval, Jedawal, dan The Hamra.

Sementara itu, seorang pejabat tinggi Departemen Luar Negeri Arab Saudi mengatakan, ada satu bangunan lagi di luar ketiga bangunan yang telah disebut di atas hancur.

Bom mobil itu meledak Senin malam sekitar pukul 23.00, sehari sebelum Colin Powell tiba di Riyadh.

Seorang wanita yang hanya mau menyebutkan nama depannya saja, Helen, mengatakan, ia tengah menonton televisi saat mendengar suara seperti bunyi tembakan senapan. "Sebelum saya mengetahui itu suara apa, tiba-tiba saya mendengar ledakan dahsyat. Langit menjadi terang benderang, dan saya jatuh dari kursi. Rumahnya berguncang, seperti kardus," tambahnya.

Dua truk, menurut Helen, menabrak pintu gerbang belakang dan meledak sehingga membuat salah satu gedung bertingkat hancur menjadi puing.

Sumber resmi di Riyadh mengatakan, putra deputi gubernur kota itu tewas dalam salah satu ledakan dari tiga bom mobil yang meledak Senin malam.

Teheran-Washington

Sementara itu, Selasa, diberitakan, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei secara tegas menyatakan ia menolak untuk memperbaiki hubungan dengan musuh bebuyutannya, AS. Ia berkilah, jika Iran melakukan hal itu, maka seolah-olah Iran menyerah kepada AS.

Penegasan Khamenei itu muncul di tengah-tengah gencarnya perdebatan di Iran tentang perlu atau tidaknya hubungan Teheran-Washington, yang telah membeku sejak dua dekade terakhir, sedikit dicairkan. Apalagi pejabat kedua negara tersebut baru-baru ini bertemu di Geneva. (AFP/Reuters/AP/jl)

Sumber :
• http://www.kompas.com
• AFP ( kantor berita Prancis )
• Reuters ( kantor berita Inggris )
• AP ( kantor berita Amerika Serikat )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar