Selasa, 03 April 2007

Investor Arab Saudi Tarik Milyaran Dollar Keluar AS

London, Rabu - Para investor dari Arab Saudi merepatriasikan milyaran dollar
Amerika Serikat (AS) dana investasi dari pasar AS sehubungan dengan adanya
kekhawatiran akan terjadinya pembekuan atas aset-aset tersebut. Demikian
diberitakan Financial Times edisi Rabu (21/8) terbitan London. Berita tersebut
juga segera menyebar ke sejumlah kantor berita dan dilanjuti oleh BBC News pada
hari yang sama.

Bulan Maret lalu, AS juga telah membekukan aset Yayasan Al-Haramain Islamic
yang berbasis di Arab Saudi, yang ditanamkan di AS.

Menurut staf senior Dewan Relasi Asing (Council on Foreign Relations) yang
berbasis di AS, Youssef Ibrahim, para investor Arab Saudi telah menarik
setidaknya 200 milyar dollar AS dari AS dalam beberapa bulan terakhir.

Ibrahim mengatakan penarikan itu dipicu oleh permintaan kalangan aliran garis
keras di AS yang meminta pembekuan aset yang dimiliki investor dari negara kaya
minyak itu.

Ibrahim menambahkan, aliran keluar meningkat sebagai reaksi atas gugatan hukum
yang dilakukan pada 15 Agustus lalu di Washington oleh keluarga anggota korban
peristiwa 11 September.

Mereka menggugat tiga anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi, Sudan, dan sejumlah
bank yang bermarkas di negara-negara Teluk, serta beberapa yayasan. Salah satu
pangeran dari negara kerajaan yang digugat adalah Menteri Pertahanan, Pangeran
Sutan, pejabat tertinggi ketiga di Arab Saudi, negara paling kaya sumber minyak
di Timur Tengah.

Dari Dubai dilaporkan, puluhan warga Arab Saudi, yang umumnya mahasiswa yang
sedang belajar di perguruan tinggi AS, juga merencanakan gugatan balik terhadap
pemerintahan dan organisasi media AS dengan alasan telah meru-gikan mereka
secara psikologis dan finansial atas tudingan selama ini. Demikian dikatakan
pengacara sejumlah warga Arab Saudi, Katib Al-Shamri.

Menurut Al-Shamri, gugatan itu dilakukan menyusul adanya gugatan anggota
keluarga korban peristiwa 11 September sebagaimana tersebut di atas.

Keluarga korban peristiwa 11 September, dalam gugatannya, menuduh para pihak
tersebut membiayai jaringan Al Qaeda, yang dipimpin Osama bin Laden. Pengaju
gugatan tersebut juga meminta hukuman ekstra berat berupa denda 1.000 hingga
3.000 milyar dollar AS untuk masing-masing 14 rekening yang dimiliki 99
kelompok organisasi maupun perorangan. Mereka juga menuntut kompensasi kerugian
sebesar 100 trilyun dollar AS, khusus dari Sudan.

Dalam gugatan tersebut, dikatakan sebagian uang milik Arab Saudi telah
disalurkan untuk membiayai gerakan radikal anti-Amerika, termasuk ke jaringan
Al Qaeda. Gugatan tersebut telah membuat marah pihak Arab Saudi serta
menumbuhkan ketegangan dalam hubungan Arab Saudi-AS.

Menurut Financial Times, investor Arab Saudi diyakini telah mengalihkan
dana-dana investasi mereka yang ditanamkan dalam bentuk saham, modal usaha,
obligasi dan real estat ke rekening di sistem keuangan Eropa.

Kepala Bakheet Financial Advisors-perusahaan konsultan berbasis di Riyadh-Bishr
Bakheet, mengatakan, ia percaya akan penarikan dana tersebut meski ia mengakui
sulit untuk mengidentifikasi repatriasi modal. Namun demikian, ia mengatakan,
sejumlah besar dana investasi telah keluar dari AS.

"Saya taksir sebagian dana itu berpaling ke Eropa dan Jepang, sisanya ke Timur
Tengah, terutama ke Arab Saudi sendiri. Lihatlah transaksi besar tiba-tiba di
pasaran real estat Arab Saudi. Anda akan bisa menyimpulkan ada uang yang
kembali," demikian Bakheet menekankan.

"Pemodal tidak lagi percaya pada perekonomian dan kebijakan luar negeri AS.
Jika gugatan hukum di pengadilan Washington itu tidak ditepis, berarti tidak
akan ada lagi uang Arab Saudi di AS," kata Bakheet sebagaimana dikutip juga
oleh BBC News.

Ragu

Namun, Financial Times juga menambahkan bahwa beberapa bankir di London
mengatakan, investor mapan dan terbesar Arab Saudi belum terlihat melakukan
penarikan dana-dana investasinya dari AS.

