Rabu, 11 April 2007

Pertemuan Tingkat Tinggi Korea Selatan - Arab Saudi dan Perlunya Usaha usaha Diplomatik untuk Kerjasama Energi dan Sumber Daya Lainnya.


Pertemuan tingkat tinggi antara Korea Selatan dan Arab Saudi yang berlangsung pada hari Sabtu memiliki 2 aspek penting: Pertama pemimpin kedua negara setuju untuk mempererat kerjasama bilateral di bidang energi dan sektor sumber daya lainnya. Kedua, mereka juga setuju untuk meragamkan dan mengembangkan kerjasama bilateral kedua negara menjadi lebih erat dan saling menguntungkan.

Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun dan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Riyadh pada hari Sabtu dan setuju untuk mengembangkan kerjasama kedua negara. Presiden Roh adalah kepala negara Korea Selatan pertama yang mengunjungi Arab Saudi dalam 27 tahun terakhir. Pada bulan Mei 1980 presiden Cho Kyu-hah mengunjungi Riyadh, namun segera pulang ketanah air sebelum sempat mengadakan pertemuan dengan Raja Arab Saudi karena keadaan darurat terjadi di Korea Selatan. Hubungan diplomatik kedua negara terjalin pada tahun 1962.

Arab Saudi adalah negara eksportir minyak terbesar dunia dengan total produksi sekitar 25% dari seluruh kebutuhan minyak dunia. Arab Saudi memegang peranan penting di Timur Tengah, OPEC, Non Blok, dan organisasi dunia lainnya. Sementara bagi Korea Selatan Arab Saudi adalah mitra dagang terbesar di Timur Tengah dan importir utama minyak. Korea Selatan mengimpor 32% kebutuhan minyaknya dari Arab Saudi.

Jadi sangatlah masuk akal kalau pembicaraan kedua pemimpin negara terfokus pada masalah kerjasama energi dan sumber daya lainnya. Negara negara diseluruh dunia saat ini berjuang keras untuk menghemat energi dan sumber daya lainnya. Tingkat konsumsi dunia akhir akhir meningkat secara drastis sejalan dengan perkembangan perekonomian Cina dan India yang sangat cepat. Bagi sebagian besar negara di dunia, termasuk Korea Selatan menjaga kestabilan sumber energi merupakan hal yang penting. Jadi seringkali pemerintah Korea Selatan, terutama pada saat pertemuan tingkat tinggi selalu memberikan perhatian penuh pada apa yang disebut “diplomasi sumber daya alam”. Dan perjalanan presiden Roh Moo-hyun kenegara negara Timur Tengah juga terfokus pada masalah ini.

Dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut kedua pemimpin negara menyampaikan kepuasaan mereka atas perkembangan kerjasama bilateral dalam berbagai bidang. Kedua kepala negara setuju untuk memperluas kerjasama dalam bidang energi, pembangunan, pendidikan, teknologi informasi, dan budaya. Hal ini memiliki arti bahwa Korea Selatan akan menjajaki pengembangan sumber energi sendiri melalui usaha patungan dengan Arab Saudi. Kedua negara juga setuju untuk saling membantu dalam mengembangkan partisipasi perusahaan Korea selatan dalam proyekpembangunan dan teknologi informasi pemerintah Arab Saudi.

Arab Saudi adalah pasar tunggal pembangunan terbesar bagi Korea Selatan dengan total kumulatif pesanan sebesar 58 milyar dolar, berdasarkan statistik yang dikeluarkan pemerintah. Apa yang disebut “petro dolar” yang mengalir ke Korea Selatan telah membantu membangun fondasi pembangunan perekonomian negara ini. Hubungan yang saling menguntungkan diharapkan akan berkembang menjadi suatu dimensi baru dengan berlangsungnya pembicaraan tingkat tinggi kedua kepala negara.

Dalam pertemuan tersebut presiden Roh dan Raja Abdullah juga menandatangani perjanjian yang berisi pencegahan pajak ganda dan mempromosikan kerjasama dalam bidang pendidikan. Kedua pemimpin negara juga menilai sangat tinggi usaha masing masing dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah.

Pembicaraan tingkat tinggi tersebut membuka suatu babak baru dalam usaha usaha para pemimpin Asia dan Timur Tengah untuk menjadi mitra yang saling menguntungkan melalui kerjasama sumber daya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar