Selasa, 03 April 2007

Dengan Bluetooth, Muda-Mudi Arab Saudi 'Bebas' Pacaran

Riyadh, Pacaran antara pasangan muda-mudi di Arab Saudi
adalah hal yang sangat ditabukan dan dilarang, termasuk di tempat-
tempat umum di mana pengelola biasanya memasang pembatas antara
pengunjung pria dan wanita.

Seperti restoran, hampir semua tempat makan di Riyadh telah memasang
pembatas untuk menghindari para tamu pria dan wanitanya saling
berpandangan dan melakukan kontak langsung.

Biasanya dipasang tembok pembatas berbentuk bulat yang mengelilingi
setiap meja makan di bagian tempat makan untuk keluarga, di mana
hanya terbuka bagi wanita yang sendiri atau wanita yang diantar oleh
kerabat dekat laki-lakinya. Sementara pengunjung pria ditempatkan di
lantai dasar.

Tapi pembatasan itu memacu kreativitas para muda mudi Arab Saudi yang
sudah ngebet ingin pacaran, dan tempat paling strategis untuk
ketemuan adalah di restoran.

Dengan teknologi canggih, mereka bisa menyiasati aturan ketat
tersebut. Mereka dengan aman dan nyaman saling bertukar nomor
telepon, foto dan bahkan ciuman. Tapi itu tak dilakukan mereka secara
kontak langsung, melainkan via telepon seluler yang memanfaatkan
teknologi yang bernama Bluetooth, yang kerap ada dalam fitur telepon
seluler kelas atas.

"Sekarang ini lebih menyenangkan datang ke restoran," kata Mona, 21,
yang bersama dua teman wanitanya sedang giat-giatnya bertukar
informasi dengan pria pilihan mereka yang dikirimkan melalui
Bluetooth.

"Saya sudah memanfaatkan Bluetooth sejak pertama kali diperkenalkan
tahun lalu. Kami selalu mencari hal baru untuk menyemarakkan hidup,"
kata Reem, 24, seorang wanita pengunjung restoran lainnya.

Biasanya para wanita di Arab Saudi tidak akan menyebutkan namanya
secara lengkap ketika berbicara soal komunikasi dengan lawan
jenisnya. Pria dan wanita bukan muhrim yang tertangkap basah saling
berbincang, berada dalam satu mobil atau saling berbagi makanan, akan
ditangkap oleh polisi.

Namun dengan Bluetooth 'ketemuan' menjadi aman dan terkendali. Para
pengguna ponsel hanya perlu mengaktifkan fungsi Bluetooth di ponsel
mereka dan kemudian tekan tombol 'search' untuk melihat siapa lagi
yang memiliki fitur itu dalam jarak sekitar 9 meter. Bila lebih dari
9 meter, Bluetooth tidak dapat berfungsi.

Mereka kemudian bisa mendapatkan daftar ID names orang lain di area
yang tercakup Bluetooth itu, yang kebanyakan dalam bahasa Arab, namun
dengan julukan yang aneh-aneh seperti poster boy, gadis sensitif,
hati singa, pencuri hati, puteri kecil dan lain-lain. Dan ada juga
yang menjurus vulgar seperti "enak untuk disentuh" dan "Saudi gay
club."

Setelah mendapatkan ID Names itu, pengguna ponsel tinggal klik nama
yang diminatinya untuk melakukan komunikasi.

Fenomena tersebut mendapat perhatian luas di media massa lokal,
khususnya setelah ada wanita yang mengambil gambar tamu perempuan
dalam sebuah pesta perkawinan melalui kamera ponsel, dan kemudian
foto itu disebarkan ke rekan mereka melalui Bluetooth.

Kejadian itu mengundang kepanikan di kalangan mereka yang takut foto
ibu, adik atau kakak perempuan atau anak perempuan mereka dilihat
oleh pria lain. Sejumlah keluarga bahkan menyewa pengawal wanita
untuk menyita ponsel berkamera dari tamu di pesta-pesta perkawinan.
Tapi pemerintah Saudi sulit untuk melarang penggunaan teknologi
tersebut. Tahun lalu Arab Saudi melarang penggunaan ponsel berkamera,
tapi kemudian tak efektif karena hampir semua ponsel keluaran baru
memiliki kamera.

Teknologi Bluetooth ini telah benar-benar mendobrak adat dan
kebiasaan di negara Muslim itu, di mana sebelumnya para muda-mudi
yang ingin berkenalan lebih dekat saling bertukar nomor telepon atau
alamat dengan cara melemparkan nomor dan alamat itu melalui jendela
mobil di jalan atau di pusat perbelanjaan.

Tapi dengan Bluetooth, laki-laki dan perempuan akan aman berpacaran
di mal, restoran bahkan di perempatan jalan, tanpa harus diburu
polisi.

Sumber :
• http://www.suaramerdeka.com
• http://www.ppi-india.org
• http://www.media-indonesia.com Riyadh, Pacaran antara pasangan muda-mudi di Arab Saudi
adalah hal yang sangat ditabukan dan dilarang, termasuk di tempat-
tempat umum di mana pengelola biasanya memasang pembatas antara
pengunjung pria dan wanita.

Seperti restoran, hampir semua tempat makan di Riyadh telah memasang
pembatas untuk menghindari para tamu pria dan wanitanya saling
berpandangan dan melakukan kontak langsung.

Biasanya dipasang tembok pembatas berbentuk bulat yang mengelilingi
setiap meja makan di bagian tempat makan untuk keluarga, di mana
hanya terbuka bagi wanita yang sendiri atau wanita yang diantar oleh
kerabat dekat laki-lakinya. Sementara pengunjung pria ditempatkan di
lantai dasar.

Tapi pembatasan itu memacu kreativitas para muda mudi Arab Saudi yang
sudah ngebet ingin pacaran, dan tempat paling strategis untuk
ketemuan adalah di restoran.

Dengan teknologi canggih, mereka bisa menyiasati aturan ketat
tersebut. Mereka dengan aman dan nyaman saling bertukar nomor
telepon, foto dan bahkan ciuman. Tapi itu tak dilakukan mereka secara
kontak langsung, melainkan via telepon seluler yang memanfaatkan
teknologi yang bernama Bluetooth, yang kerap ada dalam fitur telepon
seluler kelas atas.

"Sekarang ini lebih menyenangkan datang ke restoran," kata Mona, 21,
yang bersama dua teman wanitanya sedang giat-giatnya bertukar
informasi dengan pria pilihan mereka yang dikirimkan melalui
Bluetooth.

"Saya sudah memanfaatkan Bluetooth sejak pertama kali diperkenalkan
tahun lalu. Kami selalu mencari hal baru untuk menyemarakkan hidup,"
kata Reem, 24, seorang wanita pengunjung restoran lainnya.

Biasanya para wanita di Arab Saudi tidak akan menyebutkan namanya
secara lengkap ketika berbicara soal komunikasi dengan lawan
jenisnya. Pria dan wanita bukan muhrim yang tertangkap basah saling
berbincang, berada dalam satu mobil atau saling berbagi makanan, akan
ditangkap oleh polisi.

Namun dengan Bluetooth 'ketemuan' menjadi aman dan terkendali. Para
pengguna ponsel hanya perlu mengaktifkan fungsi Bluetooth di ponsel
mereka dan kemudian tekan tombol 'search' untuk melihat siapa lagi
yang memiliki fitur itu dalam jarak sekitar 9 meter. Bila lebih dari
9 meter, Bluetooth tidak dapat berfungsi.

Mereka kemudian bisa mendapatkan daftar ID names orang lain di area
yang tercakup Bluetooth itu, yang kebanyakan dalam bahasa Arab, namun
dengan julukan yang aneh-aneh seperti poster boy, gadis sensitif,
hati singa, pencuri hati, puteri kecil dan lain-lain. Dan ada juga
yang menjurus vulgar seperti "enak untuk disentuh" dan "Saudi gay
club."

Setelah mendapatkan ID Names itu, pengguna ponsel tinggal klik nama
yang diminatinya untuk melakukan komunikasi.

Fenomena tersebut mendapat perhatian luas di media massa lokal,
khususnya setelah ada wanita yang mengambil gambar tamu perempuan
dalam sebuah pesta perkawinan melalui kamera ponsel, dan kemudian
foto itu disebarkan ke rekan mereka melalui Bluetooth.

Kejadian itu mengundang kepanikan di kalangan mereka yang takut foto
ibu, adik atau kakak perempuan atau anak perempuan mereka dilihat
oleh pria lain. Sejumlah keluarga bahkan menyewa pengawal wanita
untuk menyita ponsel berkamera dari tamu di pesta-pesta perkawinan.
Tapi pemerintah Saudi sulit untuk melarang penggunaan teknologi
tersebut. Tahun lalu Arab Saudi melarang penggunaan ponsel berkamera,
tapi kemudian tak efektif karena hampir semua ponsel keluaran baru
memiliki kamera.

Teknologi Bluetooth ini telah benar-benar mendobrak adat dan
kebiasaan di negara Muslim itu, di mana sebelumnya para muda-mudi
yang ingin berkenalan lebih dekat saling bertukar nomor telepon atau
alamat dengan cara melemparkan nomor dan alamat itu melalui jendela
mobil di jalan atau di pusat perbelanjaan.

Tapi dengan Bluetooth, laki-laki dan perempuan akan aman berpacaran
di mal, restoran bahkan di perempatan jalan, tanpa harus diburu
polisi.

Sumber :
• http://www.suaramerdeka.com
• http://www.ppi-india.org
• http://www.media-indonesia.com Riyadh, Pacaran antara pasangan muda-mudi di Arab Saudi
adalah hal yang sangat ditabukan dan dilarang, termasuk di tempat-
tempat umum di mana pengelola biasanya memasang pembatas antara
pengunjung pria dan wanita.

Seperti restoran, hampir semua tempat makan di Riyadh telah memasang
pembatas untuk menghindari para tamu pria dan wanitanya saling
berpandangan dan melakukan kontak langsung.

Biasanya dipasang tembok pembatas berbentuk bulat yang mengelilingi
setiap meja makan di bagian tempat makan untuk keluarga, di mana
hanya terbuka bagi wanita yang sendiri atau wanita yang diantar oleh
kerabat dekat laki-lakinya. Sementara pengunjung pria ditempatkan di
lantai dasar.

Tapi pembatasan itu memacu kreativitas para muda mudi Arab Saudi yang
sudah ngebet ingin pacaran, dan tempat paling strategis untuk
ketemuan adalah di restoran.

Dengan teknologi canggih, mereka bisa menyiasati aturan ketat
tersebut. Mereka dengan aman dan nyaman saling bertukar nomor
telepon, foto dan bahkan ciuman. Tapi itu tak dilakukan mereka secara
kontak langsung, melainkan via telepon seluler yang memanfaatkan
teknologi yang bernama Bluetooth, yang kerap ada dalam fitur telepon
seluler kelas atas.

"Sekarang ini lebih menyenangkan datang ke restoran," kata Mona, 21,
yang bersama dua teman wanitanya sedang giat-giatnya bertukar
informasi dengan pria pilihan mereka yang dikirimkan melalui
Bluetooth.

"Saya sudah memanfaatkan Bluetooth sejak pertama kali diperkenalkan
tahun lalu. Kami selalu mencari hal baru untuk menyemarakkan hidup,"
kata Reem, 24, seorang wanita pengunjung restoran lainnya.

Biasanya para wanita di Arab Saudi tidak akan menyebutkan namanya
secara lengkap ketika berbicara soal komunikasi dengan lawan
jenisnya. Pria dan wanita bukan muhrim yang tertangkap basah saling
berbincang, berada dalam satu mobil atau saling berbagi makanan, akan
ditangkap oleh polisi.

Namun dengan Bluetooth 'ketemuan' menjadi aman dan terkendali. Para
pengguna ponsel hanya perlu mengaktifkan fungsi Bluetooth di ponsel
mereka dan kemudian tekan tombol 'search' untuk melihat siapa lagi
yang memiliki fitur itu dalam jarak sekitar 9 meter. Bila lebih dari
9 meter, Bluetooth tidak dapat berfungsi.

Mereka kemudian bisa mendapatkan daftar ID names orang lain di area
yang tercakup Bluetooth itu, yang kebanyakan dalam bahasa Arab, namun
dengan julukan yang aneh-aneh seperti poster boy, gadis sensitif,
hati singa, pencuri hati, puteri kecil dan lain-lain. Dan ada juga
yang menjurus vulgar seperti "enak untuk disentuh" dan "Saudi gay
club."

Setelah mendapatkan ID Names itu, pengguna ponsel tinggal klik nama
yang diminatinya untuk melakukan komunikasi.

Fenomena tersebut mendapat perhatian luas di media massa lokal,
khususnya setelah ada wanita yang mengambil gambar tamu perempuan
dalam sebuah pesta perkawinan melalui kamera ponsel, dan kemudian
foto itu disebarkan ke rekan mereka melalui Bluetooth.

Kejadian itu mengundang kepanikan di kalangan mereka yang takut foto
ibu, adik atau kakak perempuan atau anak perempuan mereka dilihat
oleh pria lain. Sejumlah keluarga bahkan menyewa pengawal wanita
untuk menyita ponsel berkamera dari tamu di pesta-pesta perkawinan.
Tapi pemerintah Saudi sulit untuk melarang penggunaan teknologi
tersebut. Tahun lalu Arab Saudi melarang penggunaan ponsel berkamera,
tapi kemudian tak efektif karena hampir semua ponsel keluaran baru
memiliki kamera.

Teknologi Bluetooth ini telah benar-benar mendobrak adat dan
kebiasaan di negara Muslim itu, di mana sebelumnya para muda-mudi
yang ingin berkenalan lebih dekat saling bertukar nomor telepon atau
alamat dengan cara melemparkan nomor dan alamat itu melalui jendela
mobil di jalan atau di pusat perbelanjaan.

Tapi dengan Bluetooth, laki-laki dan perempuan akan aman berpacaran
di mal, restoran bahkan di perempatan jalan, tanpa harus diburu
polisi.

Sumber :
• http://www.suaramerdeka.com
• http://www.ppi-india.org
• http://www.media-indonesia.com Riyadh, Pacaran antara pasangan muda-mudi di Arab Saudi
adalah hal yang sangat ditabukan dan dilarang, termasuk di tempat-
tempat umum di mana pengelola biasanya memasang pembatas antara
pengunjung pria dan wanita.

Seperti restoran, hampir semua tempat makan di Riyadh telah memasang
pembatas untuk menghindari para tamu pria dan wanitanya saling
berpandangan dan melakukan kontak langsung.

Biasanya dipasang tembok pembatas berbentuk bulat yang mengelilingi
setiap meja makan di bagian tempat makan untuk keluarga, di mana
hanya terbuka bagi wanita yang sendiri atau wanita yang diantar oleh
kerabat dekat laki-lakinya. Sementara pengunjung pria ditempatkan di
lantai dasar.

Tapi pembatasan itu memacu kreativitas para muda mudi Arab Saudi yang
sudah ngebet ingin pacaran, dan tempat paling strategis untuk
ketemuan adalah di restoran.

Dengan teknologi canggih, mereka bisa menyiasati aturan ketat
tersebut. Mereka dengan aman dan nyaman saling bertukar nomor
telepon, foto dan bahkan ciuman. Tapi itu tak dilakukan mereka secara
kontak langsung, melainkan via telepon seluler yang memanfaatkan
teknologi yang bernama Bluetooth, yang kerap ada dalam fitur telepon
seluler kelas atas.

"Sekarang ini lebih menyenangkan datang ke restoran," kata Mona, 21,
yang bersama dua teman wanitanya sedang giat-giatnya bertukar
informasi dengan pria pilihan mereka yang dikirimkan melalui
Bluetooth.

"Saya sudah memanfaatkan Bluetooth sejak pertama kali diperkenalkan
tahun lalu. Kami selalu mencari hal baru untuk menyemarakkan hidup,"
kata Reem, 24, seorang wanita pengunjung restoran lainnya.

Biasanya para wanita di Arab Saudi tidak akan menyebutkan namanya
secara lengkap ketika berbicara soal komunikasi dengan lawan
jenisnya. Pria dan wanita bukan muhrim yang tertangkap basah saling
berbincang, berada dalam satu mobil atau saling berbagi makanan, akan
ditangkap oleh polisi.

Namun dengan Bluetooth 'ketemuan' menjadi aman dan terkendali. Para
pengguna ponsel hanya perlu mengaktifkan fungsi Bluetooth di ponsel
mereka dan kemudian tekan tombol 'search' untuk melihat siapa lagi
yang memiliki fitur itu dalam jarak sekitar 9 meter. Bila lebih dari
9 meter, Bluetooth tidak dapat berfungsi.

Mereka kemudian bisa mendapatkan daftar ID names orang lain di area
yang tercakup Bluetooth itu, yang kebanyakan dalam bahasa Arab, namun
dengan julukan yang aneh-aneh seperti poster boy, gadis sensitif,
hati singa, pencuri hati, puteri kecil dan lain-lain. Dan ada juga
yang menjurus vulgar seperti "enak untuk disentuh" dan "Saudi gay
club."

Setelah mendapatkan ID Names itu, pengguna ponsel tinggal klik nama
yang diminatinya untuk melakukan komunikasi.

Fenomena tersebut mendapat perhatian luas di media massa lokal,
khususnya setelah ada wanita yang mengambil gambar tamu perempuan
dalam sebuah pesta perkawinan melalui kamera ponsel, dan kemudian
foto itu disebarkan ke rekan mereka melalui Bluetooth.

Kejadian itu mengundang kepanikan di kalangan mereka yang takut foto
ibu, adik atau kakak perempuan atau anak perempuan mereka dilihat
oleh pria lain. Sejumlah keluarga bahkan menyewa pengawal wanita
untuk menyita ponsel berkamera dari tamu di pesta-pesta perkawinan.
Tapi pemerintah Saudi sulit untuk melarang penggunaan teknologi
tersebut. Tahun lalu Arab Saudi melarang penggunaan ponsel berkamera,
tapi kemudian tak efektif karena hampir semua ponsel keluaran baru
memiliki kamera.

Teknologi Bluetooth ini telah benar-benar mendobrak adat dan
kebiasaan di negara Muslim itu, di mana sebelumnya para muda-mudi
yang ingin berkenalan lebih dekat saling bertukar nomor telepon atau
alamat dengan cara melemparkan nomor dan alamat itu melalui jendela
mobil di jalan atau di pusat perbelanjaan.

Tapi dengan Bluetooth, laki-laki dan perempuan akan aman berpacaran
di mal, restoran bahkan di perempatan jalan, tanpa harus diburu
polisi.

Sumber :
• http://www.suaramerdeka.com
• http://www.ppi-india.org
• http://www.media-indonesia.com Riyadh, Pacaran antara pasangan muda-mudi di Arab Saudi
adalah hal yang sangat ditabukan dan dilarang, termasuk di tempat-
tempat umum di mana pengelola biasanya memasang pembatas antara
pengunjung pria dan wanita.

Seperti restoran, hampir semua tempat makan di Riyadh telah memasang
pembatas untuk menghindari para tamu pria dan wanitanya saling
berpandangan dan melakukan kontak langsung.

Biasanya dipasang tembok pembatas berbentuk bulat yang mengelilingi
setiap meja makan di bagian tempat makan untuk keluarga, di mana
hanya terbuka bagi wanita yang sendiri atau wanita yang diantar oleh
kerabat dekat laki-lakinya. Sementara pengunjung pria ditempatkan di
lantai dasar.

Tapi pembatasan itu memacu kreativitas para muda mudi Arab Saudi yang
sudah ngebet ingin pacaran, dan tempat paling strategis untuk
ketemuan adalah di restoran.

Dengan teknologi canggih, mereka bisa menyiasati aturan ketat
tersebut. Mereka dengan aman dan nyaman saling bertukar nomor
telepon, foto dan bahkan ciuman. Tapi itu tak dilakukan mereka secara
kontak langsung, melainkan via telepon seluler yang memanfaatkan
teknologi yang bernama Bluetooth, yang kerap ada dalam fitur telepon
seluler kelas atas.

"Sekarang ini lebih menyenangkan datang ke restoran," kata Mona, 21,
yang bersama dua teman wanitanya sedang giat-giatnya bertukar
informasi dengan pria pilihan mereka yang dikirimkan melalui
Bluetooth.

"Saya sudah memanfaatkan Bluetooth sejak pertama kali diperkenalkan
tahun lalu. Kami selalu mencari hal baru untuk menyemarakkan hidup,"
kata Reem, 24, seorang wanita pengunjung restoran lainnya.

Biasanya para wanita di Arab Saudi tidak akan menyebutkan namanya
secara lengkap ketika berbicara soal komunikasi dengan lawan
jenisnya. Pria dan wanita bukan muhrim yang tertangkap basah saling
berbincang, berada dalam satu mobil atau saling berbagi makanan, akan
ditangkap oleh polisi.

Namun dengan Bluetooth 'ketemuan' menjadi aman dan terkendali. Para
pengguna ponsel hanya perlu mengaktifkan fungsi Bluetooth di ponsel
mereka dan kemudian tekan tombol 'search' untuk melihat siapa lagi
yang memiliki fitur itu dalam jarak sekitar 9 meter. Bila lebih dari
9 meter, Bluetooth tidak dapat berfungsi.

Mereka kemudian bisa mendapatkan daftar ID names orang lain di area
yang tercakup Bluetooth itu, yang kebanyakan dalam bahasa Arab, namun
dengan julukan yang aneh-aneh seperti poster boy, gadis sensitif,
hati singa, pencuri hati, puteri kecil dan lain-lain. Dan ada juga
yang menjurus vulgar seperti "enak untuk disentuh" dan "Saudi gay
club."

Setelah mendapatkan ID Names itu, pengguna ponsel tinggal klik nama
yang diminatinya untuk melakukan komunikasi.

Fenomena tersebut mendapat perhatian luas di media massa lokal,
khususnya setelah ada wanita yang mengambil gambar tamu perempuan
dalam sebuah pesta perkawinan melalui kamera ponsel, dan kemudian
foto itu disebarkan ke rekan mereka melalui Bluetooth.

Kejadian itu mengundang kepanikan di kalangan mereka yang takut foto
ibu, adik atau kakak perempuan atau anak perempuan mereka dilihat
oleh pria lain. Sejumlah keluarga bahkan menyewa pengawal wanita
untuk menyita ponsel berkamera dari tamu di pesta-pesta perkawinan.
Tapi pemerintah Saudi sulit untuk melarang penggunaan teknologi
tersebut. Tahun lalu Arab Saudi melarang penggunaan ponsel berkamera,
tapi kemudian tak efektif karena hampir semua ponsel keluaran baru
memiliki kamera.

Teknologi Bluetooth ini telah benar-benar mendobrak adat dan
kebiasaan di negara Muslim itu, di mana sebelumnya para muda-mudi
yang ingin berkenalan lebih dekat saling bertukar nomor telepon atau
alamat dengan cara melemparkan nomor dan alamat itu melalui jendela
mobil di jalan atau di pusat perbelanjaan.

Tapi dengan Bluetooth, laki-laki dan perempuan akan aman berpacaran
di mal, restoran bahkan di perempatan jalan, tanpa harus diburu
polisi.

Sumber :
• http://www.suaramerdeka.com
• http://www.ppi-india.org
• http://www.media-indonesia.com Riyadh, Pacaran antara pasangan muda-mudi di Arab Saudi
adalah hal yang sangat ditabukan dan dilarang, termasuk di tempat-
tempat umum di mana pengelola biasanya memasang pembatas antara
pengunjung pria dan wanita.

Seperti restoran, hampir semua tempat makan di Riyadh telah memasang
pembatas untuk menghindari para tamu pria dan wanitanya saling
berpandangan dan melakukan kontak langsung.

Biasanya dipasang tembok pembatas berbentuk bulat yang mengelilingi
setiap meja makan di bagian tempat makan untuk keluarga, di mana
hanya terbuka bagi wanita yang sendiri atau wanita yang diantar oleh
kerabat dekat laki-lakinya. Sementara pengunjung pria ditempatkan di
lantai dasar.