Financial Times mengutip seorang bankir yang tidak disebutkan namanya yang
mengatakan, "Saya skeptis atas eksodus dana massal tersebut. Akan tetapi,
memang ada banyak dana Arab Saudi yang disimpan di sistem perbankan AS yang
belum melakukan diversifikasi, kini sedang melakukan pelebaran sayap investasi.
Barangkali sekitar 30 hingga 50 persen dana investasi yang ada di AS kini
sedang mengupayakan diversifikasi investasi."

Seorang ahli lainnya menyatakan keraguannya atas kebenaran berita tersebut.
"Saya akan bersikap skeptis, terutama soal besaran angka, meski saya bisa
melihatnya sebagai sebuah gejala yang bisa saja segera terjadi," kata ekonom
senior spesialis Timur Tengah, dari Economist Intelligence Unit, Simon Williams.

"Saya akan terkejut jika benar terjadi eksodus sebesar yang dilansir Financial
Times. Namun demikian, saya bukan hendak mengatakan bahwa itu tidak mungkin
terjadi atau tidak ada gejala signifikan akan munculnya perasaan anti-AS di
Arab Saudi. Akan tetapi, sejauh ini data tersebut tidak terlalu meyakinkan,"
ujar Williams.

Skeptis

Para pelaku di pasar uang juga menunjukkan sikap skeptis. "Kami jauh dari
yakin," ujar ekonom Citibank, Steve Englander. "Angka yang diberitakan itu
sangat besar, hampir separuh dari defisit neraca transaksi berjalan AS. Kurs
dollar AS versus euro pasti bukan lagi berada di level 0,98 dollar per satu
euro jika itu terjadi," katanya.

Neraca transaksi berjalan dikatakan defisit jika impor barang dan jasa sebuah
negara lebih kecil dibandingkan dengan arus ekspor barang dan jasa negara
tersebut. Defisit tersebut pada umumnya dibiayai dengan arus masuk modal asing.

Di situs BBC News ditulis bahwa seorang analis mengatakan, penarikan itu telah
memberikan kontribusi pada kejatuhan kurs dollar AS atas mata uang kuat dunia
lainnya akhir-akhir ini.

Pada Rabu kemarin, kurs dollar AS anjlok terhadap yen Jepang menjadi 115,75 yen
per dollar AS dari 116,3 yen per dollar AS. Penurunan juga terjadi terhadap
sejumlah mata uang dunia lainnya.

Sementara itu dari Riyadh, Arab Saudi, diberitakan para ekonom kini sedang
mencoba melacak investasi Arab Saudi di luar negeri sehubungan dengan kurangnya
bukti eksodus dana milyaran dollar AS itu.

Ekonom senior dari Riyadh Bank, Abdulwahab Abu-Dahesh, mengatakan, terlalu dini
untuk menyatakan bahwa ketegangan hubungan AS-Arab Saudi telah berdampak pada
pelarian dana investasi Arab Saudi, yang diperkirakan kini berjumlah 800 milyar
dollar AS.

Sekadar perbandingan, jumlah total investasi Arab Saudi, yang ditanamkan di AS
itu saja, lebih dari cukup untuk melunasi utang negara Indonesia sekitar 140-an
milyar dollar AS. Atau jumlah itu jauh di atas 80 milyar dollar AS, total
kebangkrutan dunia usaha di Indonesia yang dipicu krisis. Jumlah itu juga jauh
di atas 257 milyar dollar AS, simpanan warga kaya Indonesia di
luar negeri yang pernah dilansir perusahaan konsultan McKinsey. Bahkan, juga,
jauh di atas jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 130,3 milyar
dollar AS.

Jumlah tersebut hanya sekitar 2 persen dari total PDB AS yang sebesar 10.369
milyar dollar AS. Namun, jika eksodus itu terjadi, setidaknya akan mampu
menggoyang korporasi besar AS. Sebagai contoh saja, Long Term Capital
Management (berbasis di AS) terpaksa ditolong oleh Bank Sentral AS dengan
suntikan dana 3,5 milyar dollar AS, untuk menjaga agar tidak terjadi gelombang
dahsyat volatilitas kurs dollar AS sekitar dua tahun lalu.

Jumlah dana eksodus itu seperlima atau sekitar 20 persen total kapitalisasi
(jumlah dana yang diraih) bursa saham AS yang sekitar 1.000 milyar dollar AS.
Dari sudut pandang ekonomi, jika benar terjadi, eksodus itu akan melahirkan
ledakan skala besar setidaknya di pasar AS, untuk tidak menyebutkan pasar uang
dunia.

"Terlalu dini untuk mengatakan besaran angka itu adalah benar. Kebanyakan
investasi adalah berjangka panjang dan investor tidak terlalu mudah dipengaruhi
pemberitaan media," kata Abu-Dahesh.

"Benar sejumlah dana telah direpatriasikan, namun tidak besar dan sulit menduga
besarannya. Hal bagus adalah sebagian dana itu ditanamkan di investasi tetap
seperti real estat, obligasi pemerintahan AS. Memindahkannya membutuhkan
waktu," lanjut Abu-Dahesh.

Sumber :
• http://www.kompas.com
• http://www.freelists.org
• http://www.untirtanet.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar