Selasa, 03 April 2007

Arab Saudi Marah dan Tersinggung dengan Publikasi Kartun Nabi Muhammad

Pemerintah Arab Saudi dengan dimuatnya karikatur Nabi Muhammad di sebuah koran terkemuka Denmark.
Sebagai bentuk protes atas pemuatan karikatur itu, pemerintah menarik Duta Besar Saudi untuk Denmark, Ibrahim Al-Hejailan. Dia telah di tempatkan di Denmark sejak 2003. Sebenarnya gambar bermasalah itu diterbitkan oleh surat kabar Jyllands-Posten menampilkan 12 gambar karikatur Muhammad. Salah satunya memperlihatkan Nabi Muhammad memakai sorban yang berbentuk seperti bom. Gambar lainnya menampilkan Muhammad yang berjanggut dan memegang sebilah pedang.
Di Riyadh juga banyak beredar SMS yang menyerukan pemboikotan barang-barang buatan Denmark, seperti keju dan kosmetik. "Kami mendesak para saudagar untuk berhenti mengimpor semua barang buatan Denmark demi nabi tercinta kita," demikian bunyi salah satu SMS.
Bagaimana tanggapan Pemerintah Denmark? Menteri Luar Negeri Denmark Per Stig Moeller menyatakan, pemerintahnya tidak bisa ikut campur dalam masalah ini. Koran Jyllands-Posten sendiri telah menolak untuk minta maaf atas dimuatnya karikatur itu. Alasannya, itu semata-mata masalah kebebasan berekspresi.
"Kami punya kebebasan berbicara di Dernmark dan kami juga punya toleransi untuk agama lain," ujar Moeller seperti diberitakan Associated Press, Jumat (27/1/2006).
Bahkan dalam sebuah wawancara televisi, petinggi Denmark itu mencetuskan, "Seperti halnya kami menghormati negara-negara Arab, negara Arab juga harus menghormati kami."
Begitu pula dengan Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen. Dia menolak desakan untuk mengintervensi masalah ini. Alasannya, pemerintah tidak punya kekuasaan atas media. (ita/)
Arab Saudi Desak Denmark dan Norwegia Tindak Tegas Jyllands-Posten dan Magazinet atas Publikasi Kartun Nabi Muhammad
Kerajaan Arab Saudi secara resmi menyatakan mengecam publikasi kartun nabi Muhammad oleh dua media cetak yang terbit di Eropa yaitu harian Jyllands-Posten yang terbit di Denmark dan majalah Kristen Magazinet yang terbit di Norwedia.
Arab Saudi menilai tindakan dua media cetak itu akan menerbar rasa kebencian dan permusuhan di kalangan umat beragama. Pernyataan resmi kerajaan Arab Saudi ini disampaikan usai rapat kabinet yang dipimpin oleh Pengeran Sultan di istana Yamamah, Riyadh, Senin (23/1). Kantor berita Arab Saudi menyebutkan, dewan menteri atas nama kerajaan Arab Saudi mengungkapkan kecamannya atas apa yang dilakukan oleh media cetak Eropa yang mencemarkan sosok Nabi Muhammad Saw.
Mereka juga mengaku heran dengan sikap pemerintah dalam hal ini pemerintah Denmark dan Norwegia serta masyarakat di kedua negara itu yang kurang memberikan reaksi keras terhadap hal tersebut, padahal kedua negara itu memiliki hubungan di bidang ekonomi, politik dan budaya dengan dunia Islam.
Selain pemerintah Arab Saudi, pihak Dewan Syuro kerajaan tersebut juga menyatakan mengutuk 'serangan' Jyllands-Posten dan Magzinet terhadap Nabi Muhammad Saw. Dewan Syuro kerajaan Saudi menyatakan publikasi kartun Nabi Muhammad potensial menimbulkan kebencian di kalangan masyarakat.
"Kartun-kartun Nabi Muhammad itu sudah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia dan memberikan informasi yang salah tentang kepribadian Nabi Muhammad yang agung, yang sudah dipilih Allah sebagai nabi yang terakhir," demikian bunyi pernyataan Dewan Syuro kerajaan Saudi.
Seluruh anggota Dewan Syuro yang jumlahnya 150 orang meminta dunia Barat untuk membaca sejarah Nabi Muhammad dan mempelajari perilakunya, cita-cita dan moral beliau yang mulia, yang justru menentang tindakan ekstrim dan korupsi.
"Mereka yang mempublikasikan kartun-kartun itu tidak tahu apa konsekuensinya. Tindakan mereka akan memicu kebencian dan perpecahan serta menimbulkan rasa permusuhan antara masyarakat dan agama," tulis Dewan Syuro dalam pernyataan resminya yang juga menolak kebebasan berekspresi dijadikan alasan pemuatan kartun-kartun tersebut.
"Semua konstitusi dan undang-undang di dunia menyerukan agar menghormati para Nabi dan agama."
Ketua Dewan Syuro Saudi, Dr. Saleh bin Humaid mendesak kalangan intelektual dan seluruh umat di dunia yang cinta damai untuk menghentikan segala bentuk fitnah terhadap Nabi Muhammad dan menghukum para pelakunya. Mereka juga meminta parlemen Denmark dan Norwegia untuk menentang kampanye anti Islam di negaranya. (ln/arabnews)

Sumber :
• http://www.detik.com
• http://www.arabnews.com
• Indonesia Watch

Tidak ada komentar:

Posting Komentar