Tapi pembatasan itu memacu kreativitas para muda mudi Arab Saudi yang
sudah ngebet ingin pacaran, dan tempat paling strategis untuk
ketemuan adalah di restoran.

Dengan teknologi canggih, mereka bisa menyiasati aturan ketat
tersebut. Mereka dengan aman dan nyaman saling bertukar nomor
telepon, foto dan bahkan ciuman. Tapi itu tak dilakukan mereka secara
kontak langsung, melainkan via telepon seluler yang memanfaatkan
teknologi yang bernama Bluetooth, yang kerap ada dalam fitur telepon
seluler kelas atas.

"Sekarang ini lebih menyenangkan datang ke restoran," kata Mona, 21,
yang bersama dua teman wanitanya sedang giat-giatnya bertukar
informasi dengan pria pilihan mereka yang dikirimkan melalui
Bluetooth.

"Saya sudah memanfaatkan Bluetooth sejak pertama kali diperkenalkan
tahun lalu. Kami selalu mencari hal baru untuk menyemarakkan hidup,"
kata Reem, 24, seorang wanita pengunjung restoran lainnya.

Biasanya para wanita di Arab Saudi tidak akan menyebutkan namanya
secara lengkap ketika berbicara soal komunikasi dengan lawan
jenisnya. Pria dan wanita bukan muhrim yang tertangkap basah saling
berbincang, berada dalam satu mobil atau saling berbagi makanan, akan
ditangkap oleh polisi.

Namun dengan Bluetooth 'ketemuan' menjadi aman dan terkendali. Para
pengguna ponsel hanya perlu mengaktifkan fungsi Bluetooth di ponsel
mereka dan kemudian tekan tombol 'search' untuk melihat siapa lagi
yang memiliki fitur itu dalam jarak sekitar 9 meter. Bila lebih dari
9 meter, Bluetooth tidak dapat berfungsi.

Mereka kemudian bisa mendapatkan daftar ID names orang lain di area
yang tercakup Bluetooth itu, yang kebanyakan dalam bahasa Arab, namun
dengan julukan yang aneh-aneh seperti poster boy, gadis sensitif,
hati singa, pencuri hati, puteri kecil dan lain-lain. Dan ada juga
yang menjurus vulgar seperti "enak untuk disentuh" dan "Saudi gay
club."

Setelah mendapatkan ID Names itu, pengguna ponsel tinggal klik nama
yang diminatinya untuk melakukan komunikasi.

Fenomena tersebut mendapat perhatian luas di media massa lokal,
khususnya setelah ada wanita yang mengambil gambar tamu perempuan
dalam sebuah pesta perkawinan melalui kamera ponsel, dan kemudian
foto itu disebarkan ke rekan mereka melalui Bluetooth.

Kejadian itu mengundang kepanikan di kalangan mereka yang takut foto
ibu, adik atau kakak perempuan atau anak perempuan mereka dilihat
oleh pria lain. Sejumlah keluarga bahkan menyewa pengawal wanita
untuk menyita ponsel berkamera dari tamu di pesta-pesta perkawinan.
Tapi pemerintah Saudi sulit untuk melarang penggunaan teknologi
tersebut. Tahun lalu Arab Saudi melarang penggunaan ponsel berkamera,
tapi kemudian tak efektif karena hampir semua ponsel keluaran baru
memiliki kamera.

Teknologi Bluetooth ini telah benar-benar mendobrak adat dan
kebiasaan di negara Muslim itu, di mana sebelumnya para muda-mudi
yang ingin berkenalan lebih dekat saling bertukar nomor telepon atau
alamat dengan cara melemparkan nomor dan alamat itu melalui jendela
mobil di jalan atau di pusat perbelanjaan.

Tapi dengan Bluetooth, laki-laki dan perempuan akan aman berpacaran
di mal, restoran bahkan di perempatan jalan, tanpa harus diburu
polisi.

Sumber :
• http://www.suaramerdeka.com
• http://www.ppi-india.org
• http://www.media-indonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